“Aku didesak dari dua pihak: aku ingin pergi dan diam bersama-sama dengan Kristus itu memang jauh lebih baik; tetapi lebih perlu untuk tinggal di dunia ini karena kamu.” Filipi 1: 23 – 24
Pernahkah anda dihadapkan pada beberapa pilihan dalam hidup ini? Jika jumlah pilihan itu ada banyak, tentu sulit bagi anda untuk mendapatkan yang terbaik. Ibarat sebuah undian, dalam film Forrest Gump (1994), tokoh utama Forrest Gump (diperankan oleh Tom Hanks) mengatakan “Mama selalu bilang hidup itu seperti sekotak coklat. Anda tidak pernah tahu apa yang akan anda dapatkan.” Bagaimana pula jika pilihan itu hanya dua? Tentunya anda mengira bahwa lebih mudah untuk memilih yang terbaik?
Paulus dalam ayat diatas menghadapi dua pilihan. Bukan dua “coklat” yang terbungkus, yang tidak diketahui jenisnya. Paulus melihat dua pilihan yang jelas berbeda: meninggalkan dunia untuk menjumpai Kristus, atau tetap tinggal di dunia. Mana yang lebih enak untuknya? Sudah tentu tinggal di surga lebih enak; itu jugalah yang diyakini banyak orang, Kristen dan non-Kristen.
Sekalipun kebanyakan orang percaya tentunya sadar akan enaknya rasa “coklat” yang pertama, mungkin mereka tidak begitu antusias untuk memilihnya selagi mereka masih sehat atau berkecukupan di dunia. Mereka lebih senang menikmati “coklat” yang kedua, apalagi kalau ada kemampuan dan kenyamanan yang tersedia di depan mata. Mumpung masih bisa! Barangkali, hanya jika ada persoalan hidup yang sangat besar, manusia mulai memikirkan “coklat” yang pertama, tetapi itu mungkin saja karena terpaksa.
Dalam membaca ayat diatas kita harus sadar bahwa hidup Rasul Paulus bukannya mudah. Ia hidup dalam perjuangan: mengalami ancaman, kelaparan, sakit dan sebagainya (2 Korintus 11: 23 – 28). Ia tahu bahwa di surga, hal-hal itu tidak akan dijumpainya. Tetapi ia sadar bahwa kehendak Tuhanlah yang harus terjadi. Jika Tuhan masih menghendaki dia untuk tinggal di dunia, Paulus percaya bahwa dia harus hidup dan bekerja untuk Tuhan dan sesama.
Pagi ini, kita diingatkan bahwa pada saat ini kita masih hidup di dunia. Jika hidup kita saat ini nyaman, janganlah kita berpikir bahwa ini adalah “coklat” terbaik yang pernah kita punyai, dan karena itu kita hanya hidup untuk menikmatinya. Sebaliknya, jika kita hidup dalam perjuangan dan penderitaan saat ini, janganlah kita mengutuki rasa “coklat” yang terasa kurang enak dalam mulut kita. Hidup kita selama di dunia ini haruslah untuk membawa kemuliaan kepada Tuhan selagi kita masih bisa!
“Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah…” Filipi 1: 21 – 22
Keren. Mmbca ini tiba2 otak sy terbayang dg golongan tertentu yg kebelet dg sorga hingga merugikan pihak lain; teroris mksd sy 😂😂
SukaSuka
Ya itulah yang sesat
SukaSuka
Amin
SukaSuka