Kemunafikan itu menular

“Tidak ada sesuatupun yang tertutup yang tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatupun yang tersembunyi yang tidak akan diketahui.” Lukas 12: 2

Dalam Lukas 12: 1 -3 Tuhan Yesus mengutarakan perasaanNya terhadap orang Farisi. Apa yang diucapkanNya adalah cukup pedas untuk ukuran telinga kita: “Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi.” Yesus menggambarkan bahwa kemunafikan kaum Farisi itu seperti ragi, yang akan menyebar dan mempengaruhi murid-muridNya. Kemunafikan itu agaknya menular.

Menurut wikipedia, kaum Farisi, tergantung dari waktunya, adalah sebuah partai politik, sebuah gerakan sosial, dan belakangan sebuah aliran pemikiran di antara orang-orang Yahudi yang berkembang pada masa Bait Suci kedua (536 SM – 70 M). Alkitab mencatat bahwa kaum Farisi sebagai kaum yang umumnya munafik. Apa arti munafik? Munafik adalah perbuatan seseorang yang berbeda dengan apa yang dikatakan atau diajarkannya kepada orang lain. Munafik adalah tindakan berpura-pura. Perbuatan munafik seringkali berhubungan dengan adanya “double standard” atau pelaksanaan hukum atau etika yang mendua.

Umumnya orang berpendapat bahwa kemunafikan adalah berkaitan dengan nilai moral seseorang, terutama tokoh agama. Mungkin orang kurang menyadari adanya kemunafikan kolektif dalam suatu masyarakat atau negara. Tetapi di negara manapun, tanda-tanda kemunafikan itu selalu ada, terutama dalam hal politik dan hukum. Ada negara yang menekankan pentingnya hukum, tetapi hukum sering hanya berlaku pada rakyat jelata, dan bukan pada mereka yang berkuasa. Ada juga yang demi keadilan, pemerintah memberi hak kepada kelompok tertentu, tetapi membuat hak kelompok lain menjadi hilang. Kasus korupsi, nepotisme, legalisasi aborsi , perkawinan sejenis dan eutanasia adalah beberapa contoh apa yang sudah terjadi sebagai akibatnya. Selain itu, kita bisa melihat adanya orang-orang yang mempunyai rasa kekeluargaan yang kuat didalam kalangan sendiri, tetapi membenci kelompok lain sedemikian rupa sehingga merasa perlu untuk membuat kabar-kabar bohong tentang kelompok lain. Semua itu adalah bentuk-bentuk kemunafikan.

Secara individu, manusia cenderung, dengan sadar atau tidak, mengikuti apa yang dianggap sebagai kebenaran oleh kelompoknya. Apa yang sudah diterima dalam kelompoknya, mudah untuk menjadi sesuatu kebenaran baginya. Tetapi, dalam ayat diatas Yesus berkata bahwa kita secara individual bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan. Apa yang kita lakukan akan terlihat oleh Tuhan. Tuhan tentu tahu jika kita berbuat dosa, sekalipun dengan alasan bahwa semua orang juga melakukan hal yang sama. Dunia juga akan melihat apakah sebagai orang Kristen, kita juga sudah terkena “ragi” kemunafikan yang ada dalam lingkungan kita.

“Karena itu apa yang kamu katakan dalam gelap akan kedengaran dalam terang, dan apa yang kamu bisikkan ke telinga di dalam kamar akan diberitakan dari atas atap rumah.” Lukas 2: 3

Pagi ini, firman Tuhan mengingatkan bahwa kita sebagai orang Kristen harus memegang Firman sebagai kaidah kehidupan. Kita harus berani menentang arus kemunafikan, kepalsuan dan ketidakadilan di sekitar kita. Memang itu tidak mudah karena kita bisa menjadi orang yang tidak disukai. Tetapi Yesus berkata bahwa kita harus lebih takut kepada Tuhan, daripada manusia.

“Aku berkata kepadamu, hai sahabat-sahabat-Ku, janganlah kamu takut terhadap mereka yang dapat membunuh tubuh dan kemudian tidak dapat berbuat apa-apa lagi. Aku akan menunjukkan kepada kamu siapakah yang harus kamu takuti. Takutilah Dia, yang setelah membunuh, mempunyai kuasa untuk melemparkan orang ke dalam neraka. Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, takutilah Dia!” Lukas 12: 4 – 5

2 pemikiran pada “Kemunafikan itu menular

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s