“Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” Mazmur 103: 15 – 16
Sewaktu berada di Canadian Rockies, saya sangat terkesan melihat pemandangan gunung-gunung berlapis salju yang mengitari danau-danau yang airnya berwarna biru muda. Sayang, pada waktu itu bunga-bunga liar tidaklah banyak terlihat.
Bunga-bunga liar yang warnanya indah banyak ditemui pada musim tertentu, tetapi umurnya tidak panjang. Hal ini tidak menjadi persoalan jika kita datang ke tempat ini untuk mengagumi gunung-gunung batu dan danau-danau yang ada sejak ribuan tahun yang lalu.
Pemazmur dalam ayat diatas agaknya menjumpai keadaan yang serupa dengan apa yang saya lihat. Bahwa bunga-bunga di padang rumput itu terlihat indah untuk sesaat saja dan setelah itu hilang tertiup angin. Sebaliknya, gunung dan danau tetap tidak berubah dan dikagumi banyak orang setiap hari.
Hidup manusia menurut pemazmur, adalah singkat saja – seperti rumput atau bunga di padang. Mungkin sebagian kecil manusia bisa mencapai umur 100 tahun, tetapi kebanyakan orang sudah dapat dikategorikan berumur panjang jika bisa mencapai umur 80 tahun. Dibandingkan dengan hewan seperti kura-kura dan ikan paus yang bisa mencapai umur ratusan tahun, manusia memang tidak panjang umurnya.
Dari umur 80 tahun yang mungkin bisa dicapai manusia, mungkin 20 tahun pertama dan 20 tahun terakhir adalah masa yang mungkin tidak produktif. Dengan demikian, paling banyak hanya separuh umur manusia yang biasanya bisa dipakai untuk berkarya. Untuk orang-orang yang tenar, seperti pemain sepakbola atau tenis ternama, masa jaya mereka malahan bisa lebih singkat.
Kebanyakan orang menggunakan umur produktif itu untuk mencari nafkah dan membina karir dan rumah tangga, dan seusai masa bekerja, hidup yang tersisa mungkin bisa dipakai untuk membantu anak cucu sebelum usia tua. Itulah garis besar hidup manusia yang mirip dengan bunga di padang. Haruskah sedemkian? Adakah cara hidup lain yang lebih baik, yang tidak seperti bunga rumput di padang?
Jika kita ingin untuk hidup lebih panjang, seperti banyak orang di zaman ini berusaha dengan segala cara, itupun tidak mengubah hidup kita untuk lebih berguna. Seperti bunga di padang, saat dimana kita bisa membanggakan diri kita adalah terbatas. Tetapi, Alkitab menulis bahwa kemuliaan Tuhan itu kekal, ada dari dulu, sekarang, dan sampai selama-lamanya. Karena itu, hidup kita akan jauh lebih baik dari bunga di padang jika kita memakainya untuk memuliakan Tuhan dari awal hingga akhirnya. Sekalipun kita pada akhirnya harus meninggalkan dunia ini, kemuliaan yang kita punyai tidak akan hilang, sebab itu adalah kemuliaan Tuhan yang tercerminkan dalam hidup kita. Manakah yang anda pilih?
“Dan kita semua mencerminkan kemuliaan Tuhan dengan muka yang tidak berselubung. Dan karena kemuliaan itu datangnya dari Tuhan yang adalah Roh, maka kita diubah menjadi serupa dengan gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar.” 2 Korintus 3: 18
Alkitab jg berkata, hnya mreka yg melakukan kehendak Tuhan yg hidupnya kkal smpai selama-lamanya (hdup rohaniah).
SukaSuka