“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1: 9
Bayangkan ada sebuah pertanyaan multiple choice (MCQ) yang diberikan kepada seluruh manusia di dunia:
Mengapa manusia sering melakukan hal yang jahat?
- Iblis yang menyuruh
- Pengaruh orang-orang disekitarnya
- Diturunkan dari orang tua
- Manusia pada hakikatnya jahat
Menurut anda, jawaban mana yang paling banyak dipilih oleh responden? Mungkin tidak mudah untuk menerka jawaban yang paling “populer”, tetapi jawaban yang paling tidak disukai mungkin adalah pilihan nomer 4.
Banyak manusia yang menolak kenyataan bahwa manusia pada hakikatnya jahat dan karena itu harus selalu berjuang untuk bisa berbuat baik. Berbuat baik bukanlah sesuatu yang secara natural akan dilakukan manusia. Jika tidak ada hukum dan peraturan di dunia, manusia dengan kebebasannya cenderung untuk melakukan apa yang dikehendakinya. Adam dan Hawa juga berbuat seperti itu, dengan dosa yang pertama.
“Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya.” Kejadian 3: 6
Mungkin sebagian orang selalu menuduh iblis sebagai biang keladi dosa. Jika tidak ada iblis, tentu manusia tidak berbuat dosa. Ini ada benarnya, karena dari mulanya iblis selalu berusaha mempermalukan Tuhan dengan mendorong manusia untuk melawan perintah Tuhan. Tetapi manusia dengan kebebasannya tidak harus menuruti bisikan iblis. Iblis tidak tinggal didalam diri semua manusia di dunia dan membuat mereka melakukan dosa diluar kemauan mereka. Manusia bukan robot-robot iblis.
“Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya.” Yakobus 1: 14
Ada juga mereka yang percaya bahwa manusia berbuat jahat karena pengaruh orang lain. Seperti Adam yang dipengaruhi oleh Hawa. Mereka mungkin selalu menyalahkan orang lain atau lingkungan disekitarnya, sebagai penyebab kesalahannya. Tetapi baik Adam dan Hawa dihukum oleh Tuhan sebab keduanya sudah berdosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Roma 3: 23
Ada juga orang yang percaya bahwa manusia bisa hidup dalam kegelapan karena apa yang sudah dilakukan oleh orang tua dan nenek moyang mereka pada zaman dulu. Ini ada benarnya, karena semua manusia dari lahir sudah membawa dosa, akibat dosa yang diperbuat Adam dan Hawa. Seorang yang hidup bergelimang dalam dosa juga bisa menyebabkan anak cucunya menempuh cara hidup dan mengalami penderitaan yang serupa di masa depan. Tetapi ini bukan berarti bahwa kita tidak bisa bebas dari pengaruh masa lalu. Karena Tuhan menjanjikan kepada siapa saja, tanpa memandang asal usulnya, untuk bisa diselamatkan. Adanya dosa nenek moyang tidak memerlukan penebusan yang lebih besar dari kematian Yesus Kristus. Darah Yesus Kristus saja sudah cukup untuk melepaskan kita dari belenggu dosa.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16
Pagi ini, firman Tuhan berkata bahwa dosa pada hakikatnya adalah tanggung jawab kita pribadi. Kita tidak bisa menyalahkan apapun dan siapapun atas dosa yang kita perbuat. Kita tidak bisa meminta orang lain untuk memberikan kita pembebasan (deliverance) dari belenggu dosa. Kita tidak bisa minta pengampunan atas dosa orang tua kita atau atas perbuatan iblis yang mungkin mempengaruhi kita. Tetapi, bagi kita yang mau mengaku dosa kita, langsung kepada Tuhan, Tuhan adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Dalam hal ini, pengakuan dosa yang benar selalu disertai dengan kemauan untuk tidak hidup dalam dosa lagi karena kita sudah menjadi pengikut Kristus dan bukan pengikut iblis.
“Barangsiapa yang tetap berbuat dosa, berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya.”1Yohanes 3: 8a
Yup, jngn slah (dlm) mnyalahkan. Mnusia brdosa itu krn dirinya sendiri, bkn krn iblis atau setan. Krn dirinya diri yg tdk taat kpd hukum Allah. Dirinya diri punya keinginan, dan keinginannya itulah yg memikat dirinya, dan jika keinginannya yg slh itu dibuahi mka lahirlah dosa.
Sbab, klau dosa krn iblis, mka iblis brdosa prtma kli krn siapa? Masa krn Tuhan. Tdk, tp krn dirinya iblis yg tak mau taat itu.
Yg lbh pelik itu mestinya, mngpa Tuhan mengizinkan dosa ad klau Ia Mahatahu dan Mahakuasa dr kkal hingga kkal?
SukaSuka