Mujizat apa yang masih dicari?

“Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.” 2 Tesalonika 2: 9 – 10

Setiap hari, jika kita membaca berbagai media, kita bisa menjumpai banyak berita yang menunjukkan adanya berbagai penderitaan yang dialami manusia. Hati kita mungkin menjadi sedih jika kita membayangkan bahwa banyak diantara mereka yang tidak dapat memperoleh pertolongan baik untuk kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani.

Pada pihak yang lain, dalam media kita juga menemui berbagai kabar baik tentang adanya berbagai organisasi yang bisa membantu mereka yang menderita, bermacam obat yang bisa menyembuhkan berbagai penyakit, dan juga berbagai keajaiban yang terjadi dalam hidup manusia. Kita harus bersyukur bahwa dalam keadaan yang buruk bagaimanapun, kita bisa melihat Tuhan masih tetap bekerja baik secara langsung maupun tidak langsung, untuk menolong mereka yang menderita.

Memang kebutuhan manusia itu berbagai ragam adanya, dan sekalipun mereka yang kaya-raya tetap juga mempunyai berbagai hal yang masih mereka cari. Seringkali, dalam usaha untuk mencari apa yang sangat diperlukannya, manusia mengalami jalan buntu dan karena itu hanya bisa berharap akan adanya mujizat. Sebagian menemukan “miracle” yang terjadi melalui datangnya pertolongan yang tidak disangka, melalui pengobatan yang tidak tradisionil, maupun kejadian-kejadian yang tidak bisa diterima dengan pikiran sehat manusia. Dan jika itu terjadi, manusia mungkin bisa merasakan adanya keajaiban atau faktor keberuntungan.

Mereka yang selalu mengharapkan datangnya sesuatu yang luar biasa, seringkali terperangkap dalam hal-hal yang nampaknya spektakuler namun sebenarnya hanya sekedar bayangan atau impian saja. Karena harapan yang terlalu besar, apapun yang muncul lebih mudah diterima sebagai manifestasi apa yang mereka inginkan. Serupa dengan efek plasebo dalam ilmu obat-obatan, apa yang mereka alami, baik dalam hal jasmani ataupun rohani hanyalah semu dan bersifat sementara saja.

Mengapa orang Kristen bisa jatuh kedalam jerat mujizat dan keajaiban palsu? Itu pada umumnya disebabkan oleh fokus kehidupan sehari-hari. Mereka yang memusatkan perhatian pada kekayaan, mengharapkan Tuhan membuat mujizat dalam hal harta dan kesuksesan. Mereka yang selalu memikirkan hal kesehatan, mudah terperangkap dalam hal kesembuhan ilahi. Dengan demikian pandangan mata rohani mereka menjadi sangat terbatas kemampuannya. Bagi mereka, Tuhan hanya ada karena adanya mujizat yang bisa mereka lihat atau alami.

Pagi ini, ayat diatas mengingatkan kita bahwa iblis adalah oknum yang pintar. Iblis bisa memanfaatkan kelemahan manusia yang selalu bergantung pada mujizat, dengan membuat berbagai perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dan dengan rupa-rupa tipu daya jahat. Tipu daya iblis pasti berhasil jika ada orang-orang yang tidak sadar bahwa mereka sudah menerima keajaiban terbesar yang sudah ditawarkan oleh Yesus Kristus, yaitu keselamatan jiwa mereka. Mereka yang tidak mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka, akan tetap tinggal dalam kebodohan mereka dan menerima apa yang tidak ada gunanya di hadapan kemuliaan Tuhan. Kita harus sadar bahwa sekalipun kita tidak melihat tanda-tanda ajaib dengan mata anda, keajaiban yang terbesar sudah terjadi pada diri kita. Karena itu,

  • Iman kita tidak berlandaskan pada mujizat, tetapi berlandaskan pada Yesus.
  • Kita tidak mencari mujizat, tetapi mencari kehendak Tuhan.
  • Kita tidak memuliakan mujizat, tetapi memuliakan Tuhan.
  • Kita tidak memasyhurkan mujizat, tetapi memasyhurkan nama Tuhan.

Satu pemikiran pada “Mujizat apa yang masih dicari?

  1. Saya setuju dg klimat Anda brukut ini:
    “Mengapa orang Kristen bisa jatuh kedalam jerat mujizat dan keajaiban palsu? Itu pada umumnya disebabkan oleh fokus kehidupan sehari-hari. Mereka yang memusatkan perhatian pada kekayaan, mengharapkan Tuhan membuat mujizat dalam hal harta dan kesuksesan. Mereka yang selalu memikirkan hal kesehatan, mudah terperangkap dalam hal kesembuhan ilahi. Dengan demikian pandangan mata rohani mereka menjadi sangat terbatas kemampuannya. Bagi mereka, Tuhan hanya ada karena adanya mujizat yang bisa mereka lihat atau alami.”

    Bgtupun dg 4 poin di bagian akhir tulisan. Pas bnget itu.

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s