“Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk perhambaan.” Galatia 5: 1
Sekali merdeka, tetap merdeka! Begitulah semboyan yang kita kenal sejak lama di Indonesia, terutama pada saat kita merayakan hari kemerdekaan bangsa dari penjajahan.
Kemerdekaan (freedom) adalah sebuah hal yang didambakan setiap manusia di dunia, dimanapun mereka berada. Untuk menjadi merdeka (free) orang mungkin mau membayar harga apapun, dan bahkan bersedia berjuang sampai mati.
Memang Tuhan dari mulanya sudah memberikan kemerdekaan kepada manusia ciptaanNya di taman Firdaus, dan dengan itu setiap manusia mengerti perlunya hal itu.
“Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: “Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas..” Kejadian 2: 16
Tuhan memberikan taman Firdaus kepada Adam dan Hawa untuk tempat hidup mereka, agar mereka bisa menjadi “manager“, yang mengusahakan dan memelihara taman itu. Mereka bebas untuk menjalani hidup mereka dan boleh memakan buah apa saja, kecuali buah dari pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
“..tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” Kejadian 2: 17
Jelas bahwa sekalipun kemerdekaan itu adalah hak azasi manusia, dengan kemerdekaan ada kewajiban dan batasan. Sayang sekali, karena Adam dan Hawa melanggar batasan itu, mereka kehilangan kemerdekaan mereka dan jatuh kedalam belenggu dosa. Oleh karena itu juga, semua manusia adalah mahluk yang berdosa sejak dilahirkan. Dengan demikian, tak ada satu manusia pun yang bisa bebas dari hukuman dosa, yaitu kematian abadi, jika Yesus Kristus tidak datang ke dunia untuk menebus dosa manusia.
Sebagai umat Kristen, kita adalah orang-orang yang sudah dimerdekakan dari belenggu dosa, dan menjadi manusia merdeka, seperti keadaan Adam dan Hawa pada mulanya. Harga kemerdekaan kita tidak mungkin terbayar oleh usaha kita sendiri. Harga yang termahal itu sudah dibayar oleh Tuhan, dengan mengurbankan AnakNya yang tunggal, Yesus Kristus.
Sekali merdeka, tetap merdeka! Itu adalah harapan kita. Kita harus bersyukur bahwa dengan adanya satu pengurbanan yang sempurna, semua dosa kita sudah diampuni Tuhan. Dengan kemerdekaan itu, kita harus ingat bahwa tidak ada kemerdekaan yang tidak berkaitan dengan tanggung jawab dan kewajiban untuk mempertahankannya. Karena setiap orang yang sudah merdeka, bisa jatuh lagi kedalam perhambaan dan kehilangan kemerdekaannya, jika tidak berhati-hati dalam hidup dan tingkah lakunya.
Pagi ini, kita diingatkan bahwa hidup sebagai manusia yang merdeka bukanlah berarti bahwa kita bisa dan boleh berbuat apa saja yang kita sukai. Kemerdekaan yang benar adalah kemerdekaan dalam batas-batas hukum yang ada. Kemerdekaan yang tanpa batas adalah sebuah anarki. Bagi kita umat Kristen, segala hukum yang ada bisa disimpulkan dalam dua hukum yang terutama, yaitu untuk menghormati Tuhan dan mengasihi sesama kita.
“Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Galatia 5: 13
Merdeka sjati sesungguhnya hnya ad dlm kbnaran Tuhan.
SukaDisukai oleh 1 orang