Apakah kasihNya sama untuk setiap orang?

“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.” Matius 5: 45

Pertanyaan diatas adalah pertanyaan yang sebenarnya sukar untuk dijawab. Secara teologi, pertanyaan ini sudah banyak diperdebatkan. Tetapi, untuk hidup sehari-hari, ada baiknya untuk kita renungkan dan simak.

Sebagian orang Kristen akan menjawab pertanyaan diatas dengan “ya”, karena kasih Tuhan yang memelihara dunia dan isinya, dan bahkan seluruh jagad raya. Tanpa penciptaan dan pemeliharaan (providensia) Tuhan, dunia ini akan kacau balau jadinya.

Tuhan memang mahakasih dan mahaadil, karena itu Ia memberikan kesempatan bagi seluruh umat manusia untuk bisa hidup, bekerja dan bermasyarakat dengan menggunakan semua berkatNya. Seluruh umat manusia diberi kesempatan yang sama untuk bisa menikmati apa yang sudah diciptakanNya di alam semesta. Ini jugalah salah satu yang mendorong manusia untuk menerapkan prinsip keadilan dalam sebuah negara.

Yesus dalam menyatakan hukum yang kedua, berkata:

“Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Matius 22: 39

Dalam hal ini, jelas bahwa umat Kristen harus mengasihi sesamanya, baik mereka yang seiman maupun yang belum menerima Yesus sebagai Juruselamat. Kita harus mengasihi sesama kita, dan bukan hanya orang-orang tertentu, seperti Tuhan yang sudah mengasihi seluruh ciptaanNya.

Walaupun kasih Tuhan itu mahabesar, keadilanNya mengharuskan semua umat manusia yang sudah jatuh dalam dosa untuk menerima hukuman yang setimpal. Dalam hal ini, Tuhan tetap menunjukkan kasihNya kepada seisi dunia (kosmos) dengan mengirimkan AnakNya yang tunggal untuk menyelamatkan mereka yang mau percaya kepadaNya.

“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16

Sekalipun Tuhan itu senang melihat seluruh ciptaanNya (Kejadian 1: 31), Ia mengasihi manusia lebih dari yang lain. Ia memberikan mandat kepada Adam dan Hawa untuk memelihara segala yang ada (Kejadian 2: 15). Tuhan yang mahakasih ternyata membeda-bedakan kasihNya. Dari awalnya, Tuhan mengasihi mereka yang bisa taat kepadaNya dan memuliakanNya. Tuhan memang menciptakan manusia menurut gambarNya untuk kemuliaanNya.

Jika Tuhan lebih mengasihi manusia daripada hewan dan tumbuhan atau apapun yang diciptakanNya, itu menunjukkan bahwa Tuhan menghargai hubungan mesra yang seharusnya selalu ada antara manusia dan Tuhan. Dengan jatuhnya manusia kedalam dosa, tidak semua manusia bisa merasakan pentingnya hal itu. Sekalipun di kalangan orang percaya, tidak semuanya sadar bahwa Tuhan lebih menghargai mereka yang taat dan dekat kepadaNya. Obedience is the key to God’s heart, ketaatan manusia adalah kunci hati Tuhan.

Umat Kristen adalah bagian tubuh Kristus. Oleh sebab itu, Tuhan lebih mengasihi mereka yang taat kepadaNya daripada mereka yang hidup menurut jalan mereka sendiri. Ia selalu memelihara, mengasuh dan merawat umatNya, baik dalam suka maupun duka.

Sebab tidak pernah orang membenci tubuhnya sendiri, tetapi mengasuhnya dan merawatinya, sama seperti Kristus terhadap jemaat, karena kita adalah anggota tubuh-Nya.” Efesus 5: 29 – 30

Pagi ini, jika hati kita bertanya-tanya, apakah Tuhan mencintai umatNya lebih dari orang lain, kita tahu apa jawabnya. Mungkin kita heran mengapa mereka yang hidupnya ugal-ugalan, justru terlihat nyaman dan jaya. Dalam hal ini, kita harus sadar bahwa Tuhan menciptakan manusia sedemikian rupa sehingga kebahagiaan sejati hanya bisa diperoleh melalui hubungan yang baik denganNya. Kepada yang taat kepadaNya, Ia adalah Tuhan yang sanggup dan siap untuk melimpahkan damai sejahtera dalam hidup mereka.

“Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.” Yohanes 14: 27

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s