“Orang yang kenyang menginjak-injak madu, tetapi bagi orang yang lapar segala yang pahit dirasakan manis.” Amsal 27: 7
Dalam perjalanan di New Zealand saya mengunjungi beberapa toko yang menjual cindera mata atau souvenir. Diantara apa yang populer diantara para turis adalah madu Manuka yang dikatakan mengandung berbagai khasiat untuk kesehatan. Dengan harga yang cukup mahal, mereka yang mau membelinya tentunya tidak akan menyia-nyiakannya. Kebanyakan mereka membawa madu itu pulang ke negara masing-masing seperti layaknya barang berharga.
Jika ayat diatas mengatakan bahwa orang yang kenyang menginjak-injak madu, tentunya orang bisa bertanya-tanya apakah orang yang perutnya kenyang akan membuang madu yang berharga dan rasanya enak itu. Bukankah lebih baik untuk menyimpan madu itu untuk bisa dikonsumsi pada saat yang tepat? Disini kita bisa membayangkan bahwa orang yang kenyang dalam ayat itu adalah orang yang yakin bahwa ia sudah mempunyai segalanya dan merasa bahwa madu itu tidak berharga. Orang sedemikian adalah orang yang sombong dan yang sedang hidup dalam kenikmatan, sehingga ia merasa bahwa tidak ada lagi yang dapat menarik perhatiannya. Sekalipun Tuhan menunjukkan kasihNya dan mau memberikan karunia keselamatan melalui Yesus, mereka yang menyukai dan kenyang dengan hal-hal duniawi tidak mau menerimanya. Mereka dengan kata-kata lain menginjak-injak uluran tangan kasih Tuhan.
Jika orang yang merasa kenyang akan menolak tawaran makanan yang enak, bagaimana pula sambutan orang yang lapar atas tawaran makanan? Sudah tentu mereka yang benar-benar lapar tidak akan menyia-nyiakan makanan apapun yang diberikan kepada mereka. Bagi orang yang lapar makanan yang tidak enakpun dirasakan enak. Seperti itu juga, mereka yang mendambakan kebenaran dari Tuhan akan dengan bersyukur menerima kabar baik bahwa mereka akan diselamatkan. Sekalipun hidup di dunia ini terasa berat dan pahit, dalam Kristus mereka menemui kelegaan dan kepuasan.
“Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan.” Matius 5: 6
Pagi ini, pertanyaan kepada kita yaitu apakah kita merasa bahwa kita sudah penuh dengan segala kenyamanan, kekayaan dan pengetahuan sehingga kita merasa kenyang dan tidak lagi mau menerima kebenaran Tuhan. Apakah kita sudah jenuh akan firman Tuhan, apakah kita sudah muak mendengarkan suaraNya? Berbahagialah orang yang masih dapat merasakan manisnya kasih Tuhan sekalipun hidup ditengah tantangan kehidupan.
Kata Yesus kepada mereka: “Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi, dan barangsiapa percaya kepada-Ku, ia tidak akan haus lagi.” Yohanes 6: 35