Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah! Betapa besar jumlahnya! Jika aku mau menghitungnya, itu lebih banyak dari pada pasir. Mazmur 139: 17 – 18
Matematika adalah salah satu ilmu pengetahuan yang penting, tetapi seringkali membuat sebagian murid kurang menyukainya. Itu mungkin disebabkan oleh ciri ilmu itu yang memang membutuhkan banyak pemikiran dan latihan untuk dapat menggunakannya dengan baik. Teringat saya pada waktu taman kanak-kanak, guru saya mulai mengajarkan teknik hitung-menghitung, dimulai dengan apa yang sangat sederhana, seperti 1+ 1 = 2. Dengan bertambahnya umur, saya menjadi semakin mampu mengerjakan soal matematika yang jauh lebih rumit, sehingga saya bisa memahami bahwa 1 ditambah 1 belum tentu menjadi 2 karena semua itu tergantung konteks aplikasinya.
Banyak orang yang dalam hidup juga berpikir bahwa mereka dapat, dan bahkan harus menghitung-hitung segala tindakan dan keadaan untuk dapat menentukan hari depan. Masa depan kita ada di tangan kita, begitu ungkapan yang sering kita temui. Dalam hal ini kita mungkin pernah mendengar berbagai nasihat serupa dari berbagai motivator, orang ternama dan orang yang sukses bisnisnya. Bagi mereka, segala segi kehidupan dapat dan harus diperhitungkan seperti layaknya menghitung satu ditambah satu.
Ada pula orang-orang yang berpendapat bahwa hidup ini tidaklah semudah apa yang bisa dihitung atau diperhitungkan. Ada banyak faktor yang tidak diketahui, unknown factors, yang bisa mempengaruhi hasil usaha manusia. Mereka menyebutnya sebagai unsur keberuntungan atau luck yang tidak bisa diduga. Karena itu ada pendapat bahwa orang-orang yang tidak lucky hidupnya kurang berhasil sekalipun mereka sudah bekerja keras. Sebaliknya, ada juga orang yang sukses sekalipun nampaknya santai-santai saja. Itu semua hanya tergantung pada prinsip berada di tempat yang tepat pada waktu yang tepat, atau being at the right place at the right time.
Walaupun demikian, ayat diatas menyatakan bahwa apa yang dikenal sebagai luck tidaklah ada. Mereka yang percaya faktor “untung” secara tidak langsung menolak kenyataan bahwa Tuhan mahakuasa dan mahabijaksana. Sebaliknya, untuk orang percaya, segala sesuatu ada dalam rancangan Tuhan. Dalam hal ini, jalan pemikiran Tuhan adalah sulit ditebak manusia karena Tuhan mempunyai banyak cara untuk mencapai tujuanNya. Jika manusia berusaha menerka apa yang akan dilakukan Tuhan dalam hidup mereka, itu adalah sesuatu yang sia-sia atau futile, jika Tuhan sendiri tidak mau menjelaskannya kepada mereka. Tuhan yang mahakuasa akan mewujudkan semua rancanganNya tanpa terpengaruh oleh tindakan manusia.
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman TUHAN. Seperti tingginya langit dari bumi, demikianlah tingginya jalan-Ku dari jalanmu dan rancangan-Ku dari rancanganmu.” Yesaya 56: 8 – 9
Pagi ini kita seharusnya menyadari bahwa sepandai-pandainya manusia, tidaklah mungkin baginya untuk menentukan masa depannya dengan keyakinan sendiri. Hidup ini tidak semudah prinsip menghitung satu tambah satu. Jika bagi mereka yang tidak mengenal Tuhan hal ini bisa membawa kekuatiran, mereka yang mengenal Tuhan sebagai Tuhan yang mahakasih akan hidup dan bekerja dengan keyakinan bahwa Tuhan akan menolong mereka untuk memilih jalan yang benar dan untuk tetap tabah dalam menghadapi masa-masa sulit.
“‘Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4: 6