Jangan membuat Tuhan cemburu

“Kamu tidak dapat minum dari cawan Tuhan dan juga dari cawan roh-roh jahat. Kamu tidak dapat mendapat bagian dalam perjamuan Tuhan dan juga dalam perjamuan roh-roh jahat. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?” 1 Korintus 10: 21 – 22

Dalam perkembangan gereja akhir-akhir ini, melalui pengamatan media saya mendengar datangnya praktik-praktik kehidupan yang nampaknya bermanfaat bagi umat Kristen. Jika pada waktu yang silam orang Kristen lebih memusatkan perhatian pada hal-hal yang rohani, praktik-praktik Kristen yang nampaknya modern menampilkan pendekatan “holistic” yang menggabungkan pendekatan rohani dan jasmani. Menurut pengertian holistik ini, sebagai orang percaya kita harus berusaha untuk menjalani hidup yang baik dalam hal jasmani maupun rohani. Orang Kristen dianjurkan untuk mencapai kesuksesan dalam keduanya.

Kalau ditinjau dari segi keutuhan hidup orang Kristen selama hidup di dunia, memang ideal jika kita bisa merasakan berkat Tuhan yang berkelimpahan baik dalam hal jasmani maupun rohani. Mengingat peristiwa dimana Yesus memberi makan lima ribu orang, kita bisa menyimpulkan bahwa Yesus peduli atas keadaan jasmani orang-orang yang mendengarkan pengajaranNya. Manusia tidak dapat hidup tanpa makan, dan sudah tentu Tuhan yang mahapemurah memberikan seisi bumi untuk dikelola manusia, baik yang tergolong umatNya maupun yang belum mengenal Dia.

Yesus semasa di dunia juga peduli akan kesehatan manusia, sebagaimana Ia mengerti bahwa kebahagiaan manusia juga dapat dipengaruhi oleh keadaan tubuhnya. Karena itu Ia menyembuhkan banyak orang sakit, baik mereka yang percaya kepadaNya, maupun yang belum percaya kepadaNya. Lebih dari itu, Yesus memerintahkan murid-muridNya untuk pergi memberitakan Injil sambil menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan-setan (Matius 10: 7 – 8). Mereka yang melihat segala apa yang diperbuat murid-murid Yesus itu kemudian banyak yang percaya kepada Tuhan yang mahakuasa. Bagi mereka yang mengerti, segala keajaiban itu terjadi hanya karena kuasa Tuhan, dan karena itu segala kemuliaan adalah untuk Dia.

Manusia pada hakikatnya tidak pernah berubah dalam hal kebutuhan hidupnya. Manusia ingin bahagia lahir dan batin dan berusaha sebisanya untuk mencapai kesuksesan dalam keduanya. Gereja pun mengerti akan panggilan Kristus untuk melayani, dan karena itu selain mengabarkan Injil, berbagai pelayanan kasih juga dijalankan. Memang iman yang benar harus disertai dengan perbuatan yang berdasarkan kasih. Walaupun demikian, kebanyakan gereja lebih mementingkan pelayanan kerohanian karena itu adalah juga misi Kristus selama di dunia. Mereka menyadari bahwa adalah lebih penting bagi manusia untuk memperoleh hidup yang kekal, daripada memperoleh segala sesuatu tetapi jiwanya binasa (Lukas 9: 24).

Sepintas lalu, cara hidup orang Kristen pada zaman kini kelihatannya serupa dengan apa yang terjadi pada zaman dulu, tetapi itu tidaklah sepenuhnya benar. Adanya kemajuan teknologi dan ekonomi membuat manusia pada zaman modern ini cenderung untuk mengutamakan kebutuhan jasmani, dan karena itu sebagian gereja juga ikut terpancing untuk menekankan pentingnya kesuksesan dalam hal jasmani. Sebagian yang lain mungkin menekankan pentingnya keseimbangan jasmani dan rohani dengan memakai alasan bahwa Tuhan menciptakan manusia secara utuh , kesatuan antara tubuh dan jiwa. Karena itu, pada zaman ini konsep hidup holistik atau kesatuan hidup jasmani dan rohani seringkali didengung-dengungkan di gereja.

Dari segi keseimbangan hidup, memang kelihatannya konsep holistik itu baik. Tetapi sebagai orang Kristen kita harus sadar bahwa kepuasan jasmani selama hidup di dunia adalah tidak mungkin terjadi. Adalah kesia-siaan bagi manusia untuk mengejar kebahagiaan jasmani, karena apa saja yang bisa dilihat manusia di bumi tidaklah kekal. Sebaliknya, kebahagiaan surgawi adalah suatu tujuan yang suci yang harus diutamakan semua orang Kristen.

Keinginan untuk mencapai kebahagiaan jasmani, seringkali terwujud dalam usaha untuk mencari harta, kesuksesan, kesehatan dan sebagainya. Orang Kristen dengan demikian sering terpikat untuk mengikut mereka yang mengajarkan bahwa semua yang bisa dinikmati itu adalah baik dan bukti iman. Karena itu jugalah timbul berbagai ajaran yang menggabungkan ajaran Alkitab dengan praktik-praktik budaya, psikologi dan mistik. Manusia mungkin berpikir bahwa selama hasilnya terlihat baik, semua itu bisa diterima.

Pagi ini, ayat diatas mengingatkan kita bahwa sebagai umat percaya, kita harus berhati-hati dalam memilih apa yang kita ikuti, pakai atau pelajari. Apapun yang kelihatannya baik, tetapi secara langsung atau tidak langsung bisa mengurangi kesadaran manusia akan kemuliaan dan kedaulatan Tuhan adalah dosa. Tuhan yang mahakuasa tidak ingin kita mendua hati dengan memuliakan sesama manusia, kemampuan manusiawi, benda-benda ciptaan manusia dan roh-roh yang  tidak kudus selama kita ingin menjadi umatNya. Atau maukah kita membangkitkan cemburu Tuhan? Apakah kita lebih kuat dari pada Dia?

“Memang dahulu kamu adalah kegelapan, tetapi sekarang kamu adalah terang di dalam Tuhan. Sebab itu hiduplah sebagai anak-anak terang, karena terang hanya berbuahkan kebaikan dan keadilan dan kebenaran,dan ujilah apa yang berkenan kepada Tuhan. Janganlah turut mengambil bagian dalam perbuatan-perbuatan kegelapan yang tidak berbuahkan apa-apa, tetapi sebaliknya telanjangilah perbuatan-perbuatan itu.” Efesus 5: 8 – 11

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s