“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Roma 12: 2
Menyekolahkan anak di Australia adalah suatu kewajiban untuk setiap orang tua jika anak mereka sudah berumur 5-6 tahun, dan harus diteruskan sampai mereka berumur 15-17 tahun. Pada umumnya, seorang anak akan duduk di bangku sekolah dasar (Primary School) selama 6-7 tahun dan kemudian meneruskan studinya ke Sekolah Menengah (High School) selama 5-6 tahun. Tidak semua anak akan menamatkan Sekolah Menengah, karena sebagian diantaranya mungkin memilih pendidikan kejuruan yang berbagai jenis. Selain itu, tidak semua yang tamat Sekolah Menengah berkeinginan untuk masuk universitas, karena mereka ingin cepat-cepat bekerja.
Satu hal yang diharapkan orang tua dengan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah adalah agar mereka bisa memiliki pengetahuan dasar yang cukup untuk menghadapi masa depan. Dengan bertambahnya umur, juga diharapkan bahwa mereka akan bertambah dewasa dan makin bijaksana dalam mengambil keputusan. Walaupun demikian, sekolah adalah tempat dimana mereka bergaul dengan sesama anak muda. Seringkali, jika mereka tidak dapat memperoleh kelompok seusia (peer group) yang baik, apa yang buruk justru terjadi. Memang, sudah bukan rahasia bahwa di high school, banyak anak muda yang mulai ber-eksperimen dengan narkoba dan seks. Mereka yang terlibat dalam perbuatan-perbuatan tercela itu mungkin dari luarnya terlihat sebagai anak muda yang maju dalam hal pendidikan, tetapi dalam kenyataannya semakin mundur dalam hal akhlak.
Bagi orang dewasa, apa yang terjadi pada sebagian kaum muda mungkin dihubungkan dengan usia dan proses kedewasaan. Mereka yang sudah bukan remaja lagi, mungkin merasa bahwa apa yang mereka perbuat pada masa yang lalu adalah lumrah sebagai orang belum mengalami kematangan hidup. Melalui pendidikan dan pengalaman, orang bisa mengalami transformasi menjadi orang dewasa. Begitulah anggapan umum.
Memang jikalau ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi cara hidup seseorang, hidup manusia adalah perjuangan yang terus berlangsung untuk memperbaiki segala sesuatu yang ada. Secara perlahan-lahan manusia mengalami perubahan sesuai dengan apa yang dipelajarinya dalam hidup. Dalam hal ini, banyak manusia yang percaya bahwa pengalaman hidup adalah guru yang terbaik. Walaupun demikian, ada banyak orang dewasa dan bahkan orang yang sudah cukup berumur, yang masih belum mengalami proses pendewasaan rohani. Mereka belum mempunyai kebijaksanaan dalam memilih apa yang baik dalam hidup, dan bahkan sebagian dengan sengaja memilih hidup yang kurang baik. Mengapa demikian?
Sebagai umat Kristen, jika kita hanya belajar dari pendidikan dan pengalaman saja, apa yang kita peroleh adalah apa yang baik untuk menyesuaikan diri dengan standar dunia, dan itu bukan ukuran Tuhan. Dengan demikian, banyak orang Kristen yang dari luar terlihat hidupnya berhasil, tetapi dari segi rohani hidup mereka adalah kosong. Kedewasaan iman dan perubahan cara hidup yang diharapkan setelah perjumpaan dengan Yesus tidaklah terjadi. Tidaklah mengherankan jika kita bisa melihat adanya orang-orang yang mengaku Kristen, tetapi hidup mereka adalah serupa dengan hidup mereka yang belum mengenal Yesus. Mereka mungkin sudah mendapat pendidikan tinggi dan banyak pengalamannya, tetapi tingkat kerohanian mereka tetap setara dengan taraf pemula.
Pagi ini, ayat diatas mengingatkan kita untuk mengubah hidup kita supaya kita tidak lagi mengikuti pandangan dunia. Kita harus mengalami transformasi menjadi orang Kristen yang dewasa dan bijaksana, yang dapat membedakan manakah kehendak Allah dan mana yang bukan: memilih apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Dalam hal ini, bagi umat Kristen perjuangan hidup untuk mencapai kedewasaan iman (maturity) ini tidaklah dapat dilakukan melalui usaha sendiri. Apapun pendidikan dan pengalaman kita, sebagai orang berdosa kita tidak mungkin mengalami transformasi jika kita tidak menyerahkan hidup kita sepenuhnya kepada bimbingan Roh Kudus. Hanya Roh Kudus yang bisa bekerja dalam hati dan pikiran kita untuk menjauhkan diri kita dari pengaruh dunia dan makin mendekatkan diri kita kepada Tuhan yang sempurna dengan rajin berdoa serta mempelajari dan melaksanakan firmanNya.