Siapakah kamu, hai manusia, maka kamu membantah Allah? Dapatkah yang dibentuk berkata kepada yang membentuknya: “Mengapakah engkau membentuk aku demikian?” Roma 9: 20
Bagi saya, perjalanan ke luar negeri sering membawa berbagai kesan. Selain kesan yang baik, kesan yang kurang baik juga bisa muncul. Di beberapa negara jelas terlihat bahwa rakyat hidup dalam kecukupan, sehingga mereka yang tidak mempunyai posisi tinggi pun tetap dapat menikmati berbagai hal yang tergolong mewah di negara lain.
Melihat mobil-mobil taksi di beberapa negara Eropa yang berlogo bintang berujung tiga, saya hanya bisa menghela nafas karena mobil semacam itu digolongkan sebagai mobil mewah di Australia. Walaupun demikian, saya merasa sedih ketika melihat pengemis yang duduk di tengah keramaian daerah pertokoan. Sekalipun sadar bahwa ada orang-orang yang karena kesalahan sendiri terjebak kedalam keadaan itu, saya tidak bisa membayangkan bagaimana mereka bisa hidup jika musim dingin tiba, karena suhu bisa turun sampai beberapa derajat dibawah nol.
Mungkin tidak ada seorang pun yang bisa membantah kenyataan bahwa di dunia ini tidak ada sesuatu pun yang adil. Raja Salomo pernah berkata bahwa setiap orang mempunyai “nasib” yang berbeda, dan orang-orang yang berjaya belum tentu disebabkan oleh keunggulan mereka. Sebaliknya, orang yang menderita belum tentu karena kesalahan mereka.
“Lagi aku melihat di bawah matahari bahwa kemenangan perlombaan bukan untuk yang cepat, dan keunggulan perjuangan bukan untuk yang kuat, juga roti bukan untuk yang berhikmat, kekayaan bukan untuk yang cerdas, dan karunia bukan untuk yang cerdik cendekia, karena waktu dan nasib dialami mereka semua.” Pengkhotbah 9: 11
Mengapa Tuhan membiarkan adanya ketidakadilan di dunia? Apakah Ia adalah Tuhan yang adil? Pertanyaan ini sering diucapkan mereka yang merasakan perbedaan yang ada di antara umat manusia, terutama jika mereka sendiri merasa sebagai orang yang kurang beruntung. Apalagi jika ada orang-orang yang mengatakan bahwa mereka yang berhasil dan jaya pastilah orang-orang yang dikasihi Tuhan.
Pagi ini ayat pembukaan kita menjelaskan bahwa apa yang kita pandang adil belum tentu sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebagai Tuhan yang mahakuasa, Ia berhak untuk melakukan apa saja yang sesuai dengan rencanaNya.
Manusia yang tidak dapat mengerti mengapa sesuatu yang kurang baik bisa terjadi pada dirinya, sering menjerit: mengapa harus aku? Why me? Tetapi manusia yang sama mungkin tidak pernah memikirkan mengapa ada orang yang harus menderita di sebuah negara yang makmur.
Pagi ini kita diingatkan bahwa dalam setiap keadaan kita harus menyadari bahwa Tuhan tahu apa yang terjadi pada diri setiap orang. Tuhan yang seolah membiarkan ketidakadilan terjadi di dunia, bermaksud agar setiap manusia sadar bahwa mereka bergantung kepada Dia. Ia juga menghendaki bahwa kita tidak kehilangan rasa belas kasihan kepada mereka yang kurang beruntung.
Tuhan mau agar kita percaya bahwa dalam segala sesuatu Ialah yang memegang kemudi kehidupan manusia. Adanya penderitaan di dunia seharusnya memberi kesempatan bagi kita untuk menolong atau menyadarkan mereka yang mengalami hidup yang berat karena satu dan lain hal. Sebagai umatNya kita harus tetap taat kepadaNya dalam setiap keadaan dan percaya bahwa Ia adalah Tuhan yang mahaadil, mahakasih dan mahabijaksana.