“Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana.” Amsal 19: 21
Tanggal 7 September yang baru lalu semestinya adalah hari yang membawa kebanggaan khusus bagi bangsa India. Pada hari itu, seharusnya sebuah pesawat pendarat buatan negara itu bisa mendarat di bulan. Tetapi, pagi di hari itu, ketika pesawat Vikram perlahan-lahan bergerak menuju permukaan bulan, hubungan komunikasi pesawat itu dengan pusat eksplorasi luar angkasa India tiba-tiba terputus. Pusat luar angkasa Amerika NASA kemudian memastikan bahwa Vikram sudah mendarat di bulan secara “keras”di lokasi yang belum diketahui. Ada kemungkinan pesawat itu rusak berat.
Tidak terbayangkan kekecewaan para ahli luar angkasa India dan juga rakyat India atas kegagalan itu. Segala jerih payah yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun lenyap bagaikan asap yang ditiup angin. Semua rancangan yang sudah dibuat ahli-ahli menjadi berantakan. Bagaimana itu bisa terjadi?
Memang manusia manapun pernah mengalami kegagalan. Bangsa Amerika dan Rusia juga pernah mengalami kejadian tragis dalam usaha mereka untuk menaklukkan ruang angkasa. Walaupun demikian, kegagalan seringkali menunjukkan bahwa keberhasilan hanya bisa dicapai dengan keuletan. Lebih dari itu, kegagalan juga membawa pesan bahwa sekalipun ada banyak rancangan manusia, apa yang terjadi pada akhirnya harus sesuai dengan kehendak Tuhan dan berguna untuk kemuliaanNya.
Mengapa harus ada kegagalan atau kekecewaan? Apakah Tuhan yang membuat semua itu? Inilah pertanyaan manusia sejak dulu dan sering membuat manusia untuk mendekati Tuhan, atau juga bisa membuat manusia menjauhi Tuhan.
Mereka yang percaya bahwa keberhasilan dan kegagalan adalah bagian dari hidup di dunia, tetapi yakin bahwa semua itu ada dalam kontrol Tuhan, akan bisa merasa yakin bahwa pada akhirnya kehendakNya pasti terjadi. Jika mereka juga sadar bahwa Tuhan adalah mahakasih, kekuatiran untuk masa depan bisa dihilangkan.
Pada pihak yang lain, mereka yang merasa yakin bahwa segala sesuatu bisa dirancang dan dilaksanakan dengan memakai akal budi manusia, akan mendapat kekecewaan yang besar jika menemui kegagalan. Dan lambat laun mereka mungkin saja menjadi pembenci Tuhan.
Apa yang dimengerti manusia hanya sebagian kecil dari apa yang diciptakan Tuhan dalam alam semesta. Apa yang diketahui dan dirancang manusia tidak dapat menjamin keberhasilan. Tetapi, mengapa banyak manusia masih saja mengabaikan Tuhan yang mahakuasa sewaktu membuat rancangan hidupnya?
Firman Tuhan di atas mengingatkan kita bahwa sebagai manusia kita tidak dapat memperoleh garansi bahwa rancangan sebaik apa pun akan berhasil. Tuhan yang mahakuasa mempunyai rancangan yang mungkin berbeda dengan rancangan manusia. Dalam segala ketidakpastian yang ada dalam pengetahuan dan kuasa yang dimiliki manusia, Tuhan justru bisa bekerja untuk mewujudkan rencanaNya. Biarlah kita mau berharap kepada pertolonganNya dalam segala rancangan yang kita buat!