“Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” Matius 5: 45 – 46

Apakah Tuhan mengasihi semua orang? Ini adalah satu pertanyaan yang sering dikemukakan semua orang, baik orang Kristen maupun bukan. Sebagian orang percaya bahwa Tuhan hanya mengasihi mereka yang beriman, sebagian lagi yakin bahwa Tuhan membenci mereka yang “kafir”. Selain itu, ada juga orang yang percaya bahwa Tuhan hanya mengasihi mereka yang banyak berbuat amal dan berkurban untuk sesamanya. Sudah tentu, ada juga orang yang meragukan kasih Tuhan kepadanya, karena merasa bahwa hidupnya jauh dari apa yang dikendaki Tuhan.
Memang di dunia ini ada banyak agama yang mengajarkan bahwa Tuhan itu adalah oknum yang menuntut manusia untuk menyembah Dia dalam ketakutan dan dengan demikian manusia harus banyak berbuat baik di dunia, agar bisa menerima kasihNya. Tetapi, Alkitab menunjukkan bahwa kepercayaan seperti ini seringkali bukannya membuat manusia menjadi benar-benar baik, tetapi merasa sudah baik. Memang, jika kasih Tuhan dianggap bisa dibeli, orang tidak perlu merasa takut untuk berbuat dosa karena amal-ibadah bisa menebus dosanya. Pada pihak yang lain, mereka yang sudah berusaha untuk hidup baik sering masih merasa tertekan karena adanya perasaan bahwa Tuhan belum menunjukkan kasihNya.
Orang Kristen percaya bahwa Tuhan yang mahasuci menuntut umatNya untuk hidup baik sesuai dengan firmanNya. Tuhan membenci dosa dan tidak dapat dipermainkan oleh manusia dengan segala pikiran dan perbuatan mereka. Walaupun demikian, tidak ada apapun yang bisa diperbuat manusia untuk mencuci dosanya, untuk memenuhi syarat kesucian Tuhan. Semua manusia sudah berdosa dan tidak layak berdiri di hadapan Tuhan. Umat manusia tidak akan mempunyai harapan masa depan jika Tuhan tidak mengasihi mereka.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” Roma 3: 23
Apakah Tuhan mengasihi semua umat manusia? Jika benar, mengapa ada orang yang kelihatan jaya dan berbahagia, sedangkan orang lain harus menderita? Ayat pembukaan kita menyatakan bahwa Tuhan yang di sorga menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik, dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Jika semua manusia sudah sepantasnya menderita karena dosa-dosa mereka, Tuhan tetap memelihara mereka untuk bisa hidup dan lebih dari itu, memberi kesempatan bagi mereka untuk mengenal kuasa dan kasihNya.
Tuhan bukan saja memberi karunia dan berkat kepada seisi dunia, Ia juga mengaruniakan AnakNya yang tunggal untuk menebus dosa manusia. Yesus datang ke dunia, supaya barangsiapa yang percaya kepadaNya bisa menerima hidup yang kekal di surga.
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” Yohanes 3: 16
Kasih Tuhan sungguh besar dan tidak pandang bulu. Jika demikian, mengapa kita kurang atau tidak bisa mengasihi orang-orang tertentu? Mungkinkah karena orang-orang itu terlihat berbeda cara hidupnya jika dibandingkan dengan cara hidup kita? Mungkinkah orang-orang itu hidup bergelimang dalam dosa? Ataukah karena mereka membenci dan sering menyakiti kita? Ayat di atas menunjukkan jika kita hanya mengasihi orang-orang tertentu saja, itu berarti kita belum sadar bahwa karena kasihNya, kita yang tidak layak sudah diangkat menjadi anak-anak Allah karena darah Kristus. Pagi ini, marilah kita yakin bahwa Tuhan mengasihi semua orang, dan itu termasuk diri kita sendiri.