Mencari ketenangan dalam ketegangan

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat.” Markus 6: 31

Beberapa saat yang lalu ada berita di media Australia yang mengabarkan bahwa polisi sudah menjatuhkan denda lebih dari $20.000 kepada beberapa orang yang melanggar peraturan penjagaan jarak dengan mengadakan acara “makan besar” di rumah seseorang. Polisi mendapat laporan dari seseorang yang melihat adanya beberapa orang yang membeli ayam goreng Kentucky yang banyak jumlahnya, yang tidak mungkin dikonsumsi oleh para pembeli saja. Dengan laporan itu, polisi kemudian bisa menemukan tempat dimana ada banyak orang berkumpul dan beramai-ramai makan ayam goreng.

Mengapa orang senang untuk tetap berpesta pora di tengah pandemi saat ini? Agaknya mereka yang mengabaikan peraturan pemerintah untuk menghindari penularan virus corona itu adalah orang-orang yang hanya memikirkan kebutuhan diri sendiri. Mereka ingin bergembira ria tanpa memikirkan risiko bagi dirinya dan orang lain. Mereka lupa bahwa banyak dokter dan petugas medis saat ini berjuang untuk menolong mereka yang terjangkit virus corona dan seringkali harus melupakan saat makan karena terlalu sibuk. Banyak diantara mereka yang merawat pasien di rumah sakit merasa sangat lelah karena adanya begitu banyaknya pasien yang menderita. Mereka kurang tidur dan mengalami stress dan trauma karena keadaan pasien yang mereka jumpai di rumah sakit.

Tuhan Yesus yang pernah hidup di dunia pun mengalami saat-saat dimana Ia dan murid-muridNya mengalami kesibukan yang luar biasa karena adanya orang-orang yang datang dan pergi untuk mendapatkan penghiburan dan pelayanan. Walaupun demikian, Yesus dapat merasakan bahwa Ia dan murid-muridNya memerlukan waktu untuk beristirahat dan makan. Karena itu, dalam ayat diatas Yesus mengajak para muridNya untuk pergi ke tempat yang sunyi. Kesadaran bahwa kesibukan dapat merusak kehidupan ada pada Yesus. Manusia, seperti juga makhluk lainnya, memerlukan istirahat.

Istirahat bukan saja untuk kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan jiwa kita. Dalam kesibukan kita, mungkin kita tidak atau kurang sempat untuk mendengarkan suara Tuhan. Seringkali juga, karena sibuk kita memilih untuk terus bekerja sekalipun hati dan pikiran kita mengomel. Tidak jarang, karena kelelahan jasmani dan rohani, orang kemudian tidak sanggup lagi untuk bekerja, alias burned-out. Hubungan mereka yang lelah dengan orang disekitarnya pun bisa terganggu karenanya.

Pada waktu Yesus mengunjungi rumah Maria dan Marta di Betania, Marta sangat sibuk menyiapkan makanan. Maria adiknya, sebaliknya hanya duduk mendengarkan Yesus. Ketika Marta merasa kesal karena Maria tidak mau membantunya di dapur, ia meminta Yesus untuk menegur adiknya. Tetapi Yesus justru menegur Marta.

Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Lukas 10: 41 – 42

Pagi ini, sebagai orang percaya kita sadar bahwa memang setiap orang di dunia ini harus mau giat bekerja. Lebih dari itu, setiap orang Kristen harus bekerja untuk kemuliaan Tuhan dan pelayanan sesama. Itu berarti kita harus bisa melihat arti kerja menurut pandangan Tuhan. Banyak pekerjaan dan kesibukan yang nampaknya baik, tetapi bisa membuat hidup kita menjadi kering dan layu.

Mungkin kesibukan kita yang disebabkan oleh tuntutan atau ulah orang lain. Selain itu, kesibukan bisa yang terjadi karena kekuatiran kita atas diri kita sendiri atau diri orang lain. Bahkan banyak hamba Tuhan yang terbenam dalam kesibukan yang luar biasa karena kekuatiran atas masalah umat dan gereja. Banyak orang yang tenggelam dalam kesibukan karena tidak menyadari bahwa apa yang sudah mereka kerjakan secara maksimal pada akhirnya harus diserahkan kepada kehendak Tuhan yang mahakuasa.

Segala kesibukan yang secara sengaja atau tidak disengaja menjadi tak terkontrol, bisa menyebabkan kita menjauhi Tuhan; dan itu pada akhirnya akan merusak kehidupan dan kebahagiaan kita. Biarlah kita mau menganalisa hidup kita sambil mengingat bahwa Tuhan selalu beserta kita.

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4: 6 – 7

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s