Jangan lengah dalam menghadapi kekacauan

“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.” 1 Petrus 5: 8

Pada masa pandemi ini banyak orang yang hidup dalam berbagai tekanan, baik dalam hal kesehatan, sosial, dan ekonomi. Suasana tegang di beberapa negara memang sudah membawa kekuatiran akan apa yang akan terjadi di masa depan. Walaupun demikian, kita tahu bahwa bahaya dan kekuatiran itu selalu ada dimana saja. Itu adalah bagian hidup di dunia.

Sudah tentu pada saat ini kebanyakan orang tidak ingin untuk melakukan tindakan yang mempunyai risiko besar. Walaupun demikian, ada saja orang-orang yang justru berani melakukan hal-hal yang bisa membawa bahaya. Seperti itulah pada awalnya Adam dan Hawa jatuh dalam dosa karena berani “nyerempet-nyerempet” bahaya dengan mendengarkan bujukan si ular.

Dalam zaman ini, gaya hidup yang nyerempet bahaya juga sering dipunyai banyak orang Kristen. Mereka, karena yakin sudah terpilih untuk diselamatkan, seringkali mengabaikan kenyataan bahwa iblis selalu ingin menjatuhkan mereka, seperti ia ingin menjatuhkan Yesus yang lelah setelah berpuasa 40 hari di padang gurun.

Iblis seperti singa yang mengaum-aum, selalu mencari anak-anak Tuhan yang dapat ditelannya. Sayang bahwa ada umat percaya yang mengira bahwa iblis tidak dapat menyentuh mereka. Mereka mungkin menyangka bahwa iblis hanya menyerang mereka yang belum beriman kepada Yesus. Sebagian malah tidak percaya kalau iblis bisa menghancurkan tidak hanya kerohanian manusia, tetapi juga bisa memporak-porandakan jasmani manusia, seperti yang terjadi pada Ayub.

Sebagian orang membayangkan bahwa iblis yang mengaum-ngaum itu selalu muncul dalam berbagai bentuk khusus yang menakutkan dan mudah dikenali. Tetapi iblis adalah oknum yang pandai menyamar, yang bisa muncul sebagai sesuatu yang tidak terduga, sehingga manusia bisa terkecoh dan membuat keputusan yang salah. Iblis tidak hanya bisa membawa penderitaan dan malapetaka di dunia; dalam kesempitan yang dialami manusia, ia seringkali menawarkan kesempatan untuk memperoleh hadiah yang menggiurkan seperti harta, posisi, kekuatan, kebebasan dll. yang bisa menghancurkan manusia secara pelan-pelan.

Bagi anak-anak Tuhan, bahaya serangan iblis adalah lebih besar karena ia akan sangat senang jika bisa menjatuhkan orang-orang yang dikasihi Tuhan. Sekalipun ia tidak dapat mencuri keselamatan yang sudah diberikan Tuhan, iblis tetap ingin untuk mempermalukan Tuhan jika anak-anakNya jatuh.

Sebagai orang percaya, kita harus sadar bahwa pada saat ini, apa yang bisa dilakukan iblis adalah membuat berbagai keraguan, kebingungan, kekacauan, godaan dan persoalan dalam hidup orang percaya. Berbeda dengan orang yang belum diselamatkan, iblis tidak memiliki hidup orang percaya. Karena itu, jika kita jatuh dalam dosa, itu adalah tanggung jawab kita sendiri. Buat kita: ada pilihan, ada tanggung jawab.

Hidup menyerempet bahaya memang berisiko tinggi, dan karena itu kita harus sebisa mungkin menghindari semua hal yang buruk yang muncul dalam bentuk yang menarik. Kita harus rajin berdoa dan saling mendoakan agar kita bisa tetap tahan dalam menghadapi tantangan kehidupan. Dan kita wajib melawan iblis dengan iman yang teguh.

“Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama.” 1 Petrus 5: 9

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s