Keinginan jangan sampai menimbulkan kekuatiran

“Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Filipi 4: 6

Hampir semua orang tentunya mempunyai keinginan. Jika keinginan kita menjadi kenyataan, tentu kita merasa senang atau lega; tetapi jika itu tidak tercapai setelah menunggu sekian lama, harapan kita mungkin berubah menjadi kekecewaan. Memang sejak munculnya wabah corona semua orang menginginkan bahwa semua masalah yang timbul bisa diatasi dengan cepat. Dalam kenyataannya, seluruh negara di dunia saat ini masih bergulat dengan pandemi dan segala akibatnya. Karena itu banyak orang yang kuatir akan masa depan.

Dalam keadaan normal apa yang diinginkan manusia tentunya berbeda satu dengan yang lain. Mungkin bagi seseorang, keinginan yang ada hanyalah sederhana, untuk menjadi orangtua yang baik untuk anak-anaknya. Tetapi ada juga orang-orang yang menginginkan sesuatu yang kelihatannya lebih bergemerlapan, seperti kekayaan dan kedudukan. Hari-hari mereka digunakan untuk mengejar segala impian, dan jika itu tidak atau belum tercapai, kegundahan mulai muncul. Bagi banyak orang Kristen, keinginan yang tidak atau belum tercapai bisa melemahkan iman karena keyakinan akan kasih Tuhan yang mulai luntur.

Kekuatiran akan masa depan bisa mempengaruhi hidup kita. Baik hati maupun pikiran kita bisa mengalami kekosongan. Tuhan terasa jauh jika kesulitan dunia yang ada terasa sangat besar dan tidak teratasi. Kita mungkin lupa bahwa hidup orang Kristen sebenarnya bukanlah suatu dualisme: hidup di dunia dan hidup di surga. Hidup manusia yang sudah diselamatkan adalah sebuah kesatuan antara hidup di bumi dan hidup di surga, karena hidup secara keseluruhannya sudah menjadi milik Kristus, juga selagi mereka masih di dunia (Roma 1: 6).

Baik dalam suka atau duka, kita seharusnya tahu bahwa kita sudah memiliki hidup yang baru didalam Kristus, yang sesuai dengan rencana Tuhan. Hidup kita dengan demikian, haruslah diisi dengan keyakinan bahwa Tuhan yang sudah memberi karunia yang terbesar yaitu keselamatan surgawi, tentu akan memelihara kita selama hidup di dunia. Karena itu, dalam hidup ini kita seharusnya hanya mempunyai satu tujuan utama, satu keinginan besar untuk mengingat dan mempermuliakan Tuhan.

Ayat diatas menjelaskan bahwa jika manusia lupa kepada Tuhan yang memegang kuasa atas hidup mereka, kekuatiran akan muncul. Sebaliknya, mereka yang selalu ingat kepada Tuhan akan bisa merasakan kehadiran Tuhan pada setiap saat dan memperoleh kebahagiaan sejati yang tidak bergantung pada situasi saat itu. Hidup manusia yang sudah diselamatkan seharusnya diisi dengan rasa syukur kepada Tuhan. Karena itu, dalam menghadapi kesulitan hidup selama di dunia kita boleh menyatakan segala keinginan kita kepada Tuhan dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Jika kasih Tuhan bisa kita rasakan setiap hari, rasa damai akan ada dalam hati dan pikiran kita selama kita menantikan jawaban dan pertolongan Tuhan.

“Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.” Filipi 4: 7

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s