Bertekunlah dalam menghadapi ujian

“Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.” Yakobus 1: 2 – 3

Bulan Desember 2020 telah menjadi bulan penting dalam perang global melawan COVID-19. Setahun setelah munculnya virus corona, Inggris dan AS telah mulai memberikan suntikan pertama vaksin kepada rakyat mereka. Namun di negara berpenghasilan rendah, penantiannya bisa lebih lama. Pemerintah di seluruh dunia saat ini masih sibuk merundingkan kesepakatan untuk membeli vaksin COVID-19. Tetapi, “perebutan vaksin” ini dapat menunda pengadaan vaksin di negara-negara yang kurang mampu hingga tahun 2024. Rakyat yang sudah merasa lelah dengan berbagai lockdown, sekarang ingin mendapatkan kebebasan sekalipun rasa takut menjadi makin besar karena adanya varian virus yang lebih ganas.

Memang, kita yang hidup di dunia ini sering merasa lelah dan takut dengan keadaan di sekeliling kita. Karena itu, kita mungkin merasa sangat menderita jika gelombang kehidupan yang besar terus melanda. Hal ini agaknya tidak mengherankan, karena tentu tidak ada manusia yang menyenangi adanya masalah kehidupan. Siapa yang tidak ingin hidup yang tenteram dan damai? Seperti ikan yang senang berenang di air tenang, sudah tentu semua manusia mendambakan adanya hidup yang berkecukupan dan yang bisa terus dinikmati. Tetapi itu bukanlah kenyataan hidup.

Adalah fakta bahwa semua makhluk hidup pernah mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan atau berbahaya. Sebagian makhluk malahan sudah punah (misalnya Dinosaurus) karena tidak sanggup memenangkan perjuangan hidup mereka, baik karena keadaan lingkungan maupun serangan makhluk lain. Tetapi manusia sebagai makhluk yang paling besar ukuran otaknya, secara umum tidak pernah mengalami ancaman yang menjurus kearah kepunahan total. Manusia sebagai peta dan teladan Allah diberi kemampuan untuk menghadapi segala tantangan hidup dan justru makin kuat dan makin mampu menghadapi masalah kehidupan, terutama dengan majunya teknologi. Karena itu juga, jumlah manusia di dunia ini makin membengkak dan sekarang lebih dari 7,5 miliar jiwa.

Bertambahnya penduduk dunia tidaklah berarti bahwa semua manusia hidup dalam kecukupan dan kebahagiaan. Justru sebaliknya, ada banyak penduduk di dunia yang masih hidup dalam penderitaan dan kekurangan. Begitu juga dengan bertambahnya jumlah orang yang menemukan keselamatan dalam Kristus, ada banyak yang masih harus berjuang mati-matian dalam hidup sehari-hari. Bagi banyak orang Kristen, gelombang kehidupan yang tidak kunjung reda membuat mereka sangat lelah dan putus asa. Mereka yang ingin untuk mencari ketenangan sekalipun hanya sejenak, seringkali sulit untuk mendapatkannya.

Ayat di atas menyebutkan bahwa sekalipun adanya gelombang kehidupan saat ini tidaklah membawa rasa nyaman, kita bisa menganggap itu sebagai kebahagiaan, sebagai suatu berkat. Bagaimana mungkin? Itu karena kita tahu bahwa ujian terhadap iman akan membuat kita ingat bahwa kita harus mencari tempat berlindung dalam Tuhan. Tiap-tiap kali kita menghadapi gelombang kehidupan, tiap kali juga kita diingatkan bahwa Tuhan senantiasa melindungi umatNya. Oleh karena itu, dengan adanya tantangan kehidupan, kita bisa menjadi makin tekun dalam berdoa, dalam bersekutu dengan saudara seiman dan dalam mengikuti perintahNya. Gelombang kehidupan selalu ada, tetapi itu tidak dapat memisahkan kita dari kasih Kristus.

“Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada sekarang, maupun yang akan datang, atau kuasa-kuasa, baik yang di atas, maupun yang di bawah, ataupun sesuatu makhluk lain, tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Roma 8: 38 – 39

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s