“Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi.” Matius 7: 1

Ayat diatas adalah salah satu ayat Alkitab yang sangat terkenal, baik di kalangan orang Kristen maupun orang bukan Kristen. Ayat ini kelihatannya mudah dimengerti dan sangat praktis penggunaannya dalam hidup sehari-hari. Sayang sekali, ayat ini sering disalah artikan sehingga orang memakainya sekedar untuk membungkam kritik-kritik orang lain. Lebih-lebih lagi di kalangan umat Kristen pun banyak yang memakai ayat ini untuk menekankan segi kasih dan kesabaran Tuhan, tetapi secara keliru.
Seringkali ayat ini juga dipakai untuk menyerang orang Kristen yang berusaha menerapkan ajaran Alkitab dalam masyarakat dan negara. Ayat ini biasanya dikaitkan dengan ayat lainnya yang juga sama terkenalnya dalam hidup sehari-hari:
“Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah ia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Yohanes 8: 7b
Ayat ini sekarang sering dipakai banyak orang untuk membungkamkan orang Kristen yang menolak perkawinan antar manusia sejenis, kebebasan seksual dan aborsi.
Sungguh disayangkan bahwa dengan tekanan masyarakat umum, orang Kristen seringkali jadi bungkam dan mandul dalam usaha menegakkan kebenaran Kristus di dunia. Tidak hanya masyarakat Kristen menjadi tersudut, para pendeta, guru dan orang tua pun menjadi serba salah ketika menghadapi tantangan dalam gereja, sekolah dan keluarga. Malahan, ada orang-orang Kristen yang hidupnya tidak ada bedanya dengan orang yang bukan Kristen. Akibatnya jelas merugikan martabat dan fungsi orang Kristen di dunia. Orang Kristen tidak dapat lagi menjadi terang dunia sebagaimana seharusnya.
“Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” Matius 5: 16
Tuhan Yesus tidak mengajarkan murid-muridNya untuk membiarkan orang lain berbuat semaunya dan tidak juga melarang mereka untuk menegur orang yang keliru dalam hidupnya. Tetapi apa yang dipermasalahkan oleh Yesus adalah hal menghakimi orang lain dengan cara yang salah. Seperti yang tertulis dalam kitab Hakim-hakim, menegakkan hukum Tuhan di dunia dengan cara yang benar sebenarnya adalah tugas semua orang Kristen.
Bagaimana kita bisa menjadi “hakim” yang benar di dunia ini? Bagaimana seharusnya kita ikut menegakkan etika dan hukum Kristen dalam hidup sehari-hari? Ada beberapa syaratnya:
- Kita harus memegang kuat Firman Tuhan. Apa yang baik dan buruk menurut Firman harus dinyatakan kepada semua orang dengan tegas tetapi dengan kasih. Apa yang dibenci Tuhan adalah perbuatan dosa kita dan bukan kita sendiri. Kita juga harus ingat bahwa orang yang sangat buruk hidupnya seperti Paulus, bisa dijadikan seorang Rasul.
- Kita tidak boleh membeda-bedakan penerapan hukum Tuhan dalam masyarakat dan gereja. Siapapun yang tersesat harus diperingatkan, tidak tergantung pada siapa orangnya. Kita juga harus menegur berdasarkan fakta dan bukan berita. “Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil.” Yohanes 7: 24
- Menegakkan kebenaran Tuhan bukan hanya sekedar “omong kosong” saja tetapi dengan tindakan yang berdasarkan Firman. “Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaannya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain.” Kolose 3: 16
- Dalam usaha menegakkan kebenaran, kita harus menyadari bahwa semua orang cenderung untuk berbuat dosa. Karena itu, semua orang Kristen terutama mereka yang mempunyai kesempatan dan fungsi sebagai pemimpin dan guru harus mau dan bisa mengintrospeksi diri sendiri, agar bisa memberi contoh dan teladan untuk hidup baik.
- Kerendahan hati adalah keharusan bagi setiap orang Kristen dan ini harus lebih dinyatakan dalam usaha menegakkan kebenaran Tuhan. Dalam kita menegur orang lain, kita harus sadar bahwa kita pun orang berdosa, tetapi hanya karena kasih Kristus kita sudah diselamatkan.
Hari ini kita diingatkan bahwa sebagai orang terpilih yang sudah diselamatkan kita tidak boleh ragu dan takut untuk menegur orang lain. Firman Tuhan harus dinyatakan kepada semua orang, dan dengan itu kebenaran Tuhan harus ditegakkan. Walaupun demikian, semua itu harus dilakukan dengan kasih supaya nama Tuhan dipermuliakan.