Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada TUHAN: “Butakanlah kiranya mata orang-orang ini.” Maka dibutakan-Nyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa. 2 Raja-Raja 6: 18

Tak dapat disangkal bahwa adanya pandemi sudah membuat banyak orang Kristen memikirkan apa maksud Tuhan dengan membiarkan banyak manusia mengalami berbagai penderitaan. Kebingungan terjadi juga karena orang tidak tahu apakah memang Tuhan menghendaki semuanya. Barangkali Tuhan bermaksud menghukum seisi unia karena sudah terlalu banyak orang yang berani melawan kehendakNya? Pada pihak yang lain, ada juga mereka yang percaya bahwa semua ini hanya bagian kehidupan manusia di dunia yang sudah jatuh dalam dosa. Walaupun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa dengan adanya pandemi ini, makin banyak orang Kristen yang berdoa kepada Tuhan untuk memohon pertolongan.
Waktu itu, Aram sedang bermusuhan dengan Israel. Di dalam 2 Raja-Raja 6: 8 – 17 diceritakan bahwa tentara Aram selalu diperdaya oleh tentara Israel. Setiap kali tentara Aram mengubah posisi penyergapannya, tentara Israel tidak lewat di situ. Begitu terus yang terjadi, sehingga Raja Aram sangat murka. Dia lalu memerintahkan pasukan tentara yang sangat besar jumlahnya beserta kuda dan keretanya, untuk mengepung Dotan, dimana Elisa dan pelayannya tinggal. Karena jumlahnya sangat banyak, tidak ada celah yang bisa digunakan Elisa untuk meloloskan diri dari kepungan mereka. Ketika orang-orang Aram itu turun mendatangi dia, berdoalah Elisa kepada Tuhan: “Butakanlah kiranya mata orang-orang ini.” Maka dibutakanNyalah mata mereka, sesuai dengan doa Elisa. Tuhan agaknya menuruti permintaan Elisa.
Seperti ayat di atas, banyak contoh dalam Alkitab yang dipakai sebagai dasar argumen bahwa jika kita bersungguh-sungguh meminta Tuhan untuk bertindak, Ia akan melakukannya.
“Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.” Matius 7: 8
Ayat ini adalah ayat yang sering dipakai untuk memberi semangat kepada umat Kristen untuk rajin berdoa guna memohon kepada Tuhan apa saja yang diinginkan mereka. Baik itu untuk kesuksesan, kekayaan, kesembuhan dan apapun, umat diyakinkan bahwa kalau mereka bersiteguh dalam iman, niscaya Tuhan menuruti permintaan mereka (Lukas 17: 6). Karena itu, sebagai orang Kristen, mereka dinasihati bahwa kesempatan untuk meminta sesuatu kepada Tuhan yang mahapemurah haruslah digunakan tanpa keraguan.
Kembali ke soal pandemi, agaknya setiap orang Kristen mengakui bahwa Tuan mahakuasa, mahatahu dan mahabijaksana. Tetapi mengapa Ia membiarkan pandemi ini terjadi? Mengapa Ia seolah-olah tidur atau tidak peduli? Banyak orang Kristen yang percaya bahwa seperti apa yang dialami Elisa, Tuhan akan tergerak untuk mengubah keadaan yang ada, jika mereka berdoa, berpuasa dan melakukan ritual-ritual lainnya. Dengan demikian, mereka seolah menyatakan bahwa mereka kurang puas dengan apa yang dilakukan Tuhan saat ini. Secara tidak langsung mereka mungkin merasa lebih tahu tentang apa yang diperlukan, saat yang tepat dan tempat yang sesuai bagi Tuhan untuk bertindak. Sekalipun mereka mungkin sadar bahwa Tuhan mungkin mempunyai rencana yang berlainan dengan keinginan mereka, mereka mungkin berharap kalau-kalau Tuhan berubah pikiran.
Tetapi, anggapan sedemikian adalah merendahkan Tuhan dan membuat Dia seolah sederajat dengan manusia. Tuhan kita adalah Tuhan yang baik, yang tidak pernah berubah-ubah keputusanNya (Yakobus 1: 17). Memang, jika kita berada dalam keadaan yang berat dan menanti-nantikan jawaban Tuhan, adalah mudah bagi kita untuk merasa bahwa kita perlu untuk berbuat sesuatu agar Tuhan sadar akan keadaan kita. Mungkin kita akan memanjatkan doa yang panjang kepada Tuhan. Atau mungkin kita pergi menemui seseorang untuk minta bantuan agar Tuhan mau mendengarkan permintaan kita. Mungkin saja orang itu dikenal sebagai hamba Tuhan yang doanya manjur, atau mempunyai karunia untuk melakukan mukjizat. Sebagian orang juga percaya bahwa doa mereka akan lebih didengar oleh Tuhan jika mereka berdoa bersama banyak orang yang seiman (Matius 18: 20).
Tuhan pasti mendengarkan doa umatNya, tetapi apakah Ia selalu mau melakukan apa yang diminta mereka? Jika memang Tuhan menantikan permohonan umatnya sebelum bertindak, ada pertanyaan untuk kita apakah kita percaya bahwa Tuhan kita yang mahakuasa, mahakasih, mahatahu dan mahabijaksana bisa dipengaruhi oleh manusia yang penuh cacat-cela. Sebaliknya, jika kita yakin bahwa Tuhan mempunyai rancangan yang baik, dan bahwa Ia adalah Pemimpin yang mahakuasa, doa kita tidak lain adalah penyerahan kita kepada bimbinganNya yang disertai dengan rasa syukur.
Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Matius 6: 8
Tuhan mau memenuhi permintaan kita, jika itu mengenai kebutuhan kita dan bukan keinginan kita, dan itu sesuai dengan kehendakNya. Lebih-lebih lagi jika doa kita tidak selalu berpusat pada materi dan kenyamanan hidup semata. Hari ini, jika kita berdoa, kita harus sadar bahwa doa yang selalu berpusat pada kepentingan diri sendiri tidak akan membuat Tuhan senang, karena itu bertentangan dengan tujuan Tuhan dalam menciptakan kita. Tuhan menciptakan kita untuk bisa membina hubungan yang baik dengan Dia. Doa adalah nafas kehidupan Kristen yang menguatkan kita sewaktu mengalami masalah dan memberi kehidupan selama kita menantikan pertolonganNya. Tetaplah berdoa sekalipun kita tidak tahu apa yang akan terjadi!