Maukah anda menerima sukacita yang terbesar?

“Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.” 3 Yohanes 1: 4

Ayat di atas bukan ditulis sebagai pernyataan orangtua tentang anak-anaknya yang sudah berhasil menjadi “orang baik-baik”, sekalipun bisa disalahtafsirkan seperti itu. Tidak semua “orang baik-baik” adalah orang yang beriman. Sebaliknya, semua orang berdosa yang sudah dibeli dengan darah Kristus dan yang hidup dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus, dapat dikatakan berjalan dalam kebenaran firmanNya. Mereka yang benar-benar dilahirkan kembali dan hidup dalam persekutuan dengan Tuhan adalah mereka yang menjalani hidup mereka melalui roh yang baru. Mereka tidak lagi hidup sebagai orang duniawi, yang terus menjalani kehidupan mereka di bawah pengaruh dosa lama.

Rasul Yohanes menulis surat ketiga yang singkat ini kepada temannya, Gayus, yang sangat ia kasihi. Tidak seperti beberapa pengikut Kristus lainnya, pria yang dibicarakan oleh rasul Yohanes ini adalah saksi setia kebenaran Injil – ia selalu berjalan dalam Roh dan kebenaran. Kelakuan dan sikap pria ini terhadap sesama orang percaya serta orang asing yang melintasi jalannya, yang sudah mencerminkan kasih Tuhan Yesus, menyebabkan Yohanes menulis bahwa ia sudah mendapat sukacita yang terbesar dalam hidupnya!

Tidak ada yang lebih menggetarkan hati orang Kristen, yang telah berpengaruh dalam mengarahkan mereka yang lebih muda kepada kebenaran Injil, selain melihat mereka yang sudah hidup menurut kebenaran – berjalan dalam persekutuan dengan Tuhan Yesus – hidup dalam ketundukan kepada tuntunan Roh Kudus. Hidup di bawah pengaruh manusia baru di dalam Kristus dan mencerminkan kasih karunia dan kebenaran.

Adalah suatu hal yang menarik jika Yohanes menulis bahwa ia tidak memiliki sukacita yang lebih besar daripada mendengar bahwa anak-anaknya berjalan dalam kebenaran. Ini adalah bahasa yang akan digunakan oleh seorang rasul lanjut usia ketika berbicara tentang mereka yang telah bertobat oleh perantaraannya, dan yang memandang dia sebagai seorang ayah. Karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa Gayus telah bertobat di bawah pelayanan Yohanes, dan bahwa dia mungkin jauh lebih muda dari Yohanes.

Ucapan “sukacita yang terbesar” ini mungkin agak membingungkan karena bagi setiap orang Kristen tentunya sukacita yang terbesar adalah ketika mereka menyadari bahwa Yesus sudah mati untuk menebus dosa mereka. Dalam hal ini, terjemahan yang lebih baik mungkin adalah “berkat yang terbesar”; dan itu jelas bukan umur panjang, kekayaan, kemasyhuran dan sebagainya.

Hari ini kita harus menyadari dari tulisan rasul Yohanes bahwa berkat Tuhan yang terbesar bisa kita rasakan kalau kita menjalankan perintahNya untuk mengabarkan Injil di mana pun kita berada:

(a) Sebagai penyebar Injil, yang melihat kenyataan bahwa orang-orang yang mereka latih dan layani, baik yang masih di bawah tuntunan mereka atau yang sudah bekerja di ladang lain, tetap bertahan dalam keteguhan pada ajaran yang benar dan hidup sesuai dengan itu.

(b) Sebagai orangtua atau guru-guru yang menghargai anak atau murid mereka, akan merasa sangat diberkati ketika mengetahui bahwa anak atau bekas muridnya, baik jauh atau dekat, tetap berpegang pada kebenaran agama, dan hidup sesuai dengan kaidah Injil Kristus.

(c) Sebagai “orang awam” kita sudah memancarkan terang Kristus kepada masyarakat di sekeliling kita sehingga banyak orang yang kemudian mau mengikut Dia.

Maukah anda memperoleh sukacita yang terbesar dalam hidup anda? Biarlah anda bisa menjadi contoh teladan yang baik dalam kebenaran seperti Yohanes selagi masih ada kesempatan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s