“Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.” 2 Timotius 1: 6 – 7

Pernahkah anda mengalami rasa takut yang besar sehingga tidak ingin pergi kemana-mana? Saya pernah. Banyak orang yang mengalami hal yang serupa pada pertengahan tahun yang lalu ketika puncak pandemi Covid-19 terjadi di Australia. Mungkin saja rasa takut pada saat itu lebih dipengaruhi oleh kekuatiran tertular virus corona daripada kemungkinan tertular. Tetapi bagi orang yang mengalaminya, tinggal di rumah terus mungkin adalah satu-satunya cara yang dikenalnya untuk menghilangkan ketakutan, sekali pun itu seringkali justru membuatnya merasa lebih takut ketika mengikuti berita media!
Rasa takut tertular penyakit tidaklah sama dengan rasa takut rohani yang sering dialami orang Kristen. Sebagai orang percaya, ketakutan rohani bukan sehubungan dengan suasana kehidupan di dunia, tetapi dengan adanya kekosongan yang mungkin terasa dalam hati karena hubungan yang kurang baik dengan Tuhan. Jika hidup kita terasa berat dan kacau, dan kita tidak dapat merasakan penyertaan Tuhan, di saat itulah kita merasa kecewa, lemah, takut dan kuatir. Pada saat yang demikian, mungkin kita tidak dapat merasakan adanya kasih Tuhan dan sesama. Mungkin kita pada saat itu sedang mengalami krisis rohani atau spiritual crisis.
Dalam kenyataannya, ada banyak orang yang mengalami krisis spiritual di saat ini karena perasaan tidak berdaya. Sekalipun vaksin sudah ada, tetap saja ketakutan dan kekuatiran tidak mudah dihilangkan. Bagaimana tidak? Beberapa negara yang sudah berhasil membagikan vaksin kepada rakyatnya secara besar-besaran, justru pada saat ini mengalami peningkatan penderita Covid-19 dan harus menjalankan lockdown lagi pada saat mendekati hari Paskah.
Paulus dalam suratnya kepada Timotius, mengingatkannya untuk tetap bersemangat dalam menempuh hidup sebagai umat Tuhan. Hidup sebagai orang Kristen tidaklah mudah, terutama untuk Timotius yang belum banyak berpengalaman. Karena itu, Paulus selalu mendoakan Timotius agar ia tetap teguh dalam iman. Paulus tahu bahwa ada keadaan tertentu yang bisa membuat Timotius merasa lelah, takut atau apatis. Seperti orang lain, memang Timotius bisa mengalami kelelahan dan ketakutan secara rohani. Tetapi Paulus mengingatkan Timotius bahwa ia sudah menerima karunia Tuhan yang disampaikan oleh Paulus. Karunia ini adalah berkat rohani yang harus dipelihara dan bahkan dikobarkan oleh Timotius, karena apapun yang diterima dari Tuhan haruslah dipupuk untuk menjadi makin kuat dan bukannya makin lemah dengan berjalannya waktu.
Hari ini, firman Tuhan mengingatkan kita bahwa kita harus mengobarkan semangat rohani kita dengan berpegang teguh pada apa yang sudah kita terima dari Tuhan. Mungkin kita belum lama menjadi orang Kristen, seperti Timotius. Mungkin juga kita sudah banyak makan asam-garam kehidupan rohani seperti Paulus. Tetapi, apapun status rohani kita, jika kita tidak rajin memupuk pertumbuhan iman, hidup kita akan perlahan-lahan diracuni oleh ketakutan dan kelelahan. Biarlah kita selalu mau mengobarkan segala karunia Tuhan yang sudah kita terima agar bisa membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban dalam hidup kita!