“Sebab keinginan daging adalah perseteruan terhadap Allah, karena ia tidak takluk kepada hukum Allah; hal ini memang tidak mungkin baginya.” Roma 8: 7

Ketika Paulus berkata dalam ayat di atas bahwa “keinginan daging adalah permusuhan dengan Allah”, dia memberi arti yang paling penting untuk dosa. Dosa adalah kontradiksi dengan Tuhan, kontradiksi dengan kemuliaan Tuhan yang mahabesar. Tidak ada yang lebih dekat dengan kemuliaan Tuhan selain kebenaranNya; karena Dia adalah kebenaran. Iblis, si penggoda, tentu sangat menyadari hal ini, dan karena itu strateginya sampai sekarang adalah memutar-balikkan kebenaran Tuhan. Kepada Hawa dia berkata: “Sekali-kali kamu tidak akan mati” (Kejadian 3: 4). Ini adalah penolakan terang-terangan atas kebenaran Tuhan. Ketika Hawa dengan kehendaknya sendiri menerima kontradiksi ini, hubungannya dengan Tuhan menjadi berantakan dan karena dosanya ia terbelenggu oleh iblis. Kemarahan Tuhan terhadap iblis adalah karena apa yang diperbuatnya dulu, yang membawa kejatuhannya, adalah sama dengan apa yang ia gunakan untuk merayu Hawa.
“Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”`(Yohanes 8:44).
Jelas bahwa dosa adalah penolakan manusia terhadap kehendak Tuhan. Kejatuhan manusia ke dalam dosa bukanlah kehendak Tuhan, karena Ia memberi Adam dan Hawa sebuah larangan yang mudah dimengerti. Jika kehendak Tuhan tidak bisa ditolak manusia, tentu tidak akan ada dosa. Firman Tuhan sudah diungkapkan dalam Injil dan karena itu semua kontradiksi atas Injil adalah penolakan manusia yang sudah diketahui Allah sejak mulanya. Di dalam Injil kita melihat bentuk kasih karunia Allah yang sudah dirancang sebelum kejatuhan, dan Kristus adalah perwujudan dari kasih karunia itu. Oleh karena itu, ketidakpercayaan kepada Kristus adalah penolakan atas kasih karunia Tuhan yang akan membawa maut (Roma 6: 23). Jadi, untuk mengatakan bahwa semua kasih karunia Tuhan tidak dapat ditolak berarti menyangkal fakta-fakta kehidupan manusia berdosa seperti apa yang dicantumkan dalam Alkitab.
Judul renungan di atas sebenarnya adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab dan untuk banyak orang bisa menimbulkan rasa masygul, karena adanya kemungkinan bahwa teman atau sanak-saudara mereka tidak akan bisa diselamatkan. Jika manusia dikatakan tidak dapat menolak karunia Tuhan, dan tetap ada banyak orang yang jelas-jelas memilih cara hidup yang keliru, mungkinkah itu karena Tuhan sengaja membuat mereka menolak karuniaNya? Mungkinkah Tuhan sudah dari awalnya menetapkan mereka untuk ke neraka? Dalam hal ini, berbagai aliran teologi dan gereja mempunyai jawaban yang berlainan. Persoalannya, selama hidup di dunia kita tidak dapat mengetahui jalan pikiran Tuhan (Yesaya 55: 8 – 9) dan Tuhan tidak pernah mengatakan secara pribadi bahwa hidup kita adalah cukup baik bagiNya. Sebaliknya, Tuhan sudah berkata bahwa semua orang sudah berdosa dan kehilangan kemuliaan Allah (Roma 3: 23). Semua orang jelas memenuhi syarat untuk masuk ke neraka!
Walaupun demikian, Roma 10: 9 mengatakan jika kita mengaku dengan mulut kita, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hati kita, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kita akan diselamatkan. Dengan kata lain, jika kita percaya kepada Yesus dengan sepenuhnya, yaitu baik luar dan dalam, maka kita tidak perlu meragukan keselamatan kita. Luar dan dalam? Ya, memang dari luar orang mungkin terlihat seperti orang beriman, tetapi apa yang ada dalam hatinya tidak ada seorang pun yang tahu. Sebaliknya, ada orang yang merasa bahwaYesus ada dalam hatinya, tetapi segala perbuatan dan perkataannya tidak mencerminkan hal itu.
Alkitab berkata bahwa untuk diselamatkan, kita cukup dengan modal percaya. Iman kepada Kristus ini adalah pemberian Tuhan kepada semua orang yang dipanggilNya. Mereka yang mau menyambut dengan baik pemberian iman yang menyelamatkan itu akan terlihat dari hidup mereka yang diperbaharui. Iman yang benar akan terlihat dari perbuatan mereka dalam hidup sehari-hari, karena iman tanpa perbuatan adalah mati (Yakobus 2: 26). Sebaliknya, mereka yang masih belum berubah dari hidup lama yang bergelimang dosa, mungkin saja belum mempunyai iman yang menyelamatkan.
Kembali kepada pertanyaan diatas, dapatkah orang menolak karunia keselamatan Allah? Jawaban untuk pertanyaan ini adalah singkat dan pasti: YA. Jika ada gagasan bahwa seseorang tidak mungkin menolak kasih karunia Tuhan, sejarah umat manusia adalah penuh dengan perlawanan yang tiada hentinya terhadap anugrah Tuhan. Memang kita mampu menolak kasih karunia Tuhan, dan dalam hidup lama kita, kita benar-benar sudah pernah menolak kasih karunia Tuhan. Tetapi, meskipun kita secara alami bisa menolak anugerah Tuhan, kasih dan kuasa Tuhan begitu kuat sehingga dapat mengatasi penolakan alami kita terhadapNya, jika Ia menghendakiNya.
Mereka yang benar-benar sudah menerima Kristus dan menerima Dia sebagai penguasa seluruh hidup mereka, luar dan dalam, sudah pasti akan masuk ke surga. Kata “benar-benar” disini harus digaris bawahi karena ini berarti tidak ada maksud untuk mengecoh atau membohongi Tuhan. Mereka yang dengan sengaja secara terus menerus membohongi Tuhan dengan mengabaikan Dia dan menolak untuk menaati perintahNya, adalah orang-orang yang belum benar-benar menerima Kristus.
Pagi ini, kita mungkin merasa yakin bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita. Itu baik adanya. Karena Tuhan sudah memberi kesadaran kepada kita bahwa apapun tidak akan menyelamatkan kita dari dosa, kecuali melalui darah Yesus Kristus. Hidup kita sudah diubahNya setelah kita percaya; kita tahu apa yang baik dan apa yang jahat di mata Tuhan. Lebih dari itu, kita sudah berusaha untuk memuliakan namaNya melalui mulut dan di hati kita, luar dan dalam. Jika demikian, kita tidak perlu meragukan janji keselamatanNya.
Pada pihak yang lain, mungkin diantara kita masih ada yang bergumul untuk memutuskan, apakah mau memilih panggilan Kristus atau mengikuti kenikmatan duniawi. Mungkin juga kita mengenal orang-orang yang dengan sengaja menolak panggilan Kristus untuk menerima karunia keselamatan. Disini peranan pemuridan dan doa orang Kristen adalah sangat penting (Matius 28: 19-20). Tuhan bekerja menurut rencanaNya, dan kita tidak mengerti atau tahu apa yang akan dilakukanNya kepada orang-orang yang belum benar-benar percaya kepadaNya. Doa dan usaha mengabarkan Injil kita adalah pernyataan iman bahwa Tuhan pada hakikatnya mengasihi seisi dunia dan ingin agar manusia bisa diselamatkan pada saat yang ditetapkanNya.
Amazing Grace, how sweet the sound that saved a wretch like me
I once was lost, but now am found
Was blind but now I see
Ajaib benar anugerah pembaru hidupku
‘Ku hilang, buta, bercela; olehnya ‘ku sembuh.