“Daud dan seluruh orang Israel menari-nari di hadapan Allah dengan sekuat tenaga, diiringi nyanyian, kecapi, gambus, rebana, ceracap dan nafiri. Ketika mereka sampai ke tempat pengirikan Kidon, maka Uza mengulurkan tangannya memegang tabut itu, karena lembu-lembu itu tergelincir. Maka bangkitlah murka TUHAN terhadap Uza, lalu Ia membunuh dia oleh karena Uza telah mengulurkan tangannya kepada tabut itu; ia mati di sana di hadapan Allah.”1 Tawarikh 13: 8 – 10

Manakah yang lebih anda takuti, iblis atau Tuhan? Pertanyaan yang sederhana ini mungkin belum pernah anda terima dari siapapun. Walaupun demikian, jika kita melihat keadaan di sekeliling kita, agaknya manusia modern lebih takut kepada iblis dan kuasanya. Mengapa begitu? Karena manusia tahu bahwa iblis mempunyai maksud-maksud yang jahat. Dalam bayangan sebagian orang, iblis atau setan juga mempunyai penampilan yang mengerikan, seperti dalam film-film horor yang digemari penonton. Pada pihak yang lain, manusia zaman sekarang mungkin merasa bahwa Tuhan adalah Oknum yang jauh di sana, dan karena itu mereka kurang mempunyai rasa takut kepadaNya.
Pada zaman nabi-nabi di PL, orang Israel pada umumnya sangat takut kepada Tuhan. Mereka harus berbakti kepada Tuhan menurut cara-cara tertentu dan pada saat tertentu. Mereka kuatir jika Tuhan marah dan menghukum mereka. Apa yang terjadi ketika orang memiliki niat terbaik, tetapi mereka tidak melakukan sesuatu dengan cara yang persis seperti yang ditentukan oleh Tuhan? Apa konsekuensi bagi pemimpin yang mengambil tindakan sendiri dan rakyatnya tidak berani menentangnya seturut Firman Tuhan?
Ayat mas di atas menggambarkan peristiwa pengangkutan tabut perjanjian oleh Daud yang terjadi setelah perang berkepanjangan dengan orang Filistin. Membawa tabut ke Yerusalem menggambarkan keinginan orang Israel untuk mencari Tuhan dan menyembah di hadapanNya, Dengan siapa Daud berkonsultasi terlebih dahulu sebelum membawa tabut perjanjian? Dia memang berkonsultasi terlebih dahulu dengan para pemimpin militernya untuk memastikan bahwa semua prosesnya aman, tetapi dia sebenarnya juga harus meminta izin dari nabi Nathan atau para imam. Pemindahan tabut adalah tanggung jawab yang diberikan Tuhan secara khusus kepada orang Lewi atau para imam.
Apa yang salah dengan reaksi umum terhadap maksud Daud? Tidak ada orang yang menentang Daud. Sebenarnya mereka harus mengikuti Hukum Tuhan tentang bagaimana ini seharusnya dilakukan. Dengan kata lain, setiap orang menyetujui otoritas duniawi Daud, dan secara keliru menganggap Daud sebagai orang yang mempunyai otoritas spiritual yang cukup untuk mengubah otoritas yang sudah ditentukan Tuhan.
Rencana Daud tampaknya tidak terfokus pada memenangkan pertempuran tetapi untuk menyembah Tuhan di tempat yang Dia tentukan. Ini adalah niat baik, tetapi dilaksanakan dengan cara yang salah. Apa yang salah dengan metode transportasi yang digunakan? Tabut dinaikkan di atas sebuah gerobak, padahal itu seharusnya dibawa dengan tangan. Itulah sebabnya mengapa hampir roboh ketika lembu-lembu penariknya tergelincir. Lalu, apa yang salah dengan orang-orang yang membawanya? Tabut itu seharusnya dibawa oleh orang Lewi saja.
Dari Alkitab kita tahu bahwa Tuhan pada hakikatnya tidak pernah bermaksud jahat kepada manusia dan tidak pernah membuat bencana tanpa sebab yang jelas. Namun, ada keadaan-keadaan tertentu yang menyebabkan orang yang mengabaikan Tuhan mengalami hal yang yang kurang menyenangkan. Bukanlah hal yang mengherankan bahwa mereka yang melupakan firman Tuhan kemudian mengalami berbagai persoalan besar.
Takut akan Tuhan memang agaknya sulit dipraktikkan manusia jika manusia tidak menyadari mengapa Yesus Kristus perlu turun ke dunia. Bagi sebagian orang, manusia tidaklah seburuk yang dilihat, mereka percaya bahwa dalam diri setiap manusia selalu ada unsur-unsur yang baik dan itu bisa menyenangkan Tuhan. Tuhan yang mahakasih tentunya tidak pernah marah, Ia tentu selalu membiarkan manusia memakai kehendak bebas untuk maksud-maksud baik menurut cara yang mereka pilih. Tetapi, itu adalah pandangan keliru. Mata Tuhan yang mahasuci tidak tahan melihat semua manusia yang sudah mengabaikan Dia dan firmanNya.
Bagi banyak orang Kristen, rasa puas mungkin sudah ada bahwa mereka adalah orang-orang yang diselamatkan. Dengan itu, hidup berjalan seperti biasa dan Tuhan dipersilakan untuk berada di latar belakang. Umat Kristen dan Gereja mungkin secara religius mengakui eksistensi Tuhan, tetapi dalam hidup sehari-hari mereka tidak cukup berusaha untuk membimbing masyarakat agar mereka takut akan Tuhan dan memilih jalan kebenaran melalui Kristus. Mereka kurang mau atau kurang berani menyatakan bahwa apa yang dipandang sebagai kebaikan untuk manusia tidak akan mencapai hasil yang baik jika tidak sesuai dengan firman Tuhan.
Seperti Daud dan bani Israel, masyarakat yang hanya mementingkan kebutuhan diri sendiri, lambat laun melupakan Tuhan dan segala firmanNya. Masyarakat yang lebih mementingkan hak manusia dan bukannya hak Tuhan, lambat laun akan tenggelam dalam kekacauan dan masalah. Inilah yang harus kita sadari, bahwa Tuhan bukan saja menghendaki kita untuk taat kepadaNya, tetapi Ia juga menghendaki masyarakat di sekeliling kita untuk menyadari dosa mereka dan takut akan Dia. Tuhan bukannya hanya meminta kita untuk menghasilkan apa yang baik, tetapi juga melakukan apa yang sesuai dengan firman dan hukumNya.