Perhatian kita harus sepenuhnya kepada Kristus

“Tetapi aku takut, kalau-kalau pikiran kamu disesatkan dari kesetiaan kamu yang sejati kepada Kristus, sama seperti Hawa diperdayakan oleh ular itu dengan kelicikannya.” 2 Korintus 11: 3

Dalam bepergian ketempat asing adalah kurang menyenangkan jika kita tidak dapat mencapai tujuan kita. Mungkin jalan yang kita pilih pada mulanya tidak memberi kesan bahwa jalan itu adalah jalan yang keliru, tetapi kemudian kita bisa sadar bahwa kita telah tersesat. Kesadaran itu mungkin timbul karena apa yang kita tuju tidak kunjung terlihat, atau karena suasana di sekitar kita yang terasa asing, atau mungkin juga karena ada orang yang menyadarkan kita.

Kesadaran saja, bahwa kita harus berganti haluan, tidak bisa menjamin bahwa kita akan menemukan jurusan yang benar. Tanpa mengganti jurusan, kita mungkin tidak bisa mencapai tujuan kita. Juga, tanpa memakai suatu pedoman arah, tidaklah mudah untuk memastikan ke mana kita harus pergi. Dan sekalipun kita mempunyai pedoman arah, pengertian kita mungkin keliru. Belum lagi kalau ada hal-hal yang mengalihkan perhatian kita dari arah yang benar. Memang jika kita benar-benar berada di tempat yang asing, kita harus selalu berhati-hati dan mau mempelajari medan.

Seperti itu jugalah hidup kita sebagai orang Kristen yang menuju ke tempat yang asing untuk kita yaitu surga. Dalam perjalanan hidup, banyaklah hal-hal yang bisa mengalihkan kita dari arah yang benar. Banyak orang Kristen yang sepertinya mempelajari firman Tuhan, tetapi sebenarnya lebih memusatkan perhatian pada sejarah, humanisme, kebudayaan dan bahasa yang dipakai umat Tuhan yang ditampilkan dalam Alkitab. Padahal, pedoman arah kita, Alkitab, menulis bahwa Yesus berkata:

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.” Yohanes 14: 6

Jika kita tahu bahwa ada satu jalan menuju ke arah keselamatan, ada sebuah pertanyaan yang sering menggelitik kita: apakah kita bisa tersesat dalam perjalanan hidup ini? Ayat yang ditulis rasul Paulus dalam kitab 2 Korintus 11: 3 di atas menunjukkan bahwa kita bisa saja tersesat dalam iman kita. Paulus jelas tidak ragu untuk mengingatkan jika kita tidak mempunyai perhatian yang dipusatkan kepada Kristus dan firmanNya saja, kita mungkin sudah jatuh kedalam tipuan iblis. Umat Kristen yang merasa percaya kepada Yesus, bisa saja tersesat jika pusat perhatian mereka berubah menjadi perhatian pada ajaran manusia yang selalu berubah-ubah di sepanjang masa.

Hari ini kita diingatkan bahwa menjalani hidup kekristenan itu tidak mudah. Jika kita tidak selalu awas akan arah iman kita dan selalu memakai Alkitab dengan benar, kita akan bisa tersesat. Ada begitu banyak orang yang menunjukkan berbagai arah dan jurusan menuju ke arah surga, dan ada begitu banyak orang yang percaya perlunya untuk mempunyai hal-hal ekstra di luar Yesus; semua itu bisa-bisa adalah tipu daya iblis yang berusaha memperdayai kita.

Kita harus sadar bahwa seperti dalam melakukan perjalanan wisata, kita harus selalu mau mempelajari medan dan memakai pedoman arah; dalam perjalanan hidup kita harus selalu memusatkan perhatian kepada Yesus dan anugerah keselamatanNya sesuai dengan firman Tuhan.

“Ingatlah juga bahwa dari kecil engkau sudah mengenal Kitab Suci yang dapat memberi hikmat kepadamu dan menuntun engkau kepada keselamatan oleh iman kepada Kristus Yesus. Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” 2 Timotius 3: 15-16

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s