“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.” Matius 10: 38

Dalam suasana saat ini semua orang mengeluh mengapa pandemi ini tidak kunjung berakhir. Mereka yang bekerja dalam bisnis merasa sulit untuk mencari keuntungan, dan karena itu berbagai perusahaan terpaksa mengurangi jumlah pegawai mereka untuk tetap bisa bertahan. Minggu lalu, boss sebuah maskapai penerbangan Australia mengemukakan kekesalannya atas larangan pemerintah untuk terbang ke luar negeri. Menurut dia, lockdown yang berkepanjangan tidak ada gunanya, dan karena itu rakyat harus membiasakan diri untuk hidup berdamai dengan virus. Memang nantinya ada yang tewas karena menjadi korban, tetapi ia berpendapat bahwa Covid 19 tidaklah banyak berbeda dengan virus influensa.
Menerima keadaan yang pahit dengan berani, dan hidup dengan kemauan berjuang, memang sering kali dipandang baik. Tetapi jika orang mengabaikan bahaya virus corona ini, dan kemudian menjalani hidup seakan-akan tidak ada bahaya yang mengancam, tentunya bukan tindakan yang bijaksana. Bagi orang Kristen, itu bukanlah apa yang dimaksudkan Yesus sebagai “memikul salib”. Lalu apa sebenarnya arti memikul salib dan mengikut Yesus?
Yang pertama, agar seseorang bisa membuat keputusan untuk mengikut Yesus, haruslah ada alasan yang kuat. Tanpa alasan yang kuat, tidaklah mungkin seseorang mau menjadi orang Kristen. Baik di zaman dulu maupun di zaman ini, hidup orang Kristen tidaklah berarti hidup yang bergemerlapan dan hidup yang mendapat perlakuan istimewa dari siapapun. Sebaliknya, memikul salib adalah kemauan untuk menghadapi segala penderitaan, tugas, dan rintangan dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan.
Yang kedua, adalah umum jika orang mau mengambil keputusan untuk berbuat sesuatu, tetapi berharap agar ia tetap mempunyai kesempatan untuk berubah pikiran. Dengan janji untuk tidak ingkar, orang akan berpikir dua kali untuk menjadi pengikut Yesus karena keputusan yang diambil haruslah pasti, bukan hanya coba-coba. Ini berarti siap untuk menjadi pengikut Yesus di saat suka maupun duka, seumur hidup.
Dan yang ketiga, untuk menjadi pengikut Kristus orang harus meninggalkan hidup lama yang mementingkan hal-hal duniawi, dan menggantinya dengan hidup baru berpusat kepada Yesus. Hidup baru ini sering kali sulit dijalani karena adanya berbagai masalah yang datang dari orang-orang di sekitar kita dan bahkan dari keluarga kita sendiri. Dalam hal ini, banyak orang Kristen yang mengalami pelecehan dan penganiayaan di berbagai tempat di dunia.
Harii ini, ada tiga pertanyaan untuk anda:
1. Apakah tujuan anda untuk menjadi pengikut Kristus adalah untuk percaya kepadaNya, memuliakanNya dan menjalankan firmanNya?
2. Apakah anda benar-benar akan setia dalam suka maupun duka kepada Kristus sampai akhir hidup anda?
3. Apakah anda siap untuk memusatkan hidup anda kepada kemuliaan Tuhan dan siap menderita untukNya, dan bukannya hanya ingin untuk memperoleh berkat-berkatNya?
Ada begitu banyak orang yang mau menjadi pengikut Kristus dengan tujuan yang keliru, yang hanya bertalian dengan keinginan untuk menerima berkatNya. Ada juga mereka yang mengingkari imannya karena adanya godaan dan masalah dalam hidup. Dan ada juga mereka mengira bahwa sebagai pengikut Kristus mereka akan terlepas dari segala penderitaan. Tetapi Yesus berkata bahwa barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Dia, ia tidak layak bagi Dia. Hanya dengan menjawab ketiga pertanyaan diatas dengan benar, barulah kita bisa sungguh-sungguh menjadi pengikut Kristus!