“Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.” Yohanes 3: 30

Ayat di atas diambil dari Injil Yohanes yang menceritakan kisah Yohanes Pembaptis. Pada waktu itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Yohanes pun membaptis juga di daerah itu sebab di situ banyak air, dan orang-orang juga datang kesitu untuk dibaptis. Pengikut Yohanes yang pada mulanya banyak, kemudian berkurang jumlahnya karena sebagian kemudian pindah untuk mengikut Yesus. Atas kejadian itu, Yohanes berkata bahwa itu tidaklah menjadi soal karena Yesus adalah Anak Allah. Yohanes berkata bahwa Yesus , Anak Allah, sudah sepatutnya mendapat perhatian dan penghormatan dari manusia.
Jika Yohanes menyadari siapa Yesus itu dan tidak berusaha menjadi lebih besar atau lebih masyhur dari-Nya, banyak orang yang dengan sadar atau tidak, menikmati kemasyhuran mereka. Dalam kenyataannya, memang banyak orang yang justru berusaha menarik perhatian publik dan bangga atas banyaknya pengikut (follower) dari blog atau vlog mereka, atau mendambakan kemasyhuran dari apa yang mereka kerjakan, karena kemasyhuran sering identik dengan pemasukan uang.
Di kalangan gereja pun, ada banyak pendeta dan penginjil yang karena saking masyhurnya, seolah mereka lebih ternama dari Yesus. Memang ada orang-orang yang karena apa yang pernah diperbuat mereka, menjadi selebriti yang setiap kali muncul akan mendapat jutaan tanda suka atau “like“. Mereka itu secara tidak sadar sudah bersaing dengan Yesus, karena segala kemuliaan yang mereka peroleh hanyalah untuk kepentingan diri sendiri. Dalam hal ini, banyak umat Kristen yang yakin bahwa ada orang-orang tertentu yang dapat melakukan mukjizat setiap saat, dan agaknya lebih sering dan lebih hebat dari apa yang sudah dilakukan oleh Yesus dan murid-murid-Nya. Orang-orang yang sedemikian biasanya sangat terkenal dan banyak yang hidup dalam kemewahan.
Hari ini hari Minggu dan mungkin anda sudah atau akan pergi ke gereja. Gereja mana pun yang anda tuju, tidaklah menjadi masalah. Tetapi anda harus yakin bahwa apa yang dipraktikkan di gereja anda adalah seperti yang dilakukan Yohanes Pembaptis, yaitu untuk memuliakan Tuhan sepenuhnya. Gereja yang nampaknya hebat dan meriah, belum tentu adalah pendukung Kristus karena mereka justru ingin lebih dikenal daripada Yesus dan firman-Nya. Pendeta atau pimpinan gereja yang menyampaikan khotbah, mungkin saja tidak sadar bahwa penghormatan dan kekaguman jemaat atas diri mereka adalah lebih dipentingkan dari penyembahan kepada Yesus, Anak Allah dan Tuhan kita. Orang yang senang dikagumi dan dihormati orang lain sering kali adalah orang-orang yang lupa bahwa hanya Tuhan yang patut dimuliakan.
Kita mungkin ingat bahwa Musa diperintahkan melepaskan sandalnya ketika Allah berbicara kepadanya dari semak duri yang menyala (Keluaran 3: 5). Jika melepaskan sandal adalah tanda rasa hormat, orang Yahudi menganggap hal membawa atau membuka tali sandal orang lain suatu tugas yang hina. Ketika Yohanes Pembaptis berbicara tentang kedatangan Kristus, ia berkata, “Dia, yang datang kemudian daripadaku. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak” (Yohanes 1: 27).
Sebagai umat percaya, biarlah kita sadar bahwa Tuhan yang mahabesar tidak bisa disaingi. Marilah kita menjalani hidup kita ini dengan kerendahhatian, agar nama Tuhan semakin dipermuliakan. Lebih dari itu, biarlah kita menyandarkan iman kita kepada Kristus dan bukannya kepada orang-orang ternama.
“Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.” Yohanes 3: 36