“Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya.” Yakobus 5: 14 – 16

Semua manusia tentunya pernah jatuh sakit selama hidupnya. Walaupun demikian, di saat ini mungkin semua orang berharap agar jangan sampai sakit apa pun, sekalipun batuk-pilek yang biasanya dianggap ringan. Adanya pandemi memang membuat orang lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan dan meningkatkan imunitas agar tidak terpapar Covid-19. Selain itu, karena rumah sakit pada saat ini sudah banyak yang penuh, berobat ke rumah sakit adalah sesuatu yang mutlak harus dihindari.
Memang, berdasarkan iman Kristen, adanya penyakit adalah salah satu konsekuensi kejatuhan manusia ke dalam dosa. Walaupun demikian, kita harus bersyukur bahwa Tuhan selalu menyertai umatnya baik dalam suka maupun duka, baik sewaktu sehat maupun sewaktu sakit. Kasih Tuhan tidak berubah dalam segala keadaan ataupun saat.
Sekalipun manusia sudah jatuh dalam dosa, Tuhan yang mahakasih tetap ingin memelihara seisi dunia dan bahkan seluruh jagad raya, sehingga semua ciptaan-Nya tetap berfungsi seperti apa yang dirancang-Nya. Karena itu, sesuai dengan rencana penyelamatan-Nya, Tuhan mengatur segala sesuatu supaya semuanya berjalan baik untuk kemuliaan-Nya. Tuhan tidak membiarkan dunia ini hancur berantakan, dan oleh sebab itu Ia juga mencukupi segala kebutuhan manusia, termasuk kesehatan mereka. Kesehatan bukan hanya diberikan kepada mereka yang percaya kepada-Nya, tetapi kepada semua mahluk di bumi. Oleh karena itu, Ia juga memberi manusia kesadaran dan kemampuan untuk menghargai kesehatan mereka, baik jasmani maupun rohani, dan untuk menghargai semua ciptaan Tuhan yang lain.
Ayat di atas ditulis oleh rasul Yakobus mengenai kesehatan umat Tuhan. Pada saat itu, ilmu kedokteran dan kesehatan lingkungan belumlah semaju sekarang. Walaupun demikian, Yakobus tentunya sadar bahwa menjaga kesehatan adalah penting untuk bisa hidup dan bekerja secara optimal untuk kemuliaan Tuhan. Lebih dari itu, ia jelas sadar bahwa Tuhanlah yang mempunyai kuasa untuk memberi kesembuhan kepada orang yang sakit. Tuhanlah yang berhak untuk menolong siapa saja yang mengalami masalah, baik itu hal jasmani atau rohani. Pertanyaannya, apakah ayat ini tetap sepenuhnya relevan untuk masa kini?
Ayat di atas tidak secara spesifik menulis tentang jenis penyakit yang bisa didoakan untuk kesembuhan. Jika pengolesan dengan minyak dianjurkan untuk kesembuhan (kemungkinan besar minyak zaitun), rasul Yakobus tentunya tahu bahwa itu bukanlah obat untuk segala penyakit. Jadi, pemakaian minyak itu mungkin bertalian dengan ritual atau kebiasaan waktu itu, dan merupakan lambang penyertaan Tuhan. Bukan pengurapan, bukan doa dan bukan iman manusia yang membawa kesembuhan, tetapi Tuhan sendiri. Tuhan yang mahakuasa bisa secara total menyembuhkan segala penyakit jika itu sesuai dengan kehendak-Nya; bukan penyakit tertentu saja dan bukan hanya kesembuhan sementara.
Ayat di atas tidak menyebutkan apakah kesembuhan jasmani atau rohani yang dibahas, tetapi semua penyakit memang bisa disembuhkan Tuhan, seperti yang dilakukan Yesus selama di dunia. Walaupun begitu, dengan mempertimbangkan kefanaan jasmani manusia, ayat itu mungkin lebih cenderung menyangkut masalah rohani yang bersangkutan dengan cara hidup manusia di dunia. Ini juga lebih sesuai dengan misi penyelamatan Yesus selama di dunia.
Perlukah kita berdoa untuk kesembuhan seseorang? Bukankah Tuhan akan melakukan apa yang dikehendaki-Nya saja? Bukankah Tuhan tahu kebutuhan kita sebelum kita memintanya? Tidak mudah menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, tetapi kita harus menyadari bahwa kita hanya bisa hidup sebagai umat Tuhan dengan mempunyai hubungan yang intim dengan Dia.
Hubungan yang baik dengan Sang Pencipta seharusnya memberi pengertian bahwa kita tidak dapat memisahkan kehidupan jasmani dari kehidupan rohani, karena tubuh kita adalah rumah Tuhan. Karena itu kita harus memelihara keduanya sesuai dengan firman Tuhan. Sering kali orang mementingkan salah satu saja, dan ini bisa menimbulkan persoalan. Manusia bisa sakit karena faktor keturunan, lingkungan, atau kebiasaan. Selain itu, iblis pun bisa membawa berbagai gangguan. Dengan hubungan yang baik dengan Tuhan kita akan makin mampu untuk menyadari apa yang salah dan memperoleh pengampunan-Nya.
Tuhan bisa memberi kesembuhan dari penyakit apa pun apabila sesuai dengan kehendak-Nya. Tetapi ayat ini mungkin lebih mengena dalam hal yang berhubungan dengan cara hidup seseorang. Mereka yang hidupnya jauh dari Tuhan sering kali merasa sakit, lemah, tertekan dan kesehatannya terganggu. Mereka yang terpaksa hidup dalam lingkungan yang kurang sehat, mungkin sering terkena penyakit. Selain itu, banyak orang di zaman ini yang mengalami gangguan kejiwaan karena suasana pandemi yang menakutkan. Kepada mereka ini, firman Tuhan berkata bahwa didalam Dia ada keselamatan dan kebangkitan. Tuhan bisa memperbaiki kehidupan manusia, baik dalam keluarga, masyarakat ataupun negara untuk kemuliaan-Nya.
Karena Tuhan mengasihi seisi dunia, mereka yang sakit boleh berharap dalam iman akan keringanan dan kesembuhan dari-Nya. Tetapi, lebih dari itu, mereka yang beriman akan yakin bahwa sekalipun tubuh jasmani mereka lemah, mereka adalah orang-orang yang sudah mendapat pengampunan Tuhan.
Haruskah kita berdoa memohon kesembuhan? Sudah tentu! Setiap orang Kristen adalah orang-orang yang sudah dikuduskan oleh Kristus. Dengan demikian, adalah panggilan bagi kita untuk selalu berdoa untuk kesehatan orang lain dan juga untuk kesehatan diri kita sendiri. Bagi orang yang dibenarkan, hidup baru di dalam Yesus selalu membawa perubahan, baik dalam jasmani maupun rohani. Memang dalam darah Yesus ada kuasa yang besar.