“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.” Mazmur 145: 18

Dalam agama Hindu, sapi adalah simbol suci kehidupan dan bumi. Selama berabad-abad umat Hindu di India menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah dan untuk ritual doa. Baru-baru ini, di negara bagian Gujarat, beberapa orang percaya dan pergi ke tempat penampungan sapi seminggu sekali untuk melumuri tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi. Mereka berharap ritual itu dapat meningkatkan kekebalan tubuh, atau membantu mereka pulih dari infeksi virus corona.
Para dokter dan ilmuwan di India serta di seluruh dunia telah berulang kali memperingatkan agar tidak mempraktikkan pengobatan alternatif untuk melawan Covid-19, tetapi masih banyak juga yang mengabaikan peringatan itu. “Kami melihat bahwa dokter pun datang ke sini. Mereka yakin ritual ini bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan mereka dapat merawat pasien tanpa rasa takut,” kata seorang manajer di perusahaan farmasi. Dia mengatakan bahwa dalam kenyataannya praktik tersebut membantunya pulih dari Covid-19 pada tahun lalu. Kemanjuran “terapi” itu baginya adalah evidence based atau berdasarkan kenyataan.
Dalam banyak kepercayaan, memang manusia harus berusaha untuk mendekati sang pencipta yang mahakuasa dan menyembahnya agar hidup mereka diberkati. Pada saat ini, tentu ada banyak orang yang memohon kepada tuhan-tuhan mereka untuk dilindungi dari wabah Covid-19. Dalam hal ini, umat Kristen tidak berbeda karena mereka juga berdoa meminta perlindungan atau kesembuhan dalam nama Yesus Kristus. Sebagai manusia yang mempunyai berbagai kebutuhan, kita pun percaya bahwa Tuhan yang mahakasih selalu mengabulkan permintaan doa kita apabila itu sesuai dengan kehendak-Nya.
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.” Matius 7: 7
Walaupun demikian, berbeda dengan banyak kepercayaan lain, orang Kristen tidak perlu lagi bergantung kepada berbagai ritual untuk menghampiri Tuhan. Mereka tidak juga membutuhkan keajaiban untuk bisa percaya bahwa Tuhan itu ada dan Ia mengasihi umat-Nya. Tuhan yang sudah pernah datang ke dunia dalam bentuk manusia yang bernama Yesus itu sekarang berada di surga, menantikan doa-doa setiap orang, di mana saja, yang berseru kepada-Nya. Lebih dari itu, orang Kristen sudah dikaruniai dengan Roh Kudus, Tuhan yang hidup dalam tiap orang percaya, yang mau membantu mereka dalam berdoa.
Dalam kenyataannya, tanpa ritual banyak orang Kristen yang kurang bisa merasakan bahwa Tuhan yang mahabesar itu betul-betul ada di setiap saat dalam hidup mereka. Dalam kesibukan hidup, mereka mungkin hanya jarang-jarang menghampiri Tuhan. kalau mereka sempat untuk berbakti kepada Tuhan, itu pun dilakukan tanpa penyembahan dengan sepenuh hati. Bagi mereka Tuhan mungkin seperti seorang teman baik saja yang bisa memenuhi keinginan mereka. Walaupun demikian, pandemi yang berkepanjangan ini membuat mereka merasa bahwa Tuhan sudah melupakan mereka.
Memang benar bahwa kita tidak lagi mempunyai ritual-ritual khusus untuk memanggil Tuhan atau untuk menjumpai-Nya. Itu karena Yesus sudah mati untuk memungkinkan hubungan langsung antara umat dan Tuhannya. Walaupun demikian, itu tidak berarti bahwa Tuhan tidak lagi Tuhan yang mahakuasa dan mahasuci. Jika kita membutuhkan Tuhan, itu tidak hanya pada saat kita mengalami masalah besar, tetapi pada setiap saat kita harus bergantung kepada-Nya.
Pagi ini kita diingatkan bahwa adalah keliru jika kita berpikir bahwa Tuhan selalu menyertai hidup kita sekalipun kita sudah terbiasa untuk hidup bagi diri sendiri dan jarang berdoa kepada-Nya. Tuhan dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan!