“Hai anakku, janganlah pertimbangan dan kebijaksanaan itu menjauh dari matamu, peliharalah itu, maka itu akan menjadi kehidupan bagi jiwamu, dan perhiasan bagi lehermu. Maka engkau akan berjalan di jalanmu dengan aman, dan kakimu tidak akan terantuk. Amsal 3: 21 – 23

Ayat diatas adalah tulisan Salomo yang terkenal bijaksana. Tidaklah mengherankan bahwa Salomo yang sudah dikaruniai kemampuan itu oleh Tuhan, sering kali menulis berbagai nasihat yang berguna. Nasihat di atas ditujukan kepada mereka yang masih muda agar menyadari bahwa dalam hidup ini kepandaian saja belum tentu membawa kesuksesan dalam hidup. Dalam kenyataannya, banyak orang pandai yang hidupnya menderita, karena apa yang terjadi dalam hidup mereka tidaklah dapat dimengerti dan diterima dengan akal. Apalagi, dunia ini seakan lebih menyukai mereka yang tidak pandai dalam ilmu tetapi pandai bersandiwara atau mahir bersilat lidah.
Di saat ini, setiap negara tentunya berjuang untuk dapat mengatasi berbagai masalah yang timbul karena adanya pandemi. Oleh sebab itu, mereka yang memegang kedudukan penting harus berusaha bekerja dalam bidang masing-masing untuk mengurangi berbagai dampak pandemi dalam masyarakat. Sebagian di antara mereka terlihat cukup berhasil dalam usaha itu, tetapi kita tentunya masih ingat bahwa baru-baru ini ada seorang pemimpin negara besar yang melakukan dan mengusulkan hal-hal yang kurang bijaksana. Orang itu memang diakui populer dan sukses dalam bisnisnya, tetapi sebagai pemimpin negara ia sudah menimbulkan kekacauan dan perpecahan bangsa.
Kesuksesan seseorang dalam hidup memang dipengaruhi oleh apa yang sudah pernah dipelajarinya. Dalam proses pendidikan baik formal atau tidak formal, orang menerima berbagai ilmu yang sesuai dengan apa yang dipilihnya. Walaupun demikian, mereka yang ingin sukses dalam hidup tidak hanya perlu belajar ilmu pengetahuan (hard skills), tetapi juga harus memiliki kemampuan hidup sehari-hari (soft skills) yang sering kali tidak diperoleh dari tempat pendidikan. Dengan mempunyai kedua jenis kemampuan ini, rasa percaya diri manusia akan menjadi lebih kuat dalam mengambil keputusan penting dalam hidup.
Kepercayaan kepada diri sendiri (self confidence) memang sering kali dianggap sebagai hal yang berguna dalam hidup, yang bisa membuat orang berani menghadapi masa depan. Mereka yang sudah mendapat pendidikan tinggi, mereka yang kaya raya, dan mereka yang mempunyai kekuasaan besar umumnya mempunyai rasa percaya diri yang besar. Walaupun demikian, hidup manusia bukan hanya mengenai hal mencari solusi dari masalah yang terlihat di depan mata, tetapi juga menyangkut hal menghadapi berbagai persoalan yang belum tentu mudah dimengerti atau dapat diselesaikan. Oleh sebab itu, tidaklah mengherankan bahwa mereka yang terlalu percaya kepada diri sendiri sering kali mudah membuat kekeliruan dalam mengambil keputusan atau tindakan.
Mereka yang benar-benar mengenal Tuhan tidak akan mudah jatuh ke dalam perangkap kesombongan karena mereka tahu bahwa sumber kebijaksanaan adalah Tuhan. Tuhan yang mahabijaksana adalah Tuhan yang mahapemurah. Mereka yang menerima kebijaksanaan dari Tuhan bisa mempertimbangkan hal apa yang penting dan apa yang tidak penting. Jika orang lain sibuk dengan hal mencari kemasyhuran, bagi mereka yang berada dalam Tuhan, hidup sudah merupakan kesuksesan karena kemenangan Yesus atas kematian. Dengan karunia keselamatan dari Tuhan, kehausan akan kesuksesan karir dan pujian orang lain menjadi hilang karena apa yang akan datang adalah jauh lebih baik dari apa yang terlihat di masa kini. Dengan demikian, hidup mereka bukan diutamakan untuk mengejar keuntungan diri sendiri, tetapi untuk selalu taat kepada firman-Nya. Memang, takut akan Tuhan adalah didikan yang mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan (Amsal15: 33).
Hari ini, ada sebuah pertanyaan untuk kita. Apakah kita percaya bahwa kita akan mempunyai hari depan yang baik? Tidak ada seorang pun yang tahu apa yang akan terjadi pada diri kita di tahun-tahun mendatang. Kita bahkan tidak tahu apa yang akan terjadi esok hari atau sejam lagi. Tetapi, jika kita masih takut kepada Dia dan hidup dengan rendah hati, kita akan menghadapi semua rintangan dengan rasa percaya diri bahwa segala sesuatu akan berakhir dengan baik sesuai dengan janji Tuhan yang mahakuasa.