
“Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.” Matius 5: 20
Dalam Matius 5: 17 – 18, Yesus dengan tegas dan jelas menyatakan suatu hal yang mungkin sulit untuk dipahami: Dia datang bukan untuk meniadakan hukum Taurat, tetapi untuk menggenapinya. Satu titik pun tidak akan ditiadakan sampai semuanya terjadi. Dengan demikian, agaknya kita yang membaca pesan Yesus dalam Matius 5: 20 di atas seharusnya mematuhi perintah hukum Taurat. Mereka yang menaatinya akan disebut besar di kerajaan surga; mereka yang tidak benar-benar taat akan disebut yang terkecil (Matus 5: 19). Yesus tidak menunjukkan bahwa perbuatan baik akan menghasilkan keselamatan, tetapi Ia menyatakan poin-poin penting tentang bagaimana kita harus hidup sebagai pengikut-Nya.
Sebagai umat Kristen, kita tentunya ingin untuk hidup sesuai dengan perintah Yesus. Tetapi itu sulit sekali. Mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati kita dan dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap akal budi kita, serta mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri bukanlah hal yang mudah dilakukan untuk tidak dikatakan mustahil. Padahal, pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 22: 37-40). Ayat pembukaan di atas menunjukkan bahwa Yesus menuntut suatu standar yang tidak akan tercapai oleh para pendengar-Nya. Jika demikian, mengapa Yesus perlu menyebutkannya? Yesus ingin membuat dua poin pengajaran yang berbeda melalui ayat ini.
Ahli-ahli Taurat adalah ahli-ahli profesional mengenai isi kitab Taurat. Orang-orang Farisi adalah golongan yang terkenal karena sangat berhati-hati dalam menjaga hukum Taurat. Bahkan, mereka sangat berhati-hati sehingga mereka menambahkan lapisan detail, aturan, dan peraturan di atas undang-undang sehingga mereka tidak akan pernah melanggarnya. Orang-orang Farisi, murid-murid mereka dan para pengunjung sinagoga sadar tentang apa yang diperlukan untuk mengikuti hukum agar menjadi “orang benar”. Tetapi, Yesus telah menunjukkan bahwa kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi adalah palsu. Yohanes Pembaptis bahkan menyebut mereka sebagai “keturunan ular beludak” yang membutuhkan pertobatan yang benar-benar akan “berbuah” dan bukannya hanya agar terlihat baik di mata orang lain (Matius 3: 7-8).
Yesus memang pernah menegur orang-orang Farisi tentang cara mereka bekerja begitu keras pada penampilan luar sementara dosa mengotori hati mereka. Seperti yang akan ditekankan Yesus belakangan di kitab Matus 6: 1 – 7, Tuhan jauh lebih peduli tentang apa yang ada di dalam hati seseorang daripada bagaimana pandangan orang lain. Tuhan menghargai kemurnian sejati yang dimotivasi oleh kasih, lebih dari pelaksanaan hukum yang dimotivasi oleh kesombongan spiritual. Jadi, poin ajaran Yesus yang pertama adalah hal kebenaran orang beriman yang harus lebih baik daripada apa yang dipertunjukkan oleh orang-orang munafik itu.
Point lain dari pengajaran Yesus yang kita bisa pelajari dari Alkitab, adalah bahwa tidak seorang pun yang dapat menjalani kehidupan dengan kemurnian moral yang layak untuk ke surga (Yohanes 14: 6). Ini dijelaskan lebih lanjut oleh rasul Paulus dalam Roma 3:23, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Namun, kita tahu bahwa orang yang beriman kepada Kristus “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” ( Roma 3: 24). Yesus dalam Matius 5: 20 dengan demikian sedang mempersiapkan pendengar-Nya untuk memahami bahwa mereka membutuhkan kebenaran yang hanya dapat diperoleh-Nya bagi kita.
Hari ini, mungkin kita teringat akan perintah Yesus untuk hidup dalam kebenaran. Kebenaran yang ada di dunia ini dan yang diajarkan oleh manusia hanya membuat kita terbuai seakan kita sudah mencapai tingkat kesempurnaan seperti yang dikehendaki Yesus. Oleh karena itu, semakin kita berusaha mencapai tingkat kerohanian yang tinggi dengan tenaga sendiri, semakin jauh kita dari apa yang diperintahkan Yesus. Yesus menyatakan bahwa kita harus mempunyai hidup keagamaan yang lebih baik daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang serba semu. Kita harus bisa hidup dalam kebenaran yang asli dan murni, dan sebagai orang berdosa, kita tidak akan mencapai apa yang diminta-Nya untuk bisa dihitung sebagai anak-anak Tuhan. Kita bersyukur bahwa hanya oleh kemurahan-Nya, Yesus sudah menebus dosa kita dan membuka jalan ke surga bagi kita. Dengan pertolongan-Nya kita akan hidup makin hari makin sempurna dalam kebenaran-Nya di dunia ini.