Kata-Nya kepada mereka: “Mengapa kamu tidur? Bangunlah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan.” Lukas 22: 46

Masih sebulan lagi sebelum datangnya hari Natal. Tetapi banyak juga rumah yang sudah dihias dengan berbagai lampu dan perhiasan Natal. Kapankah sebenarnya hiasan Natal itu boleh mulai dipasang? Tidak ada peraturan untuk itu, tetapi biasanya mulai tanggal 1 Desember orang sudah mulai memasangnya dan itu belangsung sampai seminggu sesudah tahun baru.
Menjelang hari Natal ini banyak kantor atau perusahaan yang sudah mengadakan pesta akhir tahun. Mengapa begitu dini? Itu karena banyak orang yang sebentar lagi mengambil cuti tahunan mereka yang biasanya 4 minggu lamanya; dan setiap orang bisa mengambil cuti pada waktu yang berlainan. Dalam pesta semacam itu, mereka bersama-sama bergembira atas apa yang sudah tercapai dalam tahun ini.
Dalam pesta semacam itu biasanya orang mengonsumsi alkohol. Suasana gembira dan alkohol terkadang membuat orang terlena. Karena mabuk, banyak kecelakaan yang terjadi karena supir yang tertidur di belakang kemudi. Hanya beberapa detik saja sudah bisa menentukan hidup-mati orang di jalan raya. Untuk itu, polisi menganjurkan agar pengemudi kendaraan bermotor lebih berjaga-jaga di akhir tahun ini.
Ayat di atas adalah peringatan Yesus kepada tiga murid (Petrus, Yakobus dan Yohanes) yang jatuh tertidur ketika diminta untuk berjaga-jaga selagi Yesus berdoa di taman Getsemani. Murid-murid itu tentunya sadar bahwa Yesus yang merasa sedih meminta mereka untuk menemani-Nya selagi Ia berdoa. Walaupun demikian mereka tidak sepenuhnya menyadari bahwa Yesus sedang menghadapi perjuangan besar dan bergulat dengan kenyataan bahwa sebentar lagi Ia akan menemui kematian. Perasaan sedih dan tubuh yang lelah, membuat murid-murid itu tertidur. Mereka gagal untuk berjaga-jaga.
Perlukah Yesus, Anak Allah, meminta dukungan manusia yang lemah? Sudah tentu Yesus tidak memerlukan hal itu karena Allah Bapa bisa mengirimkan seorang malaikat untuk memberi kekuatan (Lukas 22: 43). Yesus meminta ketiga murid-Nya untuk berjaga-jaga sebagai perlambang bahwa dalam hidup di dunia mereka harus siap bertahan menghadapi apa yang akan terjadi. Alkitab menyebutkan bahwa mereka mengalami goncangan besar ketika melihat dengan mata-kepala sendiri, bagaimana Guru mereka, Sang Mesias, kemudian ditangkap, dipukuli dan disalibkan sampai mati. Harapan mereka hancur karena Mesias yang mereka saksikan tidaklah seperti yang mereka harapkan. Dengan demikian, Yesus mengajak ketiga murid-Nya untuk mengajar mereka agar tetap berjaga-jaga dalam menghadapi masa depan, dan Ia juga memberi peringatan khusus kepada Petrus (Matius 26: 40) yang kemudian menyangkali-Nya tiga kali .
Seperti ketiga murid itu, setiap orang Kristen akan menghadapi berbagai tantangan kehidupan, terutama tantangan untuk bisa tetap hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan. Memikirkan tantangan hidup yang akan terjadi adalah sesuatu yang kurang menyenangkan. Orang lebih senang memikirkan apa yang nyaman dan indah seperti Natal yang akan kita rayakan sebentar lagi. Membayangkan kelahiran Yesus dengan memandang pohon Natal dengan lampu-lampunya yang indah mungkin lebih membuai daripada memikirkan perjuangan Yesus dalam kegelapan taman Getsemani.
Hari Natal memang membawa rasa gembira. Kita memang harus bersyukur bahwa Yesus yang lahir sebagai bayi di hari Natal adalah Tuhan yang sudah turun ke dunia. Hari Natal adalah hari di mana misi Yesus dimulai dan tiap kali kita merayakannya kita diingatkan bahwa misi penyelamatan-Nya masih terus berjalan. Dengan demikian, dalam gemerlapnya lampu Natal saat ini kita tidak boleh melupakan kenyataan bahwa kita pun dipanggil seperti tiga murid di atas untuk mendukung perjuangan-Nya. Dalam hal ini, ada begitu banyak hal di dunia yang bisa membuat kita terbuai dan kemudian jatuh ke dalam pencobaan. Sesuai dengan perintah Yesus di atas, maukah kita selalu berjaga-jaga dalam hidup kita agar tetap bisa menjadi umat-Nya yang setia dalam mendukung pekerjaan-Nya?