Untuk memberitakan firman Tuhan perlu persiapan

“Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran.” 2 Timotius 4: 2

Mungkin banyak orang Kristen yang sadar akan sulitnya untuk memberitakan firman Tuhan. Biasanya orang ragu untuk menyampaikan firman Tuhan karena merasa kurang mampu untuk berbicara di depan umum, atau kurang faham mengenai dasar-dasar teologi Kristen. Penginjil besar yang kita kenal, Billy Graham, pernah juga merasakan hal yang serupa. Hanya dengan kekuatan dari Tuhan, ia bisa mengatasi keraguannya dan perlahan-lahan belajar menjadi penginjil yang sangat efektif dalam membawa orang ke dalam pengenalan akan Tuhan.

Sebenarnya, menjadi pembawa firman Tuhan tidak harus diartikan bekerja sebagai penginjil atau pendeta. Amanat Agung dari Yesus untuk mengabarkan Injil adalah perintah-Nya untuk semua orang percaya. Kita bisa membawakan firman Tuhan di rumah, sekolah, kantor dan di mana saja, dan itu bisa disampaikan kepada satu, dua atau banyak orang.

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Matius 28: 29-20

Untuk mengabarkan firman Tuhan, orang tidak harus masuk sekolah Alkitab atau mempunyai gelar teologia, tetapi orang tersebut harus benar-benar orang yang percaya kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Alah Roh Kudus. Lebih penting dari itu, orang tersebut haruslah hidup dalam terang Kristus dan memiliki iman yang benar. Dalam ayat pembukaan di atas, Paulus menasihati rekannya yang jauh lebih muda, Timotius, bagaimana ia harus mempersiapkan diri untuk membawakan firman Tuhan.

Pertama, Timotius harus siap menyampaikan firman Tuhan ketika situasi lagi kondusif. Ungkapan “waktu yang baik” mengacu pada saat-saat ketika seseorang, dengan akal sehat, “seharusnya” mengkhotbahkan firman. Ini sehubungan dengan keadaan yang bersahabat, atau situasi yang aman.

Kedua, Timotius harus siap berkhotbah ketika situasi tidak nyaman. Ini adalah arti dari ungkapan “tidak baik waktunya”. Inilah saat-saat ketika menyatakan kebenaran itu canggung, sulit, atau ditentang.

Ketiga, dia harus menyatakan apa yang salah. Ini menggemakan seruan Paulus untuk “menegur” yang ditemukan dalam 1 Timotius 5: 20.

Keempat, Timotius harus menegur orang yang salah. Istilah Yunani yang diterjemahkan sebagai “teguran” adalah epitimēson, yang dalam konteks ini berarti memarahi, mencaci, atau mengoreksi.

Kelima, Timotius harus menasihati, sebuah istilah yang mengacu pada dorongan atau himbauan. Ini berasal dari istilah Yunani parakaleson, yang melibatkan dukungan, kenyamanan, dan bantuan.

Keenam, Timotius harus berkhotbah dengan kesabaran. Bagi mereka yang memimpin, dan terutama ketika menghadapi oposisi, ini tidaklah mudah dilakukan. Namun, Paulus menyebutkan ini sebagai bagian dari buah Roh (Galatia 5:22-23). Kesabaran, meskipun selagi merasa frustrasi, dimaksudkan untuk menjadi ciri iman Kristen. Dengan adanya kesabaran dan rasa kasih, makin banyak orang yang akan tertarik untuk mengenal Allah.

Ketujuh, pemberitaan firman Timotius harus mencakup pengajaran, sebuah istilah yang mengacu pada instruksi. Dia harus memakai hati dan pikiran, melatih orang percaya untuk mengikuti kebenaran Allah.

Hari ini kita belajar dari rasul Paulus bagaimana kita bisa belajar menjadi pembawa firman Tuhan yang baik, yang bisa membimbing banyak orang untuk mengenal Tuhan dan hidup sesuai dengan firman-Nya. Biarlah kita mau meminta bantuan Roh Kudus agar kita diberi kemampuan dan keberanian serta kebijaksanaan untuk melaksanakan Amanat Agung Yesus Kristus.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s