Hidup ini singkat, tetapi bisa terasa manis

“Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.” Filipi 4: 8

Life is short, make it sweet. Hidup itu singkat, jadikan itu manis. Itulah salah satu semboyan hidup yang terkenal. Hidup yang manis, yang penuh madu, tentunya adalah idaman semua orang. Dari kecil sampai tua, semua orang mendambakan kebahagiaan. Bagi sebagian orang yang pernah merasakan saat-saat di mana mereka mengalami kegembiraan, tentunya tidak mudah melupakan hal itu. Walaupun demikian, karena banyaknya pergumulan hidup, orang sering cenderung merasa bahwa hidup ini pahit. Semboyan di atas mengatakan bahwa adalah pilihan kita untuk mengisi hidup kita dengan pikiran dan harapan yang positif agar kita dapat merasakan manisnya hidup ini.

Pada pihak yang lain, hidup manusia menurut pemazmur, adalah singkat saja – seperti rumput atau bunga di padang:

“Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang demikianlah ia berbunga; apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak mengenalnya lagi.” Mazmur 103: 15 – 16

Dari umur 80 tahun yang mungkin bisa dicapai manusia, mungkin 20 tahun pertama dan 20 tahun terakhir adalah masa yang mungkin kurang produktif. Dengan demikian, paling banyak hanya separuh umur manusia yang biasanya bisa dipakai untuk berkarya. Kebanyakan orang menggunakan umur produktif itu untuk mencari nafkah dan membina karir dan rumah tangga, dan seusai masa bekerja, hidup yang tersisa mungkin bisa dipakai untuk membantu anak cucu sebelum usia tua. Itulah garis besar hidup manusia yang mirip dengan bunga di padang. Haruskah sedemkian? Adakah cara hidup lain yang lebih baik, yang tidak seperti bunga rumput di padang?

Memang ada benarnya bahwa manis-pahitnya hidup ini tergantung kepada diri kita sendiri. Mereka yang berkelimpahan, belum tentu bisa merasakan kebahagiaan. Sebaliknya, mereka yang berkekurangan belum tentu tidak mempunyai kebahagiaan dalam hidup. Rasul Paulus sendiri pernah menulis bahwa ia berusaha untuk mencukupkan diri dalam setiap keadaan (Filipi 4: 11).

Hidup itu singkat, jadikan itu manis. Ini lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Bagaimana orang bisa menjadikan apa yang pahit untuk menjadi manis? Hanya keajaiban yang bisa membuat itu terjadi! Kita tahu bahwa hanya keajaiban yang bisa membuat air tawar menjadi anggur yang terbaik, dan itu karena Yesus (Yohanes 2: 1 – 11). Karena itu, kita harus bergantung kepada Dia untuk mendapatkan kemampuan untuk membuat hidup yang hambar dan bahkan pahit, untuk menjadi hidup yang terasa manis.

Jika kita ingin untuk hidup lebih panjang, seperti banyak orang di zaman ini berusaha dengan segala cara, itu pun tidak mengubah hidup kita untuk menjadi lebih manis. Ayat pembukaan di atas ditulis oleh Paulus dan Timotius kepada jemaat di Filipi untuk bisa menggunakan hidup mereka sebaik-baiknya. Apa yang diajarkan? Jemaat di Filipi dianjurkan untuk memikirkan semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji.

Roh Kudus memang ada dalam hidup kita dan membimbing kita untuk memilih cara hidup yang benar. Tetapi Roh Kudus tidak membuat kita menjadi robot-robot yang hanya bisa menuruti perintah Tuhan. Setiap orang sudah diberi Tuhan kebijaksanaan dan kesadaran akan apa yang baik dan yang buruk. Karena itu, apa yang kita pilih bisa menentukan apakah kita akan bisa merasakan manisnya hidup ini dan bisa membuahkan apa yang manis untuk orang lain.

“Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Filipi 4: 9

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s