Apa pandangan anda tentang nasib?

“Aku katakan ”di dalam Kristus”, karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan – kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya – supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.” Efesus 1:11-12

“Segala hal terjadi untuk suatu alasan.” Mungkin anda pernah mendengarnya sebelumnya. Mungkin anda pernah mengatakannya. Kalimat ini terdengarnya seperti bijak sekali. Walaupun demikian, ada perbedaan besar antara “Segala sesuatu terjadi karena suatu alasan,” dan “Tuhan memberi alasan untuk semua yang terjadi.” Yang pertama adalah fatalisme Kristen; yang kedua menyatakan kemuliaan Tuhan.

Gagasan bahwa Tuhan entah bagaimana menarik tuas di balik layar kehidupan adalah apa yang disebut fatalisme Kristen: “Tuhan itu mahakuasa. Kehendak-Nya tidak dapat disangkal”. Karena itu, segala sesuatu yang terjadi pasti sudah menjadi bagian dari rencana-Nya sejak awal. Dia berada di belakang segala apa yang terjadi di dunia selama ini. Bukankah Tuhan itu hebat?

Memang benar Tuhan bisa membuat sesuatu yang luar biasa indahnya muncul dari kebodohan manusia. Juga benar bahwa kemuliaan kuasa dan hikmat Tuhan sering diperlihatkan dalam berbagai urusan manusia, dan itu terlepas dari pilihan manusia, bukan karena kehendak manusia. Bagian dari kemuliaan Tuhan adalah kemampuan-Nya untuk mewujudkan kehendak-Nya di tengah rumitnya sejuta pilihan manusia.

Walaupun demikian, Tuhan tidak mengatur hidup manusia, yang diciptakan menurut gambar-Nya, secara berlebihan. Dia bekerja di dalam diri mereka. Apa yang sesuai dengan rencana-Nya akan mendapat berkat-Nya. Pada pihak yang lain, Tuhan adalah pengampun, sabar, dan baik hati. Dia tahu kelemahan kita dan tetap mau untuk membimbing mereka yang tersesat dan kemudian bertobat. Beberapa orang melakukan apa yang dimaksudkan untuk kejahatan, tetapi Dia mengubahnya untuk maksud yang baik. Lebih dari itu, Tuhan sendiri tidak pernah menjadi pembuat kejahatan itu.

Salah satu tragedi terbesar dalam gereja Kristen selama berabad-abad adalah gagasan bahwa apa pun yang terjadi adalah kehendak Tuhan. Menurut pandangan ini, pernyataan bahwa Tuhan mengerjakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya, berarti bahwa Tuhan sebenarnya telah memakai sebuah naskah yang hanya dapat mengikuti jalan yang telah ditetapkan-Nya sampai ke detil yang sekecil-kecilnya. Bukankah Tuhan adalah Alfa dan Omega?

Adalah menyedihkan bahwa dalam menghadapi tragedi mengerikan dan menyedihkan seperti adanya pandemi saat ini, orang-orang yang percaya pada “fatalisme Kristen” akan menyatakan bahwa peristiwa-peristiwa ini entah bagaimana adalah kehendak Tuhan dan bahkan didatangkan Tuhan. Mereka percaya atas semboyan “que sera sera” – apa pun yang akan terjadi, akan terjadi. Benarkah demikian?

Kita tidak perlu percaya bahwa Tuhan yang mahakuasa harus menetapkan semua hal untuk bisa mewujudkan rencana-Nya. Tuhan tetap bisa mewujudkan rencana-Nya sekalipun manusia berbuat hal-hal yang tidak dikehendaki-Nya. Tuhan bekerja di tengah-tengah segala sesuatu dan Dia memutuskan hasil berdasarkan semua faktor yang penting bagi-Nya, termasuk pilihan yang dibuat orang, dan terutama doa, iman, dan tanggapan umat-Nya sendiri.

Bukanlah kehendak Allah bagi gereja-Nya untuk meninggikan rasa tunduk kepada Tuhan dengan membayangkan bahwa Tuhan yang mahasuci akan memakai segala cara untuk menyatakan kedaulatan-Nya. Bukanlah kehendak Tuhan bagi kita untuk berhenti percaya bahwa Dia akan menjawab doa-doa kita pada saat yang tepat. Bukan kehendak Tuhan bahwa orang Kristen bersikap apatis atas diri sendiri dan orang lain. Bukan kehendak Tuhan bahwa api Roh Kudus padam di dalam hati kita.

Hal-hal yang jahat telah terjadi selama berabad-abad dan sedang terjadi hari ini, tetapi tidak satu pun adalah kehendak Tuhan, sekalipun itu terjadi atas izin-Nya. Keyakinan anda tentang masalah ini akan sangat memengaruhi kehidupan kita. Sulit bagi kita untuk bisa menyampaikan doa yang berbau harum bagi Tuhan jika kita tidak percaya bahwa doa kita atau cara kita berdoa akan membuat perbedaan pada hidup kita. Tuhan tidak harus memenuhi permintaan kita, tetapi jika kita percaya bahwa Ia adalah Tuhan yang tetap membimbing hidup kita dalam keadaan apa pun untuk mencapai suatu tujuan yang baik, kita akan selalu merasa tenteram dan cukup dalam kasih-Nya.

Malam ini, biarlah kita menentang setiap bentuk “fatalisme Kristen”. Jangan pasif. Jangan malas. Jangan apatis. Jangan tidur. Bangun dan percayalah akan kasih Tuhan. Tolaklah setiap bentuk fatalisme, bahkan jika itu muncul dalam pakaian “teologi yang sehat”. Kabarkanlah kasih Tuhan kepada semua bangsa yang sudah membawa penebusan, dan bukannya kutuk Tuhan kepada setiap manusia yang terjadi sesudah mereka jatuh dalam dosa. Yang pertama adalah pesan yang memuliakan Tuhan, yang kedua adalah pesan yang merendahkan kasih Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s