“Saudara-saudara, turutilah teladan penderitaan dan kesabaran para nabi yang telah berbicara demi nama Tuhan. Sesungguhnya kami menyebut mereka berbahagia, yaitu mereka yang telah bertekun; kamu telah mendengar tentang ketekunan Ayub dan kamu telah tahu apa yang pada akhirnya disediakan Tuhan baginya, karena Tuhan maha penyayang dan penuh belas kasihan.” Yakobus 5: 10 – 11

Bagi sebagian orang, hidup ini agaknya seperti sebuah perjuangan yang tidak ada habisnya Bahkan hidup ini sering menjadi sesuatu yang terlalu berat untuk bisa dinikmati. Sejak kejatuhan manusia di taman Eden, memang dunia ini menjadi penuh rintangan dan tantangan bagi seluruh umat manusia. Semua yang terjadi dalam hidup ini terasa seperti takdir yang tidak bisa dihindari. Karena itu, tidaklah heran bahwa dunia ini penuh dengan orang-orang yang patah hatinya dan hancur semangatnya. Mungkin itu disebabkan oleh kegagalan rumah tangga, karir atau usaha; atau mungkin juga karena faktor kesehatan dan keuangan. Walaupun demikian, dalam ayat di atas, rasul Yakobus menulis bahwa ada orang-orang yang sudah mengalami penderitaan berat tetapi karena kesabaran mereka, bisa menjadi teladan bagi kita. Itu karena mereka yang telah bertekun, akhirnya memperoleh pertolongan dari Tuhan.
Bertekun dalam menghadapi masalah, penderitaan dan tantangan lebih mudah dikatakan daripada dilakukan. Memang, untuk mengambil teladan dari penderitaan orang lain tidaklah mudah. Penderitaan yang kita alami sering kali sulit dibandingkan dengan penderitaan orang lain. Kita mungkin dapat mengerti bahwa apa yang dialami Ayub adalah suatu yang sangat berat, tetapi Ayub adalah orang yang luar biasa imannya. Pada pihak yang lain, dalam menghadapi tantangan hidup, kita sering merasa bahwa apa yang terjadi sudah terlalu berat untuk kita, sekalipun dalam hati kita tahu bahwa Tuhan tentunya tidak membiarkan kita mengalami sesuatu yang melebihi kekuatan kita.
“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” 1 Korintus 10: 13
Kita mungkin percaya bahwa Tuhan pada saatnya akan memberikan jalan ke luar, sehingga kita dapat menanggungnya, tetapi jika itu tidak juga datang setelah lama menunggu-nunggu, harapan kita pun bisa menjadi pudar. Lebih lanjut, dalam menghadapi penderitaan, apa yang diperoleh orang lain setelah mereka menderita mungkin saja tidak cukup memikat diri kita. Para rasul yang sudah bertekun dalam iman dan tetap bekerja dalam menantikan kedatangan Tuhan, kemudian banyak yang menemui ajalnya dengan cara yang mengerikan. Tidaklah mengherankan, jika penderitaan kita sudah tidak tertahankan, apa yang sering muncul adalah keinginan agar kita dibebaskan dari derita itu. Sekarang juga. Tetapi jika itu tidak terjadi, apakah yang bisa kita pakai untuk tetap bertahan dalam hidup? Karena itu, mungkin kita merasa lebih mudah jika kita pasrah.
Hari ini dalam kita membaca ayat-ayat di atas, satu hal yang terlihat adalah hakikat Tuhan yang penyayang dan penuh belas kasihan. Tuhan yang setia dalam kasih-Nya. Karena itu, kita bisa percaya bahwa Tuhan yang mahakuasa senantiasa berjalan menyertai kita dalam menghadapi semua masalah, dan tidak pernah meninggalkan kita. Jika tidak ada hal lain yang bisa membuat kita tetap tabah, inilah sumber kekuatan dan ketekunan kita dalam berjuang menghadapi tantangan hidup!
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau.” Ulangan 31: 6