Berkelimpahan dalam Tuhan

“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Matius 25: 29

Akhir-akhir ini saya sering menerima video yang menggambarkan keadaan di sebuah negara adidaya, yang menunjukkan banyaknya orang yang tidur di tenda atau melakukan perampokan secara terang-terangan. Terlepas dari benar tidaknya kejadian itu, semua orang tahu bahwa di negara maju pun belum tentu rakyatnya bisa menikmati hidup cukup atau memperoleh jaminan keamanan yang cukup.

Salah satu keluhan rakyat dari sebuah negara maju biasanya berkaitan dengan kenyataan bahwa kemakmuran yang terlihat belum tentu dapat dirasakan oleh semua orang. Bahkan, keluhan rakyat biasanya sehubungan dengan keadaan dimana orang yang kaya bertambah kaya, sedangkan orang yang miskin bertambah miskin. Walaupun demikian, negara maju umumnya mempunyai jaminan sosial bagi rakyat yang tidak mampu. Sebaliknya, pada banyak negara yang sedang berkembang, rakyat yang miskin harus bisa hidup dengan usaha sendiri atau berharap pada bantuan sedekah orang lain.

Keadaan yang serupa sering juga terlihat diantara masyarakat Kristen, dimana gereja-gereja yang besar dan kaya seringkali terlihat makin maju dan makmur, sedangkan gereja-gereja yang kecil harus berjuang dalam kekurangan dan kemiskinan. Orang mungkin menghubungkan kemakmuran sebuah gereja dengan berkat Tuhan, atau membuat asumsi bahwa kenyamanan yang mereka alami menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang disenangi Tuhan, yang hidup menurut kehendak Tuhan. Tetapi hal ini adalah jauh dari kebenaran, sebab Tuhan adalah Tuhan yang adil dan mau agar semua umat-Nya untuk hidup berbahagia. Bahagia yang bagaimana?

Ayat diatas memang sering disalah tafsirkan sebagai pernyataan bahwa Tuhan mengasihi orang-orang pilihan-Nya, dengan memberkati orang-orang tertentu. Mereka yang hidupnya sukses dan kaya, dianggap sebagai orang-orang yang menggunakan berkat dan talenta dari Tuhan sedemikian rupa sehingga Tuhan senang dan makin membuka pintu-pintu berkat di surga. Memang ada benarnya jika mereka yang tidak menghargai berkat Tuhan yang sudah dilimpahkan, tidak akan menerima tambahan berkat di masa depan. Tetapi hal jasmani ini bukanlah yang terpenting dalam hidup manusia, karena kebahagiaan tidaklah dapat diukur dengan kekayaan atau kenyamanan.

Apa yang lebih ditekankan dalam ayat diatas adalah kenyataan bahwa orang yang merasakan berkat karunia dan kasih Tuhan setiap hari, akan makin merasakan kecukupan dan bahkan kelimpahan dalam hidup rohaninya. Memang orang tidak perlu hidup dalam kelimpahan untuk dapat merasakan betapa besarnya kasih Tuhan dalam pengurbanan Yesus Kristus. Mereka yang bergelimang dalam kenikmatan duniawi, malahan justru sering terasing dari Tuhan. Mereka yang tidak tahu bagaimana menggunakan hidup untuk memuliakan Tuhan yang sudah mati disalibkan, akan mengalami kemiskinan rohani sehingga semakin lama imannya akan semakin kecil dan akhirnya lenyap.

Jawab Yesus: “Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Matius 13: 11 – 12

Hari ini kita disadarkan bahwa tugas utama kita sebagai orang Kristen adalah mencari kerajaan surga dan bukannya kenyamanan duniawi. Tuhan memberkati mereka yang mengutamakan pengabdian kepada Tuhan dan kebenarannya, sehingga kita tidak perlu menguatirkan keadaan di sekeliling kita. Tuhan akan memberkati hidup kita jika kita mau dekat kepada-Nya.

“Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Matius 6: 33

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s