Bolehkah kita bersikap skeptis?

“Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.” 1 Yohanes 4: 1

Di dunia ini selalu ada saja persoalan yang muncul. Pandemi ini belum bisa diatasi, tetapi persoalan lain sudah muncul. Anda mungkin mendengar kabar bahwa ada kemungkinan perang besar akan terjadi lagi di Eropa, yang disebabkan oleh buruknya hubungan antara Rusia dan Ukraina. Selain itu, berbagai teori konspirasi sekarang ini bermunculan dalam dunia internet. Kabar bahwa pemimpin tertentu atau pemerintah tertentu akan mengorbankan banyak manusia demi mencapai tujuan mereka.

Dalam hidup manusia di dunia memang ada berbagai kejadian yang tidak mudah dimengerti. Bagaimanapun pandainya manusia, selalu ada hal-hal luar biasa yang membuat mereka takjub atau heran. Tidak hanya hal-hal yang jasmani, tetapi juga dalam segi rohani orang bisa melihat atau merasakan sesuatu yang luar biasa pada saat-saat tertentu dalam hidupnya. Dalam hal ini, setiap orang tentunya bebas untuk memilih untuk percaya atau tidak bahwa itu benar-benar peristiwa yang luar biasa.

Seorang yang bersifat skeptis biasanya cenderung untuk mengabaikan apa yang dipandang luar biasa oleh orang lain. Sebagai contoh, Tomas yang tidak percaya bahwa Yesus sudah bangkit jika ia tidak mencucukkan jarinya ke lubang paku di tangan Yesus (Yohanes 20: 25). Tomas berbeda dengan murid-murid Yesus yang lain, oleh sebab itu sering dijadikan contoh orang Kristen yang kurang beriman. Walaupun demikian, datangnya Yesus di tengah-tengah murid-murid-Nya, dan perintah-Nya kepada Tomas untuk mencucukkan jarinya ke lubang di tangan dan di lambung Yesus, membuktikan bahwa Ia peduli kepada orang yang skeptis, orang yang membutuhkan suatu “bukti” bahwa Yesus itu hidup.

Ucapan Yesus kepada Tomas: “Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya” (Yohanes 20: 29) sekarang menjadi peringatan kepada mereka yang ragu-ragu akan kenyataan bahwa Yesus sudah menang atas maut. Bahwa Yesus adalah Tuhan yang sudah turun ke dunia untuk menebus orang yang percaya. Dengan itu, kebanyakan orang Kristen mempunyai pandangan negatif atas sikap atau sifat manusia yang skeptis. Seolah skeptisisme haruslah dihindari. Oleh karena itu juga, orang yang belum percaya sering menganggap orang Kristen adalah orang yang bodoh, yang sering menerima kabar apa saja tanpa memikirkan benar tidaknya.

Dalam ayat di atas, rasul Yohanes menulis bahwa sebagai tanda makin dekatnya akhir zaman, ada banyak orang yang mengaku sebagai utusan Tuhan dan pergi ke seluruh dunia. Mereka seolah membawa pesan atau injil baru kepada dunia dan melakukan berbagai hal yang ajaib. Orang-orang yang terpesona dengan pengajaran yang kelihatannya luar biasa, apalagi jika diiringi mujizat yang lebih besar dari apa yang dilakukan oleh Yesus Kristus, dengan mudah akan percaya bahwa mereka sudah menemukan sesuatu yang benar-benar dari Tuhan.

Dalam hal lain, manusia sering tidak sadar bahwa apa yang didengar dan dilihat belum tentu benar. Jika iblis menipu manusia, ia bisa memakai berbagai cara dan ilusi. Iblis adalah biang kekacauan. Kita dalam keterbatasan yang ada, mudah tertipu dengan apa yang nampaknya benar, istimewa dan indah. Apalagi, jika kita terbuai dengan keyakinan bahwa adanya orang-orang yang mempunyai pengertian yang luar biasa, kita kemudian mudah percaya bahwa mereka menyampaikan kebenaran. Jelas, bahwa orang Kristen tidak boleh meninggalkan kemampuan untuk bersikap skeptis terhadap apa yang tidak benar, bukan saja mengenai aspek rohani, tetapi juga tentang hal jasmani atau apa yang terjadi sehari-hari.

Hari ini mungkin kita bisa melihat bahwa ada banyak hal yang terlihat luar biasa yang dilakukan orang-orang di dunia. Ada yang terlihat hebat dalam kepemimpinan atau penampilan mereka. Ada juga yang sepertinya luar biasa dalam hal pengetahuan, kebijaksanaan, kedermawanan, dan kesuksesan. Selain itu, ada orang-orang yang mampu memberi motivasi dan nasihat yang membawa semangat baru. Begitu juga ada banyak orang yang bisa berkhotbah dan membawakan firman yang bernada baru dan melakukan berbagai mujizat. Begitu banyak orang pandai yang memperkenalkan pengetahuan yang baru yang bisa membuat orang lain ikut merasa pandai. Bagaimana kita bisa tahu kalau semua itu memang benar? Bagaimana kita bisa menghindari jebakan kepalsuan?

Mereka yang benar-benar bisa mengajarkan kebenaran adalah orang-orang yang tidak mengambil untung dalam kekacauan. Setiap manusia yang nampaknya bisa melakukan hal yang hebat tetapi tidak mempunyai kebenaran, ia melakukan hal-hal duniawi untuk keuntungan dirinya sendiri. Apa yang diperbuat mereka berbeda dengan apa yang dilakukan Kristus selama hidup di dunia.

“Mereka berasal dari dunia; sebab itu mereka berbicara tentang hal-hal duniawi dan dunia mendengarkan mereka.” 1 Yohanes 4: 5

Sebaliknya, umat percaya yang sudah dimiliki Roh Kristus, menjadi milik Kristus; dan karena itu, apa yang diperbuat dalam hidupnya, sekalipun nampaknya kecil, adalah dari Kristus dan untuk kemuliaan Kristus. Mereka yang mempunyai Roh Kristus juga akan sadar bahwa Yesus datang ke dunia sebagai manusia dengan segala kesederhanaan-Nya. Karena itu sebagai orang Kristen kita harus tetap berhati-hati dalam hidup di dunia, tidak terjebak ke dalam hal-hal yang palsu dan tidak benar, dan bisa membedakan apa yang baik dari apa yang buruk.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s