Tuhan bukan penyebab adanya dosa

“Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.” 1 Yohanes 2: 16

Maling berteriak maling. Memang sering orang melakukan apa yang jahat, tetapi menyalahkan orang lain, lingkungan atau keadaan. Jarang orang mau mengaku jika berbuat salah, bahwa itu karena pilihan sendiri. Lebih parah lagi, ada orang yang seolah menyalahkan Tuhan jika mereka jatuh kedalam kesulitan. Tuhan yang berkuasa seharusnya bisa menghindarkan mereka dari kesulitan hidup, begitu pikir mereka. Jika Tuhan membiarkan adanya kesulitan hidup, godaan dan hal-hal yang jahat, tentunya manusia tidak dapat sepenuhnya dituntut untuk bertanggung-jawab, demikianlah pendapat sebagian orang. Pada pihak yang lain,  ada yang percaya bahwa apa yang jahat pun dibuat oleh Tuhan untuk menggenapi rencana-Nya, tetapi manusialah yang harus tetap bertanggung-jawab untuk kejahatan mereka.

Ayat di atas menjelaskan bahwa semua yang jahat dan ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Tuhan bukanlah Oknum Ilahi yang membuat manusia jatuh ke dalam dosa. Sekalipun Tuhan mempunyai rencana-rencana tertentu, Ia tidak perlu memaksa manusia untuk melakukan hal-hal yang tidak disukai-Nya.

Tuhan adalah Tuhan yang mahakasih dan mahasuci, dengan demikian Ia bukanlah sumber kekejian dan dosa. Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan (1 Yohanes 1: 5). Manusialah yang memilih jalan hidup mereka sendiri, dan karena itu harus bertanggung-jawab atas segala dosa yang diperbuatnya. Manusia cenderung melakukan apa yang jahat karena mereka hidup di dunia yang sudah jatuh dalam dosa.

Memang dalam kenyataannya, banyak orang ingin bebas untuk melakukan apa saja yang diingininya. Jika kemudian mereka diminta untuk mempertanggung-jawabkan tingkah laku dan cara hidup mereka, segala alasan akan mereka kemukakan agar apa yang sudah diperbuat bisa diterima sebagai sesuatu yang lumrah, yang bisa terjadi pada semua orang.

Sebagai manusia yang lemah, kita pun sering melakukan hal yang sama, melupakan apa yang buruk dan menganggap semua itu bisa diampuni Tuhan. Kita mungkin melatih diri  untuk menjadi kebal atas apa yang biasa dilakukan dalam masyarakat, dan tidak mudah merasa bersalah (guilty) akan apa yang jelas-jelas melanggar perintah Tuhan. Jika semua orang melakukannya, tentunya itu juga OK untuk kita.

Firman Tuhan berkata bahwa apa yang jahat bukanlah berasal dari Tuhan. Tuhan justru membenci apa yang jahat, apa yang kotor, dan apa yang culas. Karena itu, Ia bukanlah penyebab timbulnya masalah dalam hidup kita. Masalah yang kita hadapi sering kali adalah karena kita kehilangan kemampuan untuk membedakan apa yang baik dari apa yang buruk – karena kita hidup jauh dari Tuhan. Sebaliknya, jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, darah Yesus bisa memberi kita kesempatan untuk menjalani hidup baru.

“Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 1 Yohanes 1: 9

Pengampunan dosa dan hidup baru bukanlah berarti bahwa orang itu akan menjadi orang yang selamanya tidak bisa berbuat dosa. Manusia dalam kodratnya tetap adalah manusia yang selalu cenderung jatuh ke dalam dosa. Hal ini akan menjadi lebih serius jika orang itu tidak berusaha untuk mawas diri akan apa yang dilakukannya. Karena itu, ada orang Kristen yang tidak menyadari atau tidak peduli akan dosa yang diperbuatnya dalam hidup sehari-hari, dan karena itu tidak tahu pentingnya memohon ampun kepada Tuhan. Sebagian di antara mereka malahan lupa bahwa Tuhan memang mengampuni dosa mereka ketika mereka menyatakan iman pada saat pertobatan, tetapi itu bukan berarti mereka menjadi orang yang tidak bisa berbuat dosa.

Mereka yang sudah diampuni melalui pertobatan dan iman adalah orang orang yang secara hukum (judisial) menjadi umat Tuhan yang akan diselamatkan. Dengan demikian, mereka tidak perlu mengingat-ingat akan dosa-dosa di masa lalu. Tetapi ini bukan berarti bahwa mereka dapat melupakan dosa-dosa yang bisa mereka lakukan setelah itu. Ananias dan Safira adalah salah satu contoh di mana umat Tuhan menerima hukuman atas dosa kebohongan yang diperbuat secara sengaja.

Jika mereka yang mengingat-ingat dosa masa lalu sebenarnya kurang yakin akan penebusan darah Kristus, mereka yang menganggap bahwa menjadi Kristen adalah kebebasan untuk tetap berbuat dosa adalah orang-orang yang tidak erat hubungannya dengan Tuhan. Lebih lanjut, mereka yang tetap hidup dalam dosa dan tidak merasakan hal itu, mungkin saja adalah orang-orang yang belum benar-benar menjadi pengikut Kristus.

Ayat 1 Yohanes 1: 9 juga menyatakan bahwa mereka yang benar-benar mengikut Kristus sadar bahwa mereka diselamatkan bukan karena usaha sendiri, tetapi semua itu adalah karunia Tuhan. Mereka sadar bahwa Tuhan adalah Tuhan yang setia dan adil karena Ia menjalankan kasih dan hukum-Nya. Karena itu, mereka selalu berusaha berjalan menurut firman-Nya. Ini tidak mudah karena mereka membutuhkan bimbingan dan pertolongan Tuhan. Oleh sebab itu, mereka selalu berusaha untuk mempunyai hubungan atau relasi yang baik dengan Tuhan.

Ayat-ayat di atas bertalian dengan cara bagaimana kita bisa mempunyai hubungan yang baik dengan Tuhan. Jika kita sadar akan dosa kita, kita harus meminta ampun kepada-Nya. Bukan hanya sekadar kebiasaan, tetapi dengan penuh kesadaran dan penyesalan. Mereka yang tidak benar-benar sadar akan dosa-dosa yang mereka perbuat akan sulit untuk memohon ampun dengan tulus hati, dan jika mereka melakukannya itu hanyalah omong-kosong saja. Apalagi jika ada keyakinan bahwa Tuhanlah yang sudah menetapkan bahwa mereka jatuh dalam dosa dan itu tidak dapat mereka hindari. Biarlah Roh Kudus senantiasa membimbing kita untuk mau taat kepada perintah Tuhan. Biarlah kita mau memilih jalan yang benar dan tidak mempersalahkan Tuhan akan apa yang terjadi dalam hidup kita.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s