“Barangsiapa menuruti segala perintahNya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia. Dan demikianlah kita ketahui, bahwa Allah ada di dalam kita, yaitu Roh yang telah Ia karuniakan kepada kita.” 1 Yohanes 3: 24

Pernahkah anda memikirkan apa gunanya orang menaati hukum? Ada banyak orang yang berpendapat bahwa itu perlu agar tidak dihukum. Dalam hal ini, polisi bertugas untuk menegakkan hukum, tetapi setiap orang seharusnya menaati hukum dan peraturan setiap saat dan bukannya hanya sewaktu ada hamba hukum. Jika orang hanya melaksanakan hukum karena takut dihukum, kekacauan akan terjadi jika tidak ada aparat hukum atau orang yang bisa melihat atau melaporkan adanya pelanggaran hukum.
Apa guna orang Kristen menaati hukum Tuhan? Ada sebagian orang Kristen yang berpendapat bahwa itu perlu agar mereka bisa diselamatkan. Tetapi, keselamatan bukanlah dari usaha manusia, melainkan karunia Tuhan. Oleh karena itu ada orang Kristen yang merasa bahwa adanya iman sudah cukup untuk menjamin keselamatan, karena menaati hukum Tuhan itu sulitnya bukan main untuk tidak dikatakan mustahil.
Semua manusia memang mempunyai kecenderungan untuk melanggar hukum jika keadaan memungkinkan. Dari kitab Kejadian kita tahu bahwa ketika Adam dan Hawa melanggar perintah Tuhan mereka tidak sadar bahwa Tuhan tahu apa mereka lakukan. Sejak itu banyak orang melakukan berbagai dosa karena tidak sadar bahwa Tuhan selalu mengawasi mereka.
Bagaimana pula dengan orang Farisi yang mengharuskan masyarakat Yahudi untuk menjalankan hukum Taurat? Apakah mereka sendiri adalah orang yang taat? Mereka mengubah pelaksanaan hukum Taurat karena mereka sendiri tidak dapat menjalankan hukum itu dengan sepenuhnya. Seperti itu, kita pun sering berbuat dosa jika tidak ada peraturan manusia yang melarangnya. Sekalipun kita tahu apa yang baik, kita cenderung untuk melakukan apa yang tidak baik tetapi mudah dilakukan.
“Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat.” Roma 7: 19
Paulus mengingatkan kita bahwa orang yang mempunyai Tuhan dalam hidupnya selalu memiliki kesadaran akan apa yang dikendaki Tuhan dalam setiap keadaan, karena Roh Kudus telah dikaruniakan kepada mereka dan menyertai setiap langkah kehidupan mereka. Orang yang benar-benar percaya kepada Tuhan tidak hanya berusaha menaati hukum dan etika ketika mereka melihat adanya penegak hukum atau karena takut menerima sanksinya, tetapi karena mereka tahu apa yang dikehendaki Tuhan yang mahasuci. Mereka sadar jika mereka melakukan apa yang jahat karena pekerjaan Roh Kudus.
Sebagai umat Kristen, kita tentunya ingin untuk hidup sesuai dengan perintah Yesus. Tetapi itu sulit sekali. Mengasihi Tuhan, Allah kita dengan segenap hati kita dan dengan segenap jiwa kita dan dengan segenap akal budi kita, serta mengasihi sesama manusia seperti diri kita sendiri bukanlah hal yang mudah dilakukan. Padahal, pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi (Matius 22: 37-40). Yesus menuntut suatu standar yang tidak akan tercapai oleh para pendengar-Nya. Jika demikian, mengapa Yesus perlu menyebutkannya?
Pengajaran Yesus yang kita bisa pelajari dari Alkitab, adalah bahwa tidak seorang pun yang dapat menjalani kehidupan dengan kemurnian moral yang layak untuk ke surga (Yohanes 14: 6). Ini dijelaskan lebih lanjut oleh rasul Paulus dalam Roma 3:23, “Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Namun, kita tahu bahwa orang yang beriman kepada Kristus “oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.” ( Roma 3: 24). Yesus dengan demikian ingin mempersiapkan umat-Nya untuk memahami bahwa mereka membutuhkan kebenaran yang hanya dapat diperoleh-Nya bagi kita.
Hari ini, mungkin kita teringat akan perintah Yesus untuk hidup dalam kebenaran. Kebenaran yang ada di dunia ini dan yang diajarkan oleh manusia hanya membuat kita terbuai seakan kita sudah mencapai tingkat kesempurnaan seperti yang dikehendaki Yesus. Oleh karena itu, semakin kita berusaha mencapai tingkat kerohanian yang tinggi dengan tenaga sendiri, semakin jauh kita dari apa yang diperintahkan Yesus. Sebagai orang berdosa, kita tidak akan mencapai apa yang diminta-Nya untuk bisa dihitung sebagai anak-anak Tuhan. Kita bersyukur bahwa hanya oleh kemurahan-Nya, Yesus sudah menebus dosa kita dan membuka jalan ke surga bagi kita. Dengan pertolongan-Nya kita akan hidup dengan rasa syukur dan makin hari makin sempurna dalam menegakkan kebenaran-Nya selama hidup di dunia ini.