Mengambil keputusan untuk menggunakan talenta

“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.” Matius 25: 29

Perumpamaan tentang talenta adalah perumpamaan Yesus yang bisa ditemukan dalam Matius 25: 14 – 30 dan Lukas 19: 11 – 27. Perumpamaan ini sering dibahas dalam berbagai khotbah dan renungan, dan biasanya disampaikan sehubungan dengan hal menggunakan talenta atau kemampuan yang dimiliki setiap orang. Sering kali, moral yang diungkapkan adalah untuk tidak menyia-nyiakan berkat Tuhan. Walaupun demikian, perumpamaan ini mungkin lebih tepat untuk ditafsirkan sebagai hal menggunakan hidup dengan baik sebelum kedatangan Yesus yang kedua kalinya.

Apapun yang digaris-bawahi dalam mengartikan perumpamaan ini, tidak dapat diragukan bahwa perumpamaan ini dengan tegas menyatakan bahwa apa saja yang Tuhan berikan kepada kita, adalah barang pinjaman yang tidak boleh dipakai hanya untuk kepentingan diri kita sendiri. Dalam hal ini, Tuhan meminjami kita berbagai berkat, kecil maupun besar, yang sesuai dengan kehendakNya. Kita harus menggunakan semua itu untuk kemuliaan Tuhan dengan percaya bahwa Ia adalah Tuhan yang mahaadil.

Matius, dalam pasal 24-25, mencatat belas kasih dan kasih Tuhan yang bercampur dengan kekudusan yang tak tergoyahkan. Bagian Alkitab ini, termasuk perumpamaan tentang talenta, merupakan peringatan terakhir, nubuat, dan dorongan kepada umat-Nya sebelum keberangkatan-Nya. Dia, yang adalah Tuhan mereka, pergi untuk jangka waktu yang tidak disebutkan. Dia mendelegasikan kepada mereka tanggung jawab untuk mengurus kerajaan-Nya. Perumpamaan tentang talenta, Matius 25:14-30, menekankan pada mereka beban tanggung jawab itu dan konsekuensi serius dari kelalaian untuk memahami dan menerapkan petunjuk-Nya. Ini juga pesan untuk seluruh umat manusia.

Jika talenta adalah emas, nilai dari apa yang dipercayakan sang tuan kepada para pelayan adalah sangat tinggi, mungkin dalam jutaan dolar. Karena Tuhan hanya menggunakan istilah talenta, kita harus berasumsi bahwa pemilik talenta, orang yang bepergian ke negeri yang jauh, adalah orang kaya. Dia mempercayakan kekayaannya kepada tiga orang pelayannya. Seseorang menerima lima talenta. Yang lain menerima dua talenta. Pelayan ketiga menerima satu talenta. Masing-masing diberi sejumlah besar uang, sekalipun tidak sama jumlahnya. Besaran yang diberikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing dan seturut kehendak Tuhan. Ini adalah pelayan-pelayan yang dipercayakan untuk mengurus uang.

Sebagai pelayan Tuhan kita harus mengetahui kepribadian dan karakter Tuhan kita. Dia mengharapkan kita untuk mengenal Dia cukup baik untuk bisa mendengarkan suara Roh-Nya serta mengerti firman-Nya. Mereka yang melakukan firman-Nya akan mendapat imbalan yang kekal dan berlimpah. Yang lain menerima penghakiman yang berat.

Dua pelayan yang pertama memahami instruksi dan karakter Tuhan mereka. Mereka berdua menggunakan sumber daya dengan “berdagang” untuk mendapatkan keuntungan. Masing-masing dari mereka menghasilkan keuntungan 100 persen. Ketakutan dan ketidakpercayaan akan Tuhannya menghantui pelayan ketiga. Dia mengubur uang itu di dalam tanah dan mengembalikan jumlah aslinya. Pelayan yang menguntungkan dipuji, diberi tanggung jawab yang lebih besar dan diundang untuk masuk ke dalam sukacita Tuhan mereka. Pelayan yang tidak percaya dimarahi, ditolak, dan dihukum.

Penerapan perumpamaan ini harus dipahami dalam konteks pesan Matius 24-25. Ini adalah pesan pertama kepada orang Israel yang akan hidup di hari-hari terakhir sebelum Tuhan datang kembali. Pernyataan dalam Matius 24:13, “Tetapi orang yang bertahan sampai pada kesudahannya akan selamat” adalah pernyataan kunci. Inilah orang-orang yang akan menerima janji kerajaan. Mereka ini akan hidup ketika Dia kembali dan akan memahami dan percaya kepada Tuhan mereka.

Aplikasi untuk orang-orang Israel adalah grafis dan relevan. Mereka yang percaya kepada-Nya dan mengambil keputusan untuk memuliakan- Tuhan dalam hidup mereka akan diberi upah dalam kerajaan-Nya. Dasar dari upah itu adalah kemauan untuk mengelola sumber daya-Nya yang dipercayakan kepada mereka. Mereka yang menganggap Tuhan kejam dan tidak percaya kepada karunia Tuhan akan dihakimi karena mengambil keputusan yang salah.

Ada juga aplikasi universal untuk semua umat manusia. Sejak penciptaan umat manusia, setiap individu telah dipercayakan dengan sumber daya waktu dan kekayaan materi. Segala sesuatu yang kita miliki berasal dari Tuhan dan milik-Nya. Semua orang bertanggung jawab untuk menggunakan sumber daya tersebut sehingga nilainya meningkat.

Sebagai orang Kristen, kita juga memiliki sumber daya yang paling berharga – Firman Tuhan. Jika kita percaya dan memahami Dia, dan menerapkan Firman-Nya sebagai pembimbing yang baik, kita adalah berkat bagi orang lain dan nilai dari apa yang kita lakukan akan berlipat ganda. Kita dengan demikian bertanggung jawab kepada Tuhan atas penggunaan sumber daya-Nya.

Talenta juga diberikan kepada kita dalam bentuk iman untuk bisa mengasihi Tuhan dan sesama kita. Dengan demikian, keberhasilan dan kebahagiaan kita bukanlah hanya diukur dengan apa yang bisa dilihat mata manusia, sebab apa yang bisa kita ukur adalah apa yang sementara dan akhirnya akan musnah. Apa yang tidak bisa musnah adalah kasih, yang tidak akan berkesudahan (1Korintus 13: 8). Hari ini, maukah kita memakai hidup kita untuk memuliakan Tuhan dan menyampaikan kasih-Nya yang sudah kita terima kepada orang lain? Keputusan ada di tangan kita untuk mengambil tindakan yang baik dalam hidup kita sesuai dengan talenta kita.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s