Menjawab panggilan Kristus

Tetapi Yesus berkata: “Setiap orang yang siap untuk membajak tetapi menoleh ke belakang, tidak layak untuk Kerajaan Allah.” Lukas 9: 62

Minggu-minggu mendatang adalah saat yang menarik dalam dunia politik di Australia karena pemilihan umum akan dilaksanakan sebelum pertengahan tahun 2022. Di Australia, pemilihan umum adalah sebuah keharusan untuk setiap warga, dan kesempatan ini adalah sebuah cara untuk menyatakan kepercayaan mereka kepada orang tertentu dengan menyatakan diri sebagai pendukungnya.

Sebagai orang Kristen kita mengaku bahwa kita adalah orang beriman yang percaya kepada Yesus dan juga pengikut Yesus. Sebagian orang berpendapat bahwa setiap orang yang mengaku percaya kepada Kristus, juga mengakui bahwa mereka juga pengikut-Nya. Apakah kepercayaan kepada Kristus adalah sama dengan menjadi pendukung Yesus? Apa bukti bahwa setelah kita mengaku percaya, kita kemudian menjadi pengikut-Nya?

Dalam bahasa Yunani, kata yang dipakai untuk menjadi pengikut Yesus adalah mathetes, yang bukan saja berarti “murid”, tetapi adalah orang yang taat kepada perintah Tuhan dalam segala segi kehidupan mereka. Jika orang Farisi mengaku bahwa mereka adalah murid-murid Musa (Yohanes 9: 28), murid-murid Yesus dinamakan pengikut Yesus sebelum ada sebutan “orang Kristen”. Mereka menjadi pengikut Yesus ketika mereka mengambil keputusan untuk mengikuti-Nya (Matius 9:9). Setelah mau menjadi pengikut Kristus, mereka mau hidup dan bekerja untuk kemuliaan Tuhan.

Jika kemampuan untuk menyadari adanya Tuhan yang mahakuasa adalah datang dari Tuhan, menjadi pengikut Kristus adalah keputusan kita. Jika kita pernah menyanyikan lagu terkenal “Mengikut Yesus keputusanku”, agaknya tidak sulit untuk sekadar mengakui bahwa kita adalah orang yang dikaruniai iman oleh Tuhan dan kemudian secara otomatis menjadi pengikut Yesus. Tetapi, dalam kenyataannya, tidaklah semudah itu untuk menjalaninya.

Mengapa tidak mudah untuk menjadi pengikut Yesus? Apa syarat-syarat untuk menjadi pengikut-Nya? Memang sebagai pengikut Yesus kita harus mengasihi Tuhan dan sesama kita, tetapi untuk melaksanakan kedua hukum yang paling utama (Markus 12:30-31) kita setidaknya memerlukan dua hal yang penting: kemauan dan kesetiaan. Ada orang yang tidak pernah memiliki keduanya, sehingga ia tidak pernah bisa untuk menjadi pengikut Yesus, tetapi ada yang hanya memiliki salah satu saja, sehingga ia mungkin hanya tahan untuk menjadi pengikut Kristus dalam kurun waktu yang singkat saja.

Dalam kitab Lukas 9: 57-61 tertulis adanya seseorang yang berkata bahwa ia mau mengikut Yesus ke mana saja, tetapi Yesus menolaknya karena ia belum siap untuk menghadapi perjuangan berat sebagai pengikut Yesus. Dalam ayat 58, Yesus berkata kepadanya “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” Menjadi pengikut Yesus bukan hanya berarti hidup dalam kepercayaan bahwa Tuhan sudah menyelamatkan kita, tetapi hidup dalam ketabahan dan berfokus pada kemuliaan Tuhan. Itu adalah respons dan pilihan kita kepada panggilan Tuhan.

Ada orang-orang lain yang diajak Yesus untuk menjadi pengikut-Nya karena mereka tampak sudah siap berjuang, tetapi mereka menjawab bahwa masih ada hal-hal yang lebih penting yang harus mereka lakukan (Lukas 9: 59, 61). Kepada orang-orang itu Yesus berkata bahwa setiap orang yang siap untuk membajak , yaitu mengikut Dia, tetapi masih mempunyai prioritas-prioritas lain, tidaklah layak untuk mengikut Dia karena dedikasi yang salah (ayat 62).

Hari ini, pertanyaan untuk kita yang mengaku beriman kepada Yesus adalah: Apakah kita sudah siap dan memang mau untuk menjadi pengikut Yesus? Siapkah kita untuk menjalani perjuangan hidup dengan ketaatan kepada perintah-Nya dan bekerja untuk kemuliaan-Nya? Menjadi orang beriman tidak bisa dipisahkan dari menjadi pengikut Kristus (Yakobus 2: 24), karena untuk menjadi orang Kristen tidaklah cukup dengan berdiam diri dan mengabaikan panggilan-Nya untuk menjadi seperti Dia, dan bekerja untuk memuliakan nama-Nya dengan setia, hari demi hari baik dalam suka maupun duka.

“Namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diriNya untuk aku.” Galatia 2: 20

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s