Kasih adalah salah satu tanda keselamatan

“Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih. Dalam hal inilah kasih Allah dinyatakan di tengah-tengah kita, yaitu bahwa Allah telah mengutus Anak-Nya yang tunggal ke dalam dunia, supaya kita hidup oleh-Nya.” 1 Yohanes 4: 8 – 9

Di dunia ini ada berbagai macam aliran kepercayaan dan agama. Sudah tentu, bagi mereka yang baru mulai mempelajari hal kerohanian, adanya berbagai agama bisa menimbulkan kebingungan. Manakah agama yang benar? Ataukah semua agama pada hakikatnya baik?

Teringat saya akan ucapan teman yang menyatakan pendapatnya tentang bagaimana orang beragama berusaha meyakinkan orang lain bahwa apa yang diimaninya adalah satu-satunya yang benar. Menurut teman itu, orang beragama tidaklah jauh berbeda dengan seorang penjual produk, salesman, yang berusaha menjajakan barangnya dengan slogan “nomer satu”. Kecap nomer satu.

Memang ada benarnya bahwa setiap agama umumnya bersifat ekslusif, karena keselamatan hanya tersedia untuk pengikutnya. Walaupun demikian, beberapa kepercayaan mengajarkan bahwa ada banyak jalan ke surga, dan ada juga yang mengajarkan bahwa manusia dapat menemukan Tuhan dalam dirinya sendiri. Wajarlah banyak orang bertanya: manakah ajaran yang benar dan siapakah Allah yang sebenarnya?

Seorang penginjil terkenal pernah dalam sebuah siaran radionya menyebutkan 4 unsur utama yang seharusnya dipertimbangan mereka yang ingin mempelajari agama:

  1. Asal: dari mana datangnya manusia,
  2. Arti: apa arti hidup manusia,
  3. Akhlak: apa yang diajarkan agama mengenai moral manusia, dan
  4. Akhir: bagaimana hidup manusia akan berakhir.

Agama Kristen adalah satu-satunya kepercayaan yang secara konsisten bisa menghubungkan keempat unsur di atas secara harmonis karena adanya kepercayaan akan Tuhan Sang Pencipta yang mahakasih. Karena kasih-Nya, Tuhan sudah menciptakan manusia agar mereka dapat hidup berbahagia dalam hubungan yang baik dengan Sang Pencipta. Karena kasih-Nya juga, Tuhan membimbing manusia agar mereka tetap bersandar dalam iman yang benar sampai saat di mana mereka menemui Sang Pencipta di surga.

Allah yang mahakasih dengan demikian menciptakan manusia bukan secara sembarangan, tetapi sebagai peta dan teladan atau gambar-Nya, dan memberi mereka kedudukan sebagai wakil-Nya di dunia. Sayang sekali, bahwa dengan jatuhnya manusia ke dalam dosa, manusia kemudian kehilangan kemuliaan dan kedudukan yang dikaruniakan Tuhan. Manusia yang sudah jatuh dalam dosa pastilah akan menuju ke neraka, jika Allah tidak mengambil inisiatif untuk menyelamatkan mereka yang bertobat.

Iman Kristen mengajarkan bahwa Allah adalah Tuhan yang mahabesar, mahakuasa dan mahasuci, yang tidak dapat dijangkau oleh manusia dengan usaha sendiri. Manusia dengan keterbatasan dan dosa mereka tidak dapat mengenali atau mendekati Tuhan, sekalipun sudah berusaha menunaikan amal ibadah mereka. Manusia tidak dapat membeli tiket ke surga. Ini adalah ajaran yang sangat berbeda dari banyak agama lain.

Hanya karena kasih Allah, manusia dapat mengenal-Nya. Ia yang mahasuci, yang tidak dapat didekati manusia, sudah menyatakan diri-Nya kepada umat manusia melalui Yesus Kristus. Yesus adalah pernyataan kasih Allah yang memungkinkan manusia untuk mengenal Dia sebagai Allah yang mahakasih. Melalui pengurbanan Yesus di kayu salib, mereka yang percaya dapat memperoleh pengampunan atas dosa-dosa mereka.

“Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita.” 1 Yohanes 4: 10

Manusia baru adalah mereka yang sudah dipindahkan Tuhan dari kematian dan alam maut, ke dalam hidup baru yang kekal dalam kasih Tuhan. Dengan demikian, mereka yang sudah diselamatkan akan dapat memancarkan kasih Tuhan yang sudah mereka terima kepada orang lain. Mereka yang belum bisa mengasihi sesamanya adalah orang-orang yang belum menerima kasih Tuhan yang menyelamatkan.

Memang tidaklah mungkin bagi mereka yang sudah merasakan besarnya kasih Tuhan untuk tetap hidup untuk kepentingan serta kenyamanan diri sendiri saja. Mereka yang sudah hidup dengan rasa syukur atas keselamatan yang diterimanya pasti akan melimpah dalam kasih mereka kepada sesamanya.

“Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu. Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.” 1 Korintus 13: 4 – 7

Iman Kristen adalah iman yang percaya bahwa Allah itu kasih. Karena itu, orang yang sudah mengenal Allah akan terpanggil untuk mengasihi sesamanya. Banyak orang yang nampaknya saleh dan dermawan, dan mereka mungkin terlihat sering berkurban untuk Tuhan dan sesama. Tetapi mereka mungkin berbuat baik untuk keuntungan diri sendiri, supaya pahala mereka diterima Tuhan dan mereka bisa masuk ke surga. Selain itu, banyak orang cenderung untuk mengasihi orang-orang tertentu saja, mungkin hanya mereka yang sealiran atau segereja. Orang-orang yang sedemikian tentu bukanlah orang yang benar-benar mengenal Tuhan.

Orang yang mengenal Allah adalah mereka yang mengenal Yesus sebagai Juruselamatnya. Mereka tahu bahwa Allah mengasihi seisi dunia dengan mengurbankan Anak-Nya untuk ganti dosa mereka yang percaya. Karena itu, orang yang sudah diselamatkan bisa mengasihi Tuhan dan sesamanya tanpa pamrih karena Tuhan sudah lebih dulu mengasihi.

“Kita tahu, bahwa kita sudah berpindah dari dalam maut ke dalam hidup, yaitu karena kita mengasihi saudara kita. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tetap di dalam maut.” 1 Yohanes 3: 14

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s