“Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” Matius 7: 15

Seorang teman pernah bertanya apakah ada binatang buas seperti serigala, beruang dan harimau di Australia. Saya jawab tidak ada. Karena itu jika kita berjalan melalui hutan di Australia, kita tidak perlu takut diserang binatang pemakan daging seperti itu. Walaupun demikian, hutan rimba Australia bukannya tanpa bahaya. Ular dan laba-laba berbisa bisa saja mengakibatkan kematian manusia. Memang Australia memiliki jenis ular dan laba-laba yang paling berbisa di dunia.
Sekalipun Australia tidak memiliki serigala (wolf) yang bisa mencuri domba, ada binatang yang serupa anjing yang berkeliaran di hutan-hutan tertentu. Binatang itu mirip anjing, tetapi buas. Binatang itu adalah dingo, anjing liar Australia. Diduga dingo berasal dari anjing yang dibawa pelaut dari Asia yang datang ke Australia 4000 tahun yang lalu. Dingo terkadang dilaporkan mencoba menyerang orang yang sedang camping di tempat sepi jika sendirian, tetapi biasanya hewan itu tidak berani menyerang orang dewasa atau orang yang terlihat kuat. Saya sendiri pernah diikuti seekor dingo yang kemudian berbalik arah setelah saya mengambil sebuah carang pohon.
Serigala bukanlah dingo tetapi hewan yang jauh lebih kuat dan lebih buas dari dingo. Serigala juga sering menyerang mangsanya secara beramai-ramai. Serigala adalah binatang yang terlihat culas karena hewan itu sanggup mengeksploitasi kelemahan mangsanya. Karena itu, manusia yang jahat dan culas sering kali dibayangkan seperti seekor serigala. Lebih dari itu, dalam berbagai film khayal sering kali diceritakan adanya orang yang bisa berubah menjadi serigala (wolverine).
Orang yang menjadi serigala sebenarnya bukan hanya dalam khayalan. Ayat di atas menggambarkan adanya orang-orang yang nampaknya saleh dan penuh kasih, dan bahkan muncul sebagai pemimpin rohani yang terpandang. Orang-orang yang sedemikian, tanpa sepengetahuan orang lain bisa menjadi orang-orang yang menghancurkan umat Kristen dan membuat gereja menjadi kacau balau. Sebagai contoh yang paling baru, media mengungkapkan adanya sekte yang menamakan diri sebagai “Gereja Allah yang mahakuasa” (Church of Almighty God). Mereka mengajarkan bahwa pada akhir zaman, manusia akan diadili oleh Tuhan yang menjelma sebagai seorang wanita dari China. Bidat yang dibentuk pada tahun 1990an ini sekarang memiliki ribuan jemaat di dunia, termasuk Australia dan Indonesia.
Apa arti bidat? Istilah bidat acapkali tidak dimengerti orang. Secara singkat dan agar lebih mudah dipahami, bidat tidak lain adalah aliran sesat, yaitu kompok yang menyimpang dari pengajaran-pengajaran pokok iman Kristen. Jadi, aliran sesat atau bidat memiliki doktrin-doktrin utama yang berlawanan dengan iman Kristen.
Bidat, sekte, mazhab, golongan dan pecahan, semuanya merupakan terjemahan dari kata Yunani hairesis, yang sebenarnya berarti pilihan. Tapi bagi penulis-penulis klasik, kata ini bisa menunjuk pada suatu sekolah filsafat yang pengikutnya adalah pribadi-pribadi pilihan. Sejalan dengan itu, PB memakai kata ini dalam arti “golongan”, yang terbentuk atas dorongan kehendak sendiri atau semangat perpecahan.
Ketika golongan-golongan muncul di dalam satu gereja, mereka disebut “bidat” . Dalam 1 Korintus 11:19, Paulus berkata bahwa, walaupun tidak dikehendaki, setidaknya mereka ini memberikan kejelasan siapa orang Kristen yang benar. Perpecahan ini dilihat sebagai perbuatan daging (Galatia 5:20), dan terutama sebagai kekalahan kasih, sehingga seorang bidat, yaitu seseorang yang dengan keras kepala memilih untuk membentuk atau mengikuti kumpulannya sendiri, akan ditolak sesudah dua kali ditegur (Titus 3:10).
Pemakaian kata “bidat” dalam pengertian modern mengenai kekeliruan secara doktrin tercatat dalam 2 Petrus 2:1, termasuk dalamnya penyangkalan akan Juruselamat. Bagaimana kita bisa mengenali suatu ajaran sebagai bidat, atau apakah ciri-ciri dari suatu ajaran sesat? Beberapa tanda dari bidat atau ajaran sesat adalah:
- Ada jalan keselamatan di luar Yesus Kristus (Universalisme, Pluralisme, Postmodernisme, dsb).
- Menolak doktrin Trinitas yaitu adanya satu Tuhan dengan tiga pribadi: Bapa, Anak dan Roh Kudus (Saksi Yehovah, Mormon, Gerakan Nama Suci dll.).
- Menekankan perlunya esktra biblika. Alkitab dipandang tidak cukup sebagai pegangan untuk merumuskan kebenaran iman Kristen sehingga diperlukan kitab-kitab lain selain Alkitab.
- Mengultuskan / mengidolakan seorang atau beberapa pribadi / figur tertentu.
Yesus dalam ayat pembukaan di atas memperingatkan pengikutnya bahwa mereka harus berwaspada karena adanya serigala-serigala yang memangsa domba-domba Allah. Serigala-serigala rohani bukan hanya terjadi pada zaman terbentuknya gereja, tetapi justru banyak muncul di zaman ini. Manusia yang makin jauh dari Tuhan adalah seperti domba yang jauh dari gembalanya, dan karena itu mudah ditipu dan diserang serigala yang buas. Orang-orang yang nampaknya memberitakan Injil, sekarang ini banyak yang melakukannya bukan untuk kemuliaan Tuhan tetapi untuk mencari keuntungan diri sendiri. Orang-orang yang sedemikian berusaha mencari pengikut dengan memakai tipu daya dan dengan memutar-balikkan firman Tuhan.
Kita harus merasa kasihan terhadap mereka yang tersesat. Sebisa- bisanya kita menolong mereka, supaya mereka keluar dari ajaran sesat. Kalaupun sulit, paling tidak kita punya hati yang iba untuk berdoa bagi mereka supaya mereka mau bertobat. Begitu banyaknya aliran sesat dan bidat yang bisa ditemui di zaman ini, sehingga jika orang Kristen tidak rajin mempelajari firman Tuhan mereka akan mudah ikut tersesat. Biarlah kita mau belajar mengenali kebenaran Tuhan setiap hari dan memohon bimbingan Roh Kudus agar kita tetap setia kepada Yesus Kristus Tuhan kita!
Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!” Matius 7: 22 – 23