Antara fanatisme dan ekstrimisme

“Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Wahyu 3: 16

Orang yang benar-benar menyukai suatu jenis olahraga bisa dikatakan fanatik. Mereka sangat antusias tentang hal apa pun yang menyangkut olahraganya. Begitu pula orang bisa menjadi penggemar kelas berat dari jenis film, makanan dan hal-hal lain. Mereka juga bisa disebut kaum fanatik. Kata fanatik sebetulnya bisa mempunyai arti baik – memang kata Latin “fānāticus” berarti “diilhami Tuhan”.

Sayang sekali bahwa kata fanatik sering digunakan untuk menunjuk kepada sesuatu yang ekstrim, lebih dari yang lumrah. Sebagai contoh, Bonek, grup “bondo nekad” penggemar fanatik sepak bola di Indonesia, sering kali terlibat dalam perbuatan-perbuatan yang kurang baik dan bahkan melawan hukum. Dengan demikian, jika kata fanatik masih sering dipakai untuk menunjuk kepada seseorang yang benar-benar bersemangat, sangat berdedikasi dan setia kepada apa yang disukainya, kata ekstrimis merujuk kepada orang sudah melampaui batas-batas kewajaran, etika, dan hukum dalam usaha untuk mendukung apa yang disukainya.

Lalu apakah ada orang Kristen yang fanatik? Ada! Tetapi mungkin tidak seorang pun diantara kita yang mau disebut Kristen fanatik. Kenapa gerangan? Mungkin dari pengalaman kita, orang fanatik adalah orang yang tidak mempunyai toleransi kepada orang lain dan selalu merasa dirinya paling benar. Ini tidak benar. Ini sebenarnya bukan fanatisme tetapi ekstrimisme. Jika fanatisme adalah baik, ekstrimisme cenderung menyebabkan pertikaian dan kekacauan.

Dalam hal ini, Alkitab menjelaskan bahwa orang yang benar-benar cinta kepada Tuhan akan selalu memprioritaskan Tuhan di atas segala-galanya. Mereka akan berjalan dalam terang Tuhan dalam setiap keadaan. Dari hidup mereka jelas terlihat adanya: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu (Galatia 5: 22-23). Menjadi orang yang benar-benar Kristen adalah menjadi orang pengikut Kristus yang fanatik!

Apakah anda sudah menjadi orang Kristen fanatik? Belum? Tidakkah anda ingin menjadi anggota kelompok orang yang benar-benar beriman? Mungkinkah anda hanya ingin menjadi orang Kristen yang “biasa” yang “normal”? Bukan fanatik? Mungkin anda kuatir kalau-kalau anda menjadi pengikut agama yang ekstrim, yang memusuhi orang yang tidak sepaham, yang siap menggunakan kekerasan untuk membuat orang lain tunduk. Tapi pengikut agama Kristen yang ekstrim seperti itu bukanlah pengikut Kristus yang fanatik. Mereka sebenarnya kaum ekstrimis.

Jika dalam fanatisme ada kasih, tetapi dalam ekstrimisme hanya ada kebencian. Pada waktu Yudas datang menjumpai Yesus bersama sepasukan prajurit dan penjaga-penjaga Bait Allah yang disuruh oleh imam-imam kepala dan orang-orang Farisi lengkap dengan lentera, suluh dan senjata, Petrus yang fanatik berubah memjadi Petrus yang ekstrimis. Petrus yang membawa pedang, menghunus pedangnya dan menetakkannya kepada hamba Imam Besar dan memutuskan telinga kanannya. Tetapi, Yesus kepada Petrus: “Sarungkan pedangmu itu; bukankah Aku harus minum cawan yang diberikan Bapa kepada-Ku?” (Yohanes 18: 3-11).

Jika kita ingat bahwa Yesus begitu fanatik dalam pengurbanan-Nya di kayu salib, kita akan sadar bahwa jika Yesus kurang dari fanatik dalam menaati perintah Allah Bapa, kita akan tetap tinggal dalam kebinasaan. Ayat renungan kita dari Wahyu 3:  16 di atas menunjukkan bahwa pengurbanan Kristus menuntut pengabdian umat Kristen kepada Allah secara penuh, secara fanatik. Jika kita hanya menjadi orang Kristen yang suam-suam kuku, menjadi orang yang hanya menyebut dirinya Kristen tetapi tidak menaati firman-Nya, yang masih hidup dalam kepalsuan, kejahatan, dan yang malas untuk berbakti kepada Tuhan bersama saudara seiman dalam kasih, maka kita tidak dapat memperoleh keyakinan yang diisi dengan fanatisme bahwa Kristus hidup dalam diri kita. Hari ini kita diingatkan untuk setia dalam iman kita dan menjadi pengikut Yesus Kristus yang fanatik yang tetap mempunyai kasih kepada sesama kita.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s