“Hindarilah soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Engkau tahu bahwa soal-soal itu menimbulkan pertengkaran, sedangkan seorang hamba Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi harus ramah terhadap semua orang. Ia harus cakap mengajar, sabar dan dengan lemah lembut dapat menuntun orang yang suka melawan, sebab mungkin Tuhan memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat dan memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran” 2 Timotius 2: 23 – 25

Sebagai seorang dosen saya sudah mengajar di Australia sejak lama. Selama itu, saya mempunyai banyak murid yang sekalipun mempunyai sifat yang berbeda-beda, tetap mempunyai rasa hormat kepada dosennya. Walaupun demikian, saya dapat merasakan adanya perubahan sikap murid terhadap dosen-dosen mereka sejak pemerintah pada tahun 1989 mengharuskan semua mahasiswa membayar sebagian biaya pendidikan universitas mereka. Jika dulu para murid mau memperhatikan pendapat dosen mereka, di zaman ini mereka justru sering menuntut dosen untuk mendengarkan suara mereka. Dengan keadaan ini, untuk bisa menjadi dosen yang baik, orang haruslah mau terus-menerus belajar cara untuk mengajar murid secara efektif.
Dalam kehidupan bergereja, suasana tentunya berbeda dengan universitas. Pada umumnya jemaat menghormati para pemimpin gereja, penatua dan pendeta. Walaupun demikian, dengan perubahan sosial, hukum, teknologi dan pendidikan, para pemimpin gereja sekarang sering juga harus menghadapi berbagai komentar, kritik dan bahkan tantangan yang berasal dari jemaat atau orang Kristen yang lain. Perdebatan dan pertengkaran sering terjadi di antara umat Kristen baik dalam soal organisasi maupun teologi, baik secara langsung atau melalui media.
Menjadi hamba Tuhan dan pimpinan gereja mungkin tidaklah semudah 50 tahun yang lalu. Tetapi pada zaman rasul-rasul keadaan gereja bukannya serba tenang dan tenteram. Justru pada saat itu gereja baru mulai tumbuh dan karena itu berbagai masalah internal dan eksternal sering menyebabkan ketegangan dan pertengkaran. Peraturan gerejani dan organisasi pada waktu itu masih sangat minim, dan masyarakat tentunya masih bergumul dalam hal etika dan hukum. Walaupun demikian, Paulus dalam suratnya kepada Timotius menjelaskan beberapa prinsip kehidupan dan kelakuan yang masih relevan hingga sekarang.
Apa yang ditulis Paulus adalah cocok untuk diperhatikan dan dilaksanakan oleh setiap umat Kristen, terutama para pemimpin jemaat. Paulus menasihati kita untuk menghindari perdebatan tentang soal-soal yang dicari-cari, yang bodoh dan tidak layak. Semua orang tentunya tahu bahwa soal-soal itu cenderung menimbulkan pertengkaran. Kita sebagai pengikut Tuhan tidak boleh bertengkar, tetapi sebaliknya harus ramah terhadap semua orang.
Salah satu hal yang menimbulkan perdebatan adalah keyakinan yang diperoleh melalui pendalaman teologi. Teologi adalah ilmu yang mempelajari segi-segi ketuhanan, tetapi ini belum tentu bersangkutan dengan iman Kristen. Apa yang berguna untuk mendalami firman Tuhan dalam Alkitab adalah teologi Kristen. Ada banyak pandangan teologi Kristen yang menyebabkan timbulnya berbagai aliran gereja. Tidak mengherankan bahwa sering terjadi adanya perdebatan antar umat Tuhan yang berbeda teologi. Perbedaan ini bukan hanya terjadi antar aliran gereja, tetapi juga antar pengikut satu gereja, karena setiap orang yang belajar teologi agaknya mempunyai pengertian yang, sedikit atau banyak, berbeda dengan yang lain. Untunglah, teologi bukanlah apa yang menyelamatkan kita.
Bagaimana kita harus menghadapi mereka yang gemar mendebat firman Tuhan? Kita harus mampu mengajar dengan sabar dan dengan lemah lembut dan dapat menuntun orang yang belum percaya, sebab mungkin Tuhan masih memberikan kesempatan kepada mereka untuk bertobat. Kita harus memimpin mereka sehingga mereka mengenal kebenaran. Di lain pihak, jika kita menghadapi mereka yang sudah percaya, tetapi belum tumbuh dalam iman dan pengertian, biarlah kita menjadi guru yang baik yang bisa memberi contoh yang baik melalui cara hidup kita. Biarlah firman Tuhan hari ini memberi kita insentif untuk bisa menjadi terang dunia!