Arti mengabarkan Injil

“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” Matius 28: 19

Amanat Agung yang tertulis dalam ayat diatas pasti pernah dibaca semua orang Kristen. Istilah “the Great Commission” ini mungkin diperkenalkan oleh seorang penginjil asal Austria, Justinian von Welz (1621–88), dan dipopulerkan oleh Hudson Taylor, hampir 200 tahun sesudahnya.

Dalam ayat diatas, Yesus memberi perintah agar semua bangsa dijadikan murid-Nya. Apa sebenarnya maksud Yesus? Apakah Ia memerintahkan kita untuk mengkristenkan semua manusia di dunia?

Istilah “kristenisasi” adalah istilah yang sensitip bagi orang-orang yang bukan Kristen. Sejarah menunjukkan bahwa berbagai negara pernah mengalami peristiwa buruk ketika agama Kristen mulai diperkenalkan kepada masyarakat. Berbagai cara penginjilan dipakai, termasuk cara-cara yang tidak baik. Di zaman ini, istilah ini sering menimbulkan ketegangan antar agama. Bagaimana sebenarnya posisi kita dalam hal mengabarkan injil?

Kita sendiri tidak dapat membuat orang lain menjadi murid Tuhan. Yang dapat kita lakukan adalah mengabarkan Injil dan hidup menurut perintah Tuhan agar orang disekitar kita bisa melihat kasih Tuhan. Penginjilan bisa dan harus kita lakukan, tetapi hanya Tuhan yang bisa “mengkristenkan” seseorang.

Tugas umat Kristen dalam memenuhi Amanat Agung bukanlah memaksa orang untuk menjadi Kristen dan bukan juga untuk membujuk mereka untuk mau ke gereja kita, tetapi untuk membagikan kabar baik dan berkat Tuhan kepada mereka yang hidup dalam kekeringan jasmani dan rohani, sehingga dengan bimbingan Roh Kudus mereka mau untuk menjawab “ya”.

Makna Amanat Agung yang memberi kita pengertian bahwa:

  • Yesus sudah mati untuk memungkinkan semua orang yang percaya untuk menemukan jalan keselamatan. Karena itu kabar baik harus disebarkan ke seluruh bangsa.
  • Panggilan untuk menginjil ini bukan berarti hanya untuk memberitakan kabar baik, tetapi juga untuk bisa menolong banyak orang agar mau percaya dan diselamatkan.
  • Amanat Agung bukan perintah untuk membawa semua orang di dunia untuk masuk ke surga. Tidak semua yang menerima undangan kasih akan mau atau bisa menerimanya. Tetapi undangan ini harus diberitakan ke seluruh bangsa.
  • Tuhan memberi kesempatan dan kemampuan untuk kita melayani Dia dan menyerahkan hidup kita untuk maksud pelebaran kerajaan-Nya. Setiap orang harus mau mengambil keputusan untuk menerima panggilan-Nya jika Roh-Nya sudah bekerja dalam hati mereka.
  • Kita memerlukan petunjuk-Nya untuk menentukan saat dan tujuan kita dalam mengabarkan injil. Tugas ini bukan untuk membuat kekacauan dalam masyarakat atau gereja. Sebaliknya, itu adalah tugas dalam kasih, untuk memberitakan Injil kabar baik kepada mereka yang belum pernah mendengar atau menahami Injil.
  • Dalam menjalankan Amanat Agung kita harus bersandar kepada Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh mengutamakan keberhasilan kita atau menguatirkan kegagalan. Kita tidak boleh menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan.
  • Tuhan yang bekerja untuk membuka hati dan pikiran orang-orang yang kita injili. Kita sendiri tidak dapat membuat orang percaya. Tuhan saja yang bisa mempengaruhi mereka untuk bertobat dan menerima anugerah keselamatan. Kita hanya dapat berdoa agar Tuhan menunjukkan kasih-Nya kepada banyak orang.

Pagi ini, kita mendengar Amanat Agung dari Tuhan untuk menginjil. Biarlah kita percaya bahwa Tuhan sudah memberi setiap anak-Nya kemampuan untuk melaksanakannya. Apa yang kita perlukan hanyalah kemauan untuk menjalankan amanat itu dengan benar.

“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.” Kisah 1: 8

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s