Apakah Tuhan penyebab dosa?

“Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat.” 2 Korintus 5: 10

Dosa. Kejahatan. Melawan kehendak Tuhan. Apakah Tuhan berdaulat jika manusia mampu melakukan apa yang bertentangan dengan kehendak-Nya? Di satu sisi adalah mereka yang akan menyangkal kemungkinan itu. Mereka akan mengatakan bahwa kedaulatan Tuhan entah bagaimana berkurang jika Dia tidak memiliki kendali penuh atas segala sesuatu yang terjadi. Semuanya harus terjadi sesuai dengan apa yang telah Dia rencanakan. Apa yang terjadi di dunia, baik hal yang kecil maupun besar, semuanya sudah ditetapkan-Nya dari awalnya, dan itu termasuk dosa Adam dan Hawa.

Bagi sebagian orang Kristen, memang setiap gerakan makhluk dan kejadian di dunia merupakan bagian dari rantai penetapan Tuhan yang tidak bisa putus agar tujuan-Nya tercapai. Alkitab dari awalnya menggambarkan dunia yang memberontak melawan pencipta-Nya. Itu tampaknya bertentangan dengan Tuhan yang memegang kendali penuh. Tetapi, mereka yang memberontak melakukannya karena itu adalah kehendak Tuhan bagi mereka agar rencana-Nya tercapai. Tuhan sudah menetapkan segala sesuatu, apa yang baik dan apa yang jahat.

Di sisi lain adalah mereka yang akan memahami bahwa Tuhan, dalam kedaulatan-Nya, telah memberikan sejumlah otonomi kepada umat manusia. “Kehendak bebas” ini memungkinkan umat manusia, untuk memilih apa yang bertentangan dengan kehendak Tuhan yang sudah dinyatakan. Bukannya Tuhan tidak berdaya untuk menghentikan mereka. Sebaliknya dia telah memberi kita izin untuk bertindak seperti yang kita inginkan. Namun, meskipun kita mungkin melakukan hal-hal yang bertentangan dengan firman Tuhan, tujuan-Nya dalam penciptaan akan tetap tercapai. Tidak ada yang bisa kita lakukan yang akan menggagalkan tujuan-Nya.

Di seluruh Alkitab kita menemukan orang-orang yang bertindak bertentangan dengan instruksi yang diberikan Tuhan kepada mereka. Alkitab bahkan melangkah lebih jauh dengan mengklaim bahwa tidak ada seorang pun, selain Yesus, yang baik, yang melakukan apa yang dikehendaki Allah (Roma 3:10-20). Selain itu, kita tahu bahwa iblis bekerja untuk menggagalkan rencana Tuhan sejak sebelum dunia diciptakan. Jika Tuhan benar-benar mahakuasa dan mahatahu, semua hal yang nampaknya bertentangan dengan kehendak-Nya adalah hal-hal yang kecil bagi-Nya, yang sudah diketahui-Nya sejak awal, dan yang tidak mengganggu rencana-Nya. Malahan, Ia bisa memakai hal-hal yang nampaknya jahat untuk mencapai maksud dan rencana-Nya.

Sebagai orang percaya, kita tentunya yakin bahwa keselamatan kita datang dari Tuhan. Karena semua orang sudah berdosa, tidak ada seorang pun yang bisa menyelamatkan dirinya dari murka Tuhan. Hanya karena kasih Tuhan yang mau mengurbankan Yesus Kristus, mereka yang percaya akan diselamatkan. Itu bukan karena perbuatan kita, tetapi semata-mata karunia-Nya yang memilih siapa pun yang dikendaki-Nya. Lalu, apakah setiap orang mengaku percaya kepada Tuhan akan diselamatkan? Jawabnya sudah pasti: Tidak. Tuhan tidak akan memilih mereka yang mau tetap hidup dalam dosa, yaitu mereka yang tidak mau sama sekali melaksanakan, atau berusaha menaati, firman Tuhan.

Salah satu contoh dari Alkitab yang culup terkenal adalah sikap Firaun ketika Tuhan melalui Musa meminta agar bani Israel dibebaskan dari perbudakan dan pergi meninggalkan tanah Mesir. Firaun berulang kali menolak permintaan ini, dan Tuhan tidak memaksa Firaun untuk tunduk kepada-Nya. Tuhan mengeraskan hati Firaun. Ia membiarkan Firaun bertekun dalam dosanya. Apakah Tuhan yang menyebabkan Firaun menentang Dia? Memang ada ayat yang menyatakan bahwa Tuhan mengeraskan hati Firaun.

Ketika kita berbicara tentang pengerasan, kita harus membedakan antara pengerasan aktif dan pengerasan pasif, atau apa yang kita sebut pengerasan langsung atau pengerasan tidak langsung. Ada dua cara agar Allah mengeraskan hati Firaun. Salah satunya adalah Dia bisa mengganggu kehidupan Firaun, dan secara aktif menciptakan kejahatan di hati Firaun. Agar Tuhan dapat mencapai tujuan-Nya, Dia dapat memaksa Firaun untuk berdosa. Tetapi jika Dia melakukan itu, lalu untuk apa? Bagaimana mungkin Tuhan, jika Dia adil dan benar, memaksa Firaun berbuat dosa dan kemudian menghukumnya karena dosa itu? Itu akan membuat Allah sebagai pencipta dosa, yang secara alkitabiah merupakan hal yang salah.

Ada cara lain agar Firaun bisa mengeraskan hatinya. Ingatlah bahwa Firaun adalah orang berdosa, dan kita semua adalah orang berdosa. Tetapi seperti kita yang memiliki dosa, sampai taraf tertentu, kita bisa dikendalikan oleh adanya hal-hal atau orang-orang yang di sekitar kita, yang melalui kasih Tuhan, bisa mencegah kita untuk tidak benar-benar jahat. Ketika manusia mencapai tingkat kekuasaan sedemikian rupa seperti Firaun sehingga mereka berada di luar batas pengekangan normal, kemampuan mereka untuk berbuat dosa meningkat secara bebas. Itu juga yang terjadi dengan banyak pemimpin dunia sesudah Firaun, termasuk Hitler.

Satu-satunya hal yang bisa menjaga Firaun agar tidak sepenuhnya jahat adalah kuasa Allah yang menahan. Jelas bukan pemerintah Mesir yang menahannya. Hanya pengekangan Tuhan yang bisa menjaga Firaun agar tidak menjadi lebih jahat dari yang sebenarnya. Jika Tuhan ingin mengeraskan hati Firaun, apakah Tuhan harus menciptakan kejahatan baru untuk Firaun? Tidak. Yang harus Dia lakukan adalah melepaskan tangan-Nya dan memberi Firaun semua ruang yang dia butuhkan, alias semua “kehendak bebas”. Dalam kisah ini, Firaun mengeraskan hatinya sendiri. Yang Tuhan lakukan hanyalah melepas tangan pengekangan dosa Firaun, jadi Firaun bertanggung jawab atas pengerasan hatinya. Begitulah hati Firaun mengeras, yang dengan sendirinya membenarkan penghakiman Ilahi yang adil atas dirinya.

Injil melakukan hal yang sama dalam kehidupan mereka yang tidak terpilih. Semakin banyak orang mendengar Injil dan dengan bebas menolaknya, semakin keras hati mereka. Jadi kita melihat bahwa, dalam skema ini, dalam konsep pemilihan, semua orang telah jatuh, dan semua orang adalah jahat. Orang Kristen yang pernah melakukannya disadarkan bahwa itu dosa, dan kemudian bertobat melalui kasih Tuhan. Tetapi sebagian berpikir bahwa jika mereka sudah dipilih oleh Tuhan mahakuasa, tentu akan selamat, sekalipun tetap hidup dalam dosa. Bagaimana mereka tahu bahwa Tuhan sudah memilih mereka, tentunya adalah satu tanda tanya.

Pagi ini kita diingatkan bahwa Tuhan bukan penyebab dosa kita. Sebaliknya, Tuhan adalah penyebab kesadaran dan pertobatan kita. Mungkin kita sudah lama melakukan dosa-dosa tertentu, dan semakin lama semakin terbiasa hidup kita dalam dosa itu. Pengerasan hati mungkin sudah terjadi, karena kita mungkin merasa acuh tak acuh atau santai dengan adanya hal-hal yang bertentangan dengan kehendak Tuhan itu. Firman Tuhan menyatakan bahwa kesabaran Tuhan ada batasnya, dan kita bertanggung jawab atas apa yang kita lakukan selama hidup di dunia.

Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan. Kisah Para Rasul 3:19

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s