Tanggung jawab kita tidak hilang setelah diselamatkan

“Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.” Roma 14: 12

Sebagai orang percaya, kita yakin bahwa Tuhan berdaulat atas segala ciptaan-Nya, dan karena itu tidak ada satu makhluk pun yang bisa mempengaruhi-Nya. Tuhan sudah mempunyai rencana untuk seluruh jagad raya dan isinya, dan itu termasuk rencana untuk setiap manusia. Setiap manusia sudah ditetapkan-Nya untuk berada dalam lingkungan tertentu dan menerima apa yang sudah ditentukan-Nya dalam hidupnya. Tetapi itu bukan berarti bahwa manusia tidak mempunyai peran apa pun dalam hidupnya, karena Tuhan juga sudah menetapkan tugas dan peranan masing-masing. Itu berarti bahwa Tuhan 100% berdaulat, dan manusia 100% bertanggung jawab atas hidupnya.

Apa arti “manusia 100% bertanggungjawab”? Sebagian orang menafsirkannya sebagai suatu kemampuan yang sepenuhnya untuk mempertangungjawabkan hidup dan perbuatan mereka. Tetapi, sebagian lagi mengartilannya sebagai suatu keharusan yang sepenuhnya untuk mempertangungjawabkan hidup dan perbuatan mereka. Alkitab hanya memberi satu jawaban yang benar. Berdasarkan ayat di atas, setiap manusia, Kristen maupun bukan Kristen, harus memberi pertanggungan jawab kepada Tuhan tentang dirinya. Sekalipun manusia tidak mempunyai kemampuan untuk mempertanggungjawabkan hidupnya dengan sepenuhnya kepada Tuhan, Tuhan tetap menuntut setiap manusia untuk bertanggung jawab kepada-Nya.

Bagi sebagian orang, ayat di atas agaknya bernada “kurang adil”. Bagaimana Tuhan yang mahasuci mengharapkan manusia untuk memberi pertanggungan jawab kepada Dia yang mahasempurna? Sudah tentu manusia mana pun tidak ada yang bisa memenuhi syarat kebenaran Tuhan! Setiap manusia sudah berdosa dihadapan Tuhan dan sebenarnya harus binasa karena tidak dapat mempertanggungjawabkan hidupnya sesuai dengan standar kebenaran Tuhan. Tuhan agaknya adalah Tuhan yang kejam, yang menuntut apa yang tidak bisa dilakukan manusia.

Sebenarnya apa yang dituntut Tuhan dari manusia? Tuhan menuntut kita mengakui kedaulatan Tuhan dan tuntutan-Nya agar kita mau bertanggung jawab atas hidup kita. Sebagai anak yang hilang, kita yang mau mengakui kesalahan dan dosa kita dapat kembali menjumpai Allah Bapa dan memohon pengampunan-Nya atas hidup kita yang penuh dosa. Kita harus mau mempertanggungjawabkan dosa kita dan mengaku dosa setiap hari seperti anak yang hilang:

“Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa” Lukas 15:21

Setiap orang dituntut untuk memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah, begitu bunyi ayat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada jemaat Kristen di Roma. Kepada mereka yang sudah dilahirkan kembali, kepada mereka yang sudah disadarkan akan jalan yang benar. Tidak ada alasan bagi umat Kristen untuk menolak bertanggung jawab, apalagi dengan alasan bahwa Tuhan sudah menetapkan segala yang terjadi dalam hidup mereka. Tidak juga kita bisa menolak untuk hidup bertanggung jawab karena Yesus sudah menebus dosa-dosa kita. Dengan demikian, setiap manusia, harus 100% bertanggung jawab atas hidupnya yang berada dalam rancangan Tuhan.

Ada banyak orang Kristen yang tidak pernah bertumbuh secara rohani. Merka memilih untuk tetap hidup sebagai anak yang hilang. Tahun demi tahun lewat, tetapi mereka tetap hidup seperti orang yang belum dewasa secara iman. Mereka mengaku Kristen karena ke gereja atau sesekali membaca Alkitab, tetapi tidak hidup menurut firman-Nya. Baik dalam kelakuan, perkataan, pikiran , dan perbuatan, mereka hampir tidak dapat dibedakan dengan mereka yang tidak mengenal Kristus.

Ada pula orang Kristen yang masih mementingkan kesuksesan duniawi dan kecewa atau kuatir jika hidup tidak berjalan seperti yang dikehendaki. Ada juga yang selalu mengejar keuntungan dan kenikmatan dengan menghalalkan segala cara. Dan bahkan ada juga orang yang menggunakan firman Tuhan untuk mencari keuntungan pribadi. Semua itu menunjukkan hidup yang belum sepenuhnya dipakai untuk memuliakan Tuhan. Hidup liar tanpa tanggung jawab kepada Tuhan.

Hidup yang bertanggung jawab adalah hidup yang menghindari dosa dan mengejar hal-hal seperti kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, dan penguasaan diri (Galatia 5: 22-23). Hidup yang benar adalah tentang membuat pilihan, untuk mengejar kehendak Tuhan dan kehidupan iman setiap hari. Ini adalah keputusan kita untuk taat kepada pimpinan Roh Kudus dalam melawan godaan dan faktor-faktor yang menjauhkan diri kita dari Tuhan, dan sebaliknya bersandar kepada Dia sepenuhnya.

Kita tidak dapat menolak untuk bertanggung jawab dengan alasan bahwa Tuhan sudah menentukan segalanya. Kita juga tidak dapat menuduh Tuhan berlaku tidak adil dengan memberikan apa yang tidak seindah atau sebesar apa yang diberikan Tuhan atas orang lain. Tetapi setiap manusia bertanggung jawab atas setiap karunia Tuhan yang sudah diterimanya. Dalam hal ini, manusia hanya bisa hidup bertanggung jawab melalui kemampuan yang sudah diberikan Tuhan kepada setiap orang percaya. Sebagai orang Kristen, kita tidak mau mengingkari tanggung jawab kita seperti apa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa ditaman Eden.

Manusia itu menjawab: ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” Kemudian berfirmanlah TUHAN Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?” Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.” Kejadian 3: 12-13

Hari ini, jika kita ingat bahwa hidup di dunia adalah sementara, dan itu jauh lebih singkat dari hidup yang akan kita jalani bersama Yesus di surga, baiklah kita sadar bahwa kita harus mati-matian memilih cara hidup yang baik selama di dunia. Mengapa demikian? Karena Tuhan sudah mengampuni kita, kita harus menyatakan rasa syukur kita dalam kesetiaan dalam iman. Bukan justru merasa bahwa kita tidak perlu lagi bekerja keras karena sudah dipilih untuk diselamatkan. Paulus merujuk pertandingan yang baik dalam 2 Timotius 4:7 di mana dia berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.” Dengan demikian, patutlah kita meniru Paulus dengan tetap beriman, tetap setia dan tetapl berjuang memuliakan nama-Nya selama kita hidup.

Tuhan menentukan semua rencana-Nya, tetapi adanya manusia yang bertanggung jawab adalah bagian dari penetapan-Nya. Setiap orang sudah diberikan kebebasan oleh Tuhan untuk memilih jalan dan cara hidupnya. Firman Tuhan berkata bahwa setiap orang hatus memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah!

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s