Di dunia ada dua jenis kebebasan dan dua jenis perhambaan

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. Roma 12: 2

Adalah menarik jika kita meneliti reaksi manusia terhadap bertambahnya umur. Pada waktu masih kecil seorang anak mungkin berharap akan cepat datangnya kedewasaan, karena dengan itu datang “kebebasan”. Walaupun demikian, orang dewasa sering membayangkan betapa enaknya mereka yang masih anak-anak, karena mereka tidak perlu memikirkan berbagai tanggung jawab kehidupan.

Reaksi manusia terhadap proses kedewasaan tentunya berbeda-beda. Mungkin saja ada orang yang puas dengan cara hidupnya atau yang ingin tetap berada dalam umur yang sekarang. Tetapi mereka yang realistis tentunya sadar bahwa bertambahnya umur adalah salah satu tanda yang mengingatkan bahwa dalam hidup ini kita harus mengalami perubahan hidup, baik mengenai apa yang diingini maupun apa yang harus dihindari.

Jika pada waktu muda bertambahnya umur diharapkan bisa memberi kebebasan dan kesempatan untuk menikmati apa yang diinginkan, perubahan yang terjadi setelah dewasa dan berumahtangga pada umumnya bertalian dengan munculnya tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan. Walaupun demikian, mungkin jarang orang yang memikirkan bahwa dengan bertambahnya umur, hidup kerohanian juga harus berubah untuk bisa makin sesuai dengan kehendak Tuhan.

Sebelum orang menjadi Kristen, kebebasan itu sebenarnya ada untuk melakukan apa yang disenangi, tetapi itu selalu ternoda dosa karena hanya untuk memenuhi keinginan sendiri. Tetapi, sesudah lahir baru, orang Kristen seharusnya berubah dari hamba dosa kemudian menjadi hamba Kristus. Apakah dengan demikian ia menjadi tidak bebas? Tentu tidak! Orang Kristen justru bebas dari pengaruh dosa dan dengan demikian bisa menggunakan pikiran dan hati yang bebas itu untuk bisa melihat dan melakukan apa yang harus kita lakukan sebagai umat Tuhan.

“Kamu telah dimerdekakan dari dosa dan menjadi hamba kebenaran.” Roma 6: 18

Ayat pembukaan di atas mengingatkan kita bahwa pada masa lalu kita mungkin sudah membiarkan hidup kita jatuh ke dalam kecemaran dan kedurhakaan. Sebaliknya, setelah menjadi umat Tuhan, kita seharusnya memakai akal budi kita untuk memakai hidup kita untuk menjadi hamba kebenaran yang membuat kita makin menyerupai Kristus.

Sebelum kita lahir baru, kita merasa bebas tetapi sebenarnya terikat pada dosa. Sesudah lahir baru, kita benar-benar bebas, tetapi justru mau mengunakan kebebasan itu untuk menjalani hidup yang berbeda dengan kehidupan duniawi. Kita berubah oleh pembaharuan budi yang dikerjakan oleh Roh Kudus sehingga kita dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Bagi banyak orang, kewajiban ini adalah sesuatu yang sering dilupakan, sehingga kurang ada kemauan untuk berubah dengan kebebasan yang sudah Tuhan berikan. Itulah sebabnya banyak orang Kristen yang tidak pernah mengalami perubahan cara hidup. Tidak pernah menjadi dewasa secara rohani. Paulus memperingatkan jemaat di Roma tentang hal ini: bahwa mereka harus menggunakan kebebasan mereka untuk melakukan apa yang harus dilaksanakan sesuai dengan apa yang dikehendaki Tuhan.

Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.” Roma 6: 19

Pagi ini kita diingatkan bahwa di dunia ini ada dua macam kebebasan dan dua macam perhambaan. Bagi mereka yang bukan orang Kristen sejati, kebebasan masih ada untuk melakukan apa yang jahat di mata Tuhan. Tetapi, mereka yang benar-benar beriman, kebebasan sekarang ada untuk melakukan apa yang baik dan apa yang harus dilaksanankan sesuai dengan firman-Nya. Sebelum menjadi umat Tuhan kita merasa bebas tetapi memperhambakan diri kita kepada dosa; tetapi, sesudah menjadi orang percaya, kita benar-benar bebas untuk mau memperhambakan dri kita kepada Tuhan yang sudah memilih kita untuk diselamatkan.

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s